Hadiri Festival dan Bisnis Forum Sawit di Paris

Apkasindo Riau Turut Kampanye Positif Sawit Indonesia

Apkasindo Riau Turut Kampanye Positif Sawit Indonesia
Pengurus Apkasindo
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Sekretaris DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau yang juga menjabat sebagai Wasekjend DPP hadiri acara festival Indonesia dan bisnis forum sawit Indonesia, Paris-Prancis.
 
Salah satu tujuan dari acara tersebut melakukan kampanye positip tentang sawit Indonesia termasuk Riau.Rino beserta sejumlah pengurus DPP dan perwakilan DPD Apkasindo lainnya bergabung dalam Tim Diplomasi Sawit Indonesia.
 
Saat melakukan pertemuan dengan Duta Besar Indonesia di Prancis Dr Hotmangaradja Pandjaitan, tim sawit menurut Rino memberikan apresiasi dan dukungan kepada Hotmangaradja karena dipandang memiliki andil besar melobi dan menghilangkan citra negatif tentang sawit Indonesia, khususnya di Perancis.Puncaknya awal 2016 lalu cerita Rino, dibatalkannya Rancangan Undang-undang (RUU) pajak progresif sebesar 300 euro per ton setiap produk sawit Indonesia yang masuk.
 
"Kita tentu patut memberikan apresiasi kepada Dubes Indonesia di Prancis bapak Hotmangaradja. Beliau memang gigih dan berperan besar dalam menghilangkan citra negatif atas sawit Indonesia. Puncaknya ya ketika RUU (pajak progresif untuk sawit Indonesia) itu dibatalkan. Kalau RUU itu disahkan tentu berdampak dengan perkebunan sawit kita," kata Wasekjend DPP Apkasindo yang juga Sekretaris DPD Apkasindo Rino Afrino, Jumat, 14 Oktober 2016.
 
Dipaparkan Rino, Prancis merupakan salah satu negara yang kerap kali menentang  kelapa sawit di Indonesia. Stigma negatif kerap mereka munculkan terhadap kelapa sawit. Isu kelapa sawit penyebab kebakaran hutan, merugikan kesehatan, dan merusak lingkungan selalu menjadi kampanye negatif dari pihak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Parlemen di negara itu.
 
"Puncaknya adalah di awal tahun 2016, Parlemen Prancis meluncurkan RUU pajak progresif terhadap minyak sawit sebesar 300 euro/ton, namun akibat diplomasi dan lobi tiada henti dari pemerintah Indonesia, akhirnya RUU tersebut dapat dibatalkan alias dihentikan. Salah satu ujung tombak diplomasi tersebut adalah bapak duta besar itu," papar Rino.
 
Konsekuensi apabila RUU itu jadi di sahkan, tentu yang akan pertama kali terkena dampaknya adalah para petani sawit indonesia, harga TBS akan tertekan, ekonomi terganggu,dan dampak efek lainnya pasti sangat besar. Mengingat Indonesia dengan luasan kelapa sawit mencapai 11 juta hektar, hampir 5 juta hektar luasan sawit tersebut adalah milik petani.
 
"Pak dubes mengatakan, ekspor sawit ke negara eropa mencapai hampir 6 juta ton di tahun 2015. Berbagai produk mereka hasilkan dari sawit, mulai dari kosmetik sampai ke bahan pembuat 'croisant' roti khas paris..lembaga riset dan kesehatan Prancis sudah meneliti bahwa sawit tidak merugikan kesehatan," terang Rino.
 
Kampanye negatif lebih dipengaruhi oleh perang dagang minyak nabati, yang mana minyak nabati, selain dari kelapa sawit juga berasal kedelai,bunga matahari, rapsheed serta banyak lagi. Dimana tanaman diatas banyak tumbuh di eropa dan amerika," ungkap Dubes.
 
Karena itu, sudah seharusnya saat ini adalah ada pada tahap kampanye positif minyak sawit, untuk menghapus stigma negatif sawit di mata mereka. Diperlukan dukungan penuh dari semua pihak terutama pemerintah untuk melakukan tugas diplomasi/kampanye tersebut.
 
Sebagai informasi, pada kunjungan tim sawit yang berasal dari Apkasindo ke Paris Prancis tersebut, yakni ada 21 kepengurusan ditingkat provinsi dan 140 kabupaten penghasil sawit. Rino juga banyak bercerita soal kondisi sawit di Riau yang tentunya masih membutuhkan peran pemerintah. Baik soal replenting termasuk penyediaan bibit sawit unggul untuk masyarakat. (R02)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index