Pekan Olahraga Nasional (PON)

Tolok Ukur dan Upaya Meningkatkan Prestasi dan Kualitas Olahraga Riau

Tolok Ukur dan Upaya Meningkatkan Prestasi dan Kualitas Olahraga Riau
Gubriberfoto bersama para atelt di Jawa barat.
 
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Olahraga tidak hanya bicara soal sarana dan prasarana, namun juga soal prestasi, tapi untuk menggapai hasil yang baik tentu dibutuhkan dukungan sarana dan prasaran yang baik juga tentunya.
 
Hal inilah yang kemudian menjadi dasar bagi Pemerintah Provinsi Riau yang terus bekerja keras melakukan pembangunan di segala bidang, termasuk olahraga. 
 
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman punya keyakinan atlet Riau punya potensi yang besar untuk bisa berprestasi, baik itu dalam berbagai kejuaraan daerah maupun dalam ajang olahraga multievent seperti Pekan Olahraga Nasional (PON).
 
Andi Rahman mengatakan, tentunya masyarakat berharap para atlet Riau terus dapat mempertahankan prestasi tertinggi seperti yang pernah diukir dalam PON 2012 lalu dimana saat ini Riau mampu berjaya, tidak hanya sebagai tuan rumah namun juga sebagai peserta.
 
Menurutnya, peran KONI adalah melakukan pembinaan kepada para atlet berdasarkan kategori serta pemberian dana khusus, berdasarkan peluang sang atlet untuk meraih medali di PON sebagai target tertinggi.
 
Berdasarkan kategori inilah besaran dana pembinaan khusus yang diterima atlet. Namun selain dana pembinaan khusus, ada dana lain yang juga akan didapat para atlet. Besaran dana ini juga berdasarkan kategori tersebut. Sedangkan untuk klasifikasi atlet sudah dilakukan bidang pembinaan prestasi KONI Riau.
 
Gubri H Arsyadjuliandi Rachman didampingi Sekda Prov Riau H Ahmad Hijazi, Ketua Koni Riau dan Pejabat Terkait foto bersama Kontingen PON XIX Prov Riau di Kantor Gubernur
 
Untuk membangkitkan semangat para atlet di ajang PON, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman juga menjanjikan bonus bagi Atlet yang berprestasi dan mampu meraih medali.
 
Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman berjanji akan terus memberikan dukungan maupun doa, Andi berharap kedatangannya langsung ke Jabar dapat membangkitkan semangat 336 atlet Riau yang tengah berjuang mengukir prestasi. Untuk saat ini atlet Riau termasuk 10 besar perolehan medali di PON Bandung Jawa Barat.
 
Melalui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau telah bertekad untuk tidak lagi mempergunakan atlet dari luar daerah untuk memabawa nama harum Riau di ajang nasional, termasuk di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat.
 
Ketua KONI Riau, Emrizal Pakis mengaku dalam PON 2016, Riau hanya menggunakan para atlet asli Riau hasil binaan sendiri. "Jadi kita tidak akan menggunakan atlet dari luar," ujarnya.
 
Pembinaan para atlet, tambah Emrizal terus dilakukan sejak jauh hari sebelumnya. "Usai PON 2012 lalu kita telah mencari bibit-bibit olahraga dan melakukan pembinaan-pembinaan terhadap mereka," ungkapnya.
 
Untuk itu sejak awal para atlet Riau telah mendapatkan pembinaan secara intensif di beberapa lembaga pembinaan olahraga, seperti di PPLP, PPLM, dan SMA Olahraga. Selain itu masing-masing cabang olahraga untuk melakukan pembinaan.
 
Menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Riau, Eddie Yusti, prestasi Riau pada PON kali ini merupakan kemajuan dari apa yang diperoleh pada PON 4 tahun lalu.
 
Dijelaskan Eddie Yusti, keberhasilan Riau pada PON 2016 ini kedepannya akan tetap dievaluasi untuk pelaksanaan PON pada tahun 2020 di Provinsi Papua. Menurutnya untuk terus meningkatkan kualitas dan mutu olahraga Riau dalam rangka PON, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan selalu memperhatikan dan memenuhi beberapa indikator yang dianggapnya penting terkait peningkatkan mutu.
 
Gubri Serahkan Bendera Kontingen Riau Kepada ketua KONI Riau saat Melepas Kontingen PON XIX Provinsi Riau ke Provinsi Jabar di Halaman Kantor Gubernur
 
Pihaknya sudah mengembangkan dan memaksimalkan fungsi beberapa sarana dan prasarana untuk memfasilitasi baik atlet yang akan dikirim kembali pada PON 2020 mendatang, maupun dalam menyaring benih-benih berprestasi dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Riau.
 
Sejauh ini atlet dan pelatih Riau telah meberikan hasil terbaik yang mereka miliki. Salah satu contohnya, ada beberaa atlet Riau yang mengalami cidera akibat perlombaan PON tahun 2016.
 
Tidak hanya atlet, pelatih juga harus memiliki komitmen yang tinggi untuk mengasilkan atlet-atlet berpresetasi kedepannya. 
 
Pembinaan secara terpola baik administrasi maupun praktek. Pemprov, kata Edi, telah lakukan pengelolaan melalui Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dan yang melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ke berbagai universitas di Provinsi RIAU dapat melanjutkan pelatihannya ke Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Mahasiswa (PPLM).
 
Saat ini Provinsi Riau telah memiliki sejumlah 19 PPLP dan 10 PPLM seluruh Provinsi Riau.
 
Sebagai catatan, Pemprov Riau tercatat sudah 15 kali mengirimkan atlet-atlet pilihan mengikuti ajang Pekan Olahraga Nasional (PON).
 
Pada tahun 2012 lalu, sebagai tuan rumah pada PON ke XVIII. Riau menembus peringkat 6 besar dan menjadi Raja di Sumatera di bawah, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur.
 
Gubri saat foto bersama atlet riau yang mendulang prestasi pada PON di Jawa Barat beberapa waktu lalu.
 
Walaupun Riau sudah 15 kali berpartisipasi diajang PON, harus diakui prestasi para duta olahraga Riau masih belum stabil. Sejatinya undang-undang pembentukan Provinsi Riau baru ditetapkan pada 1958, lewat UU Nomor 61 Tahun 1958. Namun sejak 1957 atau setahun sebelum penetapan, Riau sudah mentas di PON.
 
Sebagai pendatang baru di ajang pesta multi iven se Indonesia yang digelar di Makassar, Riau belum mampu mengepakkan sayapnya. Di PON IV ini kontingen pulang tanpa medali.
 
Baru di PON V tahun 1961 di Bandung Jawa Barat atau partisipasi yang kedua kalinya, Riau berhasil membawa pulang satu medali emas, satu perak dan satu perunggu. Raihan ini mengantarkan Riau finis di peringkat ke 12 atau naik satu tingkat dari PON sebelumnya.
 
Namun, prestasi yang sempat memberikan harapan baru bagi dunia olahraga Riau, tidak berlanjut di PON VI tahun 1969 dan PON VIII tahun 1973.
 
Di PON IX tahun 1977 di Jakarta, menjadi kebangkitan Bumi Lancang Kuning. Riau yang sempat paceklik medali di dua turnamen PON menyodok ke peringkat 10 besar dengan raihan, 3 emas, 2 perak dan 6 perunggu.
 
Prestasi gemilang ini layaknya tongkat estafet, berlanjut di PON X tahun 1981. Provinsi Riau membuat kejutan, finis di posisi ke-sembilan. Saat itu Riau mengantongi 8 medali emas, 13 perak dan 13 perunggu.
 
Prestasi Riau makin melejit di PON XI tahun 1985, raihan medali Riau meningkat, 9 medali emas 8 perak dan 5 perunggu dibawa pulang. Tapi secara peringkat menurun. Riau turun empat tingkat atau finis di posisi ke 13.
 
 
Gubri H Arsyadjuliandi Rachman didampingi Sekda Prov Riau H Ahmad Hijazi, Ketua Koni Riau dan Pejabat Terkait Sambut Kedatangan Kontingen PON XIX Prov Riau di Kantor Gubernur
 
Penurunan prestasi Riau di PON pun berlanjut di lima dekade PON. PON XII tahun 1989, Riau meraih 4 emas, 5perak dan 11 perunggu finis diperingkat ke-20. Lalu PON XIII tahun 1993 perolehan medali kembali naik, mengantongi 6 emas, 5 perak dan 7 perunggu, finis di peringkat ke 17.
 
Kemudian pada PON XIV tahun 1996 secara peringkat tetap di posisi 17, namun raihan medali kembali naik, menjadi 9 emas 6 perak dan 15 perunggu.
 
Tapi kali ini grafik prestasi Riau kembali menurun di PON XV tahun 2000. Torehan 5 emas, 9 perak dan 15 perunggu membuat Riau terhempas ke peringkat 18.
 
Dari PON 1981-2000 menjadi pengalaman berharga bagi Riau. Pemerintah Provinsi Riau melalu Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau mulai melakukan persiapan secara matang untuk mengejar prestasi yang tertinggal.
 
Endingnya Riau pun bangkit, di PON XV 2004 di Sumatera Selatan, kontingen Riau berhasil membawa pulang 16 medali emas, 14 perak dan 20 perunggu. Grafik Negeri Lancang Kuning pun kembali naik ke peringkat 11.
 
Prestasi itu berlanjut di PON XVII, Riau masuk peringkat 10 besar, dengan torehan 16 emas, 14 perak dan 23 perunggu. Puncaknya di PON XVIII 2012. Berlaga di kampung sendiri, Riau berhasil menorehkan prestasi gemilang menembus dominasi pulau Jawa yang selama ini selalu menjadi langganan di peringkat 10 besar.
 
Bahkan untuk Sumatera, Riau berhasil menyisihkan Sumatera Utara dan Sumatera Selatan yang selama ini menjadi pesaing di wilayah Sumatera. (R02/Advertorial)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index