Terkait Mundurnya Kafilah Meranti dari MTQ Provins

LPTQ Bantah Mengulur Waktu Pendaftaran Peserta Pada Panitia

LPTQ Bantah Mengulur Waktu Pendaftaran Peserta Pada Panitia
PEKANBARU(RIAUSKY.COM)- Sekjen LPTQ Kepulauan Meranti Zulkhairil juga membantah pernyataan tim seleksi MTQ Provinsi Riau yang menuding LPTQ Meranti sengaja mengulur waktu pendaftaran sejak awal. Seperti diakui Zulkhairil pihaknya telah berupaya secepatnya memasukkan berkas.

Menurut Zulkhairil, pihaknya sama sekali tidak memperlambat memasukkan berkas. Diawali pada hari Kamis tanggal 21 September 2016, MTQ tingkat Kabupaten Kepulauan Meranti resmi ditutup, dan esoknya Jum’at tanggal 22 September 2016 pihak LPTQ mulai mengumpulkan dan melengkapi data peserta bersama pihak Kemenag Kepulauan Meranti untuk diserahkan pada panitia MTQ Provinsi Riau.
 
“Karena hari Jum’at waktu kerja singkat, tanggal 23 merupakan hari Sabtu dan tanggal 24 hari minggu (libur) maka proses melengkapi data terkendala, barulah Senin tanggal 24 September 2016 kami menyelesaikan segala kekurangan,” jelas Zul.

Ketika tanggal 25 September 2016, pengurus LPTQ Meranti menemukan kekurangan data para qori’ dan qari’ah. “Banyak ditemui data yang tak lengkap dan mereka (peserta) berada di kampong yang letaknya di seberang pulau yakni Pulau Merbau. Jarak tempuhnya jauh, perlu satu hari untuk memperbaiki satu kesalahan saja,” tambah Zulkhairil.
 
Kemudian tanggal 26 September 2016, saat berkoordinasi dengan panitia MTQ Provinsi Riau melalui telepon, Zulkhairil mengaku LPTQ Meranti mendapat dispensasi batas waktu penutupan aplikasi pendaftaran hingga 30 September 2016. Sejak saat itu pihak LPTQ Meranti, seperti diakui Zulkhairil bekerja tanpa henti untuk melengkapi semua syarat administrasi guna dikirimkan melalui sistem online.
 
Alhasil sangat mengembirakan, tanggal 30 September 2016 tepatnya jam 10 pagi, sistem online menerima semua data qori’dan qari’ah Meranti yang berjumlah 35 orang. “Karena semua data masuk dan diterima oleh system, kami merasa entry data sudah tak ada masalah, Meranti berada di posisi aman,” paparnya.
 
Namun tanggal 3 Oktober 2016, secara mendadak usai dilakukantechnical meeting, panitia menegaskan sebanyak 6 peserta Meranti terkena diskualifikasi. “Kita pun melakukan koordinasi dan menjelaskan semua duduk persoalannya termasuk mempertanyakan kenapa anak-anak asli Meranti terkena diskualifikasi, sebab dari yang kita tahu tujuan utama MTQ inikan untuk menjaring qori’ dan qari’ah Provinsi Riau untuk diikutsertakan di tingkat nasional,” cerita Zulkhairil.
 
Ketika itu dijelaskan alasan diskualifikasi karena peserta tersebut tidak mengantongi e-KTP dan ada yang terdata pernah berlomba untuk provinsi lain. “Tidak punya e-KTP dan pernah berlomba untuk Provinsi lain tapi asli Meranti harusnya bisa ditolerir oleh panitia namun nyatanya tidak, dan hingga detik terakhir kita masih bertanya kepada panitia apakah keenam orang ini masih bisa diikutkan? Namun jawaban mereka tetap sama,” kesal Zulkharil.
 
Mendengar keputusan panitia sudah mutlak, pengurus LPTQ Meranti dan para qori’ dan qari’ah sangat kecewa. Akhirnya disepakati jika satu tidak bisa ikut bertanding, maka semua tidak bertanding.
 
“LPTQ berprinsip satu tak ikut, maka tak ikut semua. Keputusan itu bukan keputusan LPTQ tapi solidaritas dari seluruh qori’ dan qori’ah,” pungkas Zul.
 
Berkaca dari peristiwa ini Zulkhairil berharap, jika sistem online ini dievaluasi agar tidak terlalu kaku sehingga merugikan Riau sendiri. “Harusnya panitia jangan sepenuhnya tergantung kepada system. Sistem itu buatan manusia yang pasti memiliki kekurangan dan kelemahan. Saat ini kita bersyukur masih banyak anak-anak di desa yang masih bersemangat mendalami Al-Quran dan mengukir prestasi gemilang,” ucapnya.(R16)

 

Listrik Indonesia

#Kepulauan Meranti

Index

Berita Lainnya

Index