Ini Kronologis Versi Bea Cukai Terkait Kematian Budiyanto Dalam Penegahan Bawang Merah Ilegal

Ini Kronologis Versi Bea Cukai Terkait Kematian Budiyanto Dalam Penegahan Bawang Merah Ilegal
Warga melihat jenazah Budiyanto saat ditemukan beberapa waktu lalu.
 
BENGKALIS (RIAUSKY.COM)- Budiyanto alias Debot warga Jangkang kecamatan Bantan ditemukan tewas oleh nelayan setelah sempat dikabar hilang selama 5 hari sejak Jum'at , 16 September 2016 diperairan Muntai. Almarhum Debot ditemukan tersangkut pada jaring nelayan diperairan parit 2 desa Pambang Kecamatan Bantan, Senin (20/9) petang.
 
Korban ditemukan dengan jasad yang sudah tidak utuh lagi. Korban Debot sebelumnya, melakukan pelayaran dari Malaysia ke Bengkalis mengenakan kapal KM Nabila 2 bermuatan bawang merah bersama 2 rekannya ER (32) dan SI (20 yang kini ditahan pihak Bea Cukai Tanjung Balai Karimun. 
 
Muatan bawang tersebut ternyata berujung maut terhadap Budiyanto alias Debot. Sampai diperairan Muntai, mereka dihadang oleh petugas Bea Cukai, diduga tak mau ditangkap, Debot nekad terjun kelaut.
 
Namun Ironisnya, pihak Bea dan Cukai Tanjung Balai Karimun tidak berinsiatif berusaha menemukan Debot yang nekad terjun termasuk tidak melakukan koordinasi dengan Kepolisian di Bengkalis terkait musibah tersebut.
 
Pelaksana  Bidang Penindakan dan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tanjung Balai Karimun Dwi Saputra sebagaimana dilansir dari Bengkalisone membenarkan peristiwa penghadapan petugas dan penegahan terhadap Kapal yang dikendaraai Debot bersama rekannya. Menurut dia, peristiwa penegahan tersebut terjadi tepatnya di wilyah perairan tanjung parit, KM Nabila 2 diduga melakukan pelanggaran kepabeanan dengan membawa bawang merah asal Malaysia.
 
Bermula dari kecurigaan terhadap kapal, imbuhnya, petugas melakukan penegahan yang diwarnai aksi kejar mengejar.
 
"Ketika posisi kapal Bea Cukai sandar di sebelah KM Nabila, petugas Bea Cukai langsung melompat ke kapal mereka dengan tujuan bisa menguasai kapal tersebut. Ya pas petugas kita satu orang melompat ke kapal, maka satu orang dari 3 orang tersebut langsung melompat ke laut, sementara Kapal mereka kabur dengan membawa satu petugas kita,"jelas Dwi saputra.
 
Dwi berkilah, melihat ada seseorang terjun, kapal patroli Bea dan Cukai berhenti di lokasi tersebut dan melakukan pencarian namun tidak ditemukan. Akhirnya tim memutuskan kembali mengejar KM Nabila.
 
"Memang ketika itu petugas memikir bahwa di dalam kapal KM Nabila tersebut ada 1 orang petugas, khawatir akan terjadi sesuatu maka diputuskan untuk mengejar KM Nabila,"imbuhnya.
 
Disinggung apakah ada koordinasi dengan jajaran Kepolisian terkait Debot yang nekad terjun, Pelaksana  Bidang Penindakan dan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tanjung Balai Karimun Dwi Saputra terkesan ragu-ragu menjawab."Memang seharusnya dilakukan, terutama komandan pasukannya," pungkasnya.(R01/i)

Listrik Indonesia

#Kecelakaan kapal

Index

Berita Lainnya

Index