PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Mahasiswa yang tergabung dalam Gempar terus bergerak menuntut transparansi dan kejujuran terhadap pelaksanaan proses lelang pengadaan proyek di lingkungan Pemprov Riau. Tak hanya mendatangi Kejati Riau, Kamis (8/10/2015), mereka juga melakukan orasi dan salat jenazah di depan pintu masuk kantor Gubernur Riau.
''Salat jenazah ini sebagai simbol perlawanan kami dan sebagai tanda dari matinya kejujuran pemimpin di Riau,''ungkap Rahmat, mahasiswa Universitas Islam Riau ini yang juga menjadi imam dalam salat itu.
Sebelumnya, dalam aksi di Kejati Riau, massa Gempar sempat melontarkan beberapa kali nada kekecewaan mereka terhadap respon yang dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi Riau dalam mengusut dugaan kecurangan dalam pelaksanaan proses lelang proyek di lingkungan Pemprov Riau.
Mahasiswa bahkan men-deadline Kejati Riau akan meneruskan laporan yang mereka sampaikan kepada Kejagung RI bila dalam sepekan setelah aksi yang mereka lakukan, tidak ada tindaklanjut secara hukum.
"Kami ingatkan, jika dalam seminggu tidak ada proses, kita akan sampaikan kepada Kejagung RI untuk mencopot para petinggi Kejati Riau karena diduga ikut berkomplot dengan keluarga besar Andi Rachman yang mafia," ancam Dodi dalam orasinya sebagaimana dihimpun dari riauonline.
Koordinator Umum Gempar, Dodi, sebelumnya telah mengancam pihak Kejati. Kepada Asisten Intel Kejati, Denny yang menerima massa aksi, ia menuntut segera mengusut laporan korupsi Plt Gubernur yang telah mereka masukkan dengan tenggat waktu sepekan. Mereka bahkan menyebutkan beberapa naka anggota keluarga Plt. Gubernur Riau Andi Rachman yang diduga terlibat dalam lelang proyek pengadaan di lingkungan Pemprov Riau.
"Kami juga minta diselidiki, kebenaran tentang komitmen sebesar 10 persen dari proyek lelang yang konon diserahkan kepada mereka (keluarga Andi Rachman,red), teriak Erlangga, Koordinator Simpul Massa UIN Suska Riau.(R01)
Listrik Indonesia
