Tak Sempat Duduk Bersanding, Calon Pengantin Tewas di Pesta Lajang

Tak Sempat Duduk Bersanding, Calon Pengantin Tewas di Pesta Lajang
Sejumlah kerabat datang melayat ke rumah calon pengantin, yang seharusnya menjadi rumah sukacita
TAPTENG (RIAUSKY.COM) – Pesta lajang yang digelar seorang calon pengantin pria bersama teman-temannya berujung petaka, Selasa (11/10) malam lalu. 
 
Jakkon Purba, 48, sang pengantin tiba-tiba saja jatuh tergeletak di tanah dan meninggal dunia. Padahal, Jakkon akan melangsungkan pernikahan esok harinya.
 
Seketika sukacita puluhan muda-mudi yang hadir pada malam itupun berubah jadi duka. 
 
Peristiwa tersebut langsung menggegerkan warga Desa Sosorgotting, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara. 
 
Terlebih kepada Eniati Sitanggang, 25, calon istri almarhum yang hanya bisa menangis, merenung dan menatap dalam ke arah jenazah korban yang terbujur kaku di hadapannya.
 
Informasi dihimpun wartawan dari lokasi kejadian, pesta itu dimulai pukul 21.00 WIB. Pesta itu diikuti para pemuda satu kampung Jakkon. Tradisi di sana memang begitu. Malam sebelum seseorang menikah, mereka menggelar pesta lajang.
 
Seperti keterangan L Purba, 29, adik kandung almarhum, sebelumnya semua keluarga sedang berkemas mau memulai acara pembukaan malam hiburan pra pernikahan untuk kedua mempelai.
 
Saat itu almarhum sudah berkemas dan siap mengikuti acara malam itu. Tidak ada tanda-tanda almarhum kurang sehat. Ia tampak biasa saja dan siap melangsungkan acara.
 
Usai acara hiburan dibuka dengan Tortor, dia pun duduk di pelaminan untuk kemudian disandingkan dengan calon mempelai wanita. Diketahui, calon mempelai wanita tinggal di palumean (rumah pengurus gereja) yang jaraknya tidak jauh dari rumah korban, hanya sekitar 50 meter.
 
Dan, hanya tinggal memanggil mempelai wanitanya untuk duduk besanding di pelaminan untuk mengikuti acara, tiba-tiba almarhum jatuh. 
 
Para pemuda seketika mencoba menyadarkannya dan menggotongnya ke rumah. Saat itu kondisinya sangat lemah. Dan, saat itu ia masih sempat berbicara dengan suara yang sangat pelan, namun lambat laun tak bersuara lagi dan kemudian meninggal dunia.
 
Dan, Rabu (12/10) pagi, waktu yang seharusnya penuh dengan senyuman, kini berganti menjadi tangisan. Warga yang seharusnya menyampaikan ucapan selamat, kini berganti dengan mengungkapkan rasa dukacita mereka.
 
Ibunda Jakkon Purba, boru Pasaribu, 78, tampak duduk terkulai di sisi jenazah anaknya dan menyalami para pelayat.
 
Dengan suara lirih, ia berkata: “Adopi ma, Amang, akka tondong on. Dang taradopi au sude i“ (sambutlah semua keluarga kita ini, Anakku, tak sanggup lagi aku menghadapi ini semua).”
 
Sesekali ia memeluk anaknya yang tebaring kaku, menyandarkan kepalanya di dada anaknya itu. Pelayat pun turut larut dalam pilu. Sembari menangis, mereka menyampaikan kata-kata penghiburan kepada ibu korban.
 
Salah seorang pelayat, S Porman, 24, yang juga hadir pada acara malam  itu mengaku sangat kaget menyaksikan tragedi itu. Saat acara hendak dimulai, pengantin pria sudah digotong ke rumah dalam kondisi lemas dan akhirnya meninggal dunia.
 
Salah seorang kerabat korban menambahkan, Eniati Sitanggang, 25, calon istri almarhum, langsung syok ketika melihat calon suaminya sudah digotong ke rumah dan meninggal dunia. Padahal, mereka belum sempat duduk bersanding untuk memulai acara.
 
Dia tak banyak bicara, hanya duduk terkulai dan tampak pasrah. Dia pun dibawa sementara oleh warga untuk menenangkannya. (R02/JPNN)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index