Program Penanggulangan Abrasi

Plt Sekda Meranti Harap Dinas Terkait untuk Saling Berkoordinasi

Plt Sekda Meranti Harap Dinas Terkait untuk Saling Berkoordinasi

 

Plt Sekda Meranti, Yulian Norwis, saat memimpin rapat tentang koordinasi dan sinkronisasi terkait penetapan lokasi program penanggulangan abrasi.
 
SELATPANJANG(RIAUSKY.COM) – Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, Yulian Norwis SE MM, menghadiri dan sekaligus memimpin rapat tentang koordinasi dan sinkronisasi terkait penetapan lokasi program penanggulangan abrasi pantai oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI tahun 2017.
 
Acara dipusatkan di ruang rapat melati Kantor Bupati Meranti Jalan Dorak, Selatpanjang, Kamis, 20 Oktober 2016.
 
Dalam penyampaiannya, Sekda Yulian Norwis mengatakan, terkait program kedepannya instansi terkait untuk saling koordinasi dan kerjasama agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan diberi berkat dan rahmat oleh Allah SWT.
 
"Oleh sebab itu, kita harus saling berkoordinasi baik dari Pemerintah Desa, Kecamatan dengan dinas terkait dalam hal penanggulangan abrasi dengan wilayah yang jelas dan tempatnya, yang jelas agar kemudian hari tidak terjadi apa yang kita tidak ingini,” ujarnya.
 
Disebutkan Sekda, pemasangan pantai itu sebanyak kurang lebih 2.000 meter atau sekitar 2 km dan merupakan usulan dari dinas terkait. Oleh karenanya sambung dia, terkait wacana pembentukan Tim Terpadu Penanggulangan Abrasi Kabupaten Kepulauan Meranti diminta agar ada sinergi antara SKPD terkait.
 
"Kita harap nanti adanya sinkronisasi antara dinas terkait, seperti Dinas Perikanan, Dinas PU, Badan Pengelola Perbatasan maupun Dishub untuk program kegiatan penanggulangan abrasi ini," papar Sekda.
 
Untuk itu, Sekda yang akrab disapa Icut ini, meminta agar dinas terkait bisa memantapkan dan lebih efisien lagi untuk merebut anggaran APBN Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan RI untuk tahun 2017 nantinya.
 
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kabupaten Meranti, Askandar mengatakan, dari Dirjen perubahan iklim dan program kemarin ada 11.000 meter program untuk penanggulangan abrasi pantai. Pemasangannya juga harus cocok, baik struktur lolos air dan pemecah ombaknya. Tidak menutup kemungkinan pula nantinya menggunakan kayu nibung dan kayu pencegah lainnya.
 
Rapat tentang koordinasi dan sinkronisasi terkait penetapan lokasi program penanggulangan abrasi diikuti seluruh SKPD terkait
 
Disebutkan Askandar, rencananya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI tahun 2017 mendatang akan membangun sistem hibrid engineering (HE) guna mengantisipasi abrasi di kabupaten termuda di Riau ini. Itu akan dibangun sepanjang 1 kilometer di Desa Tanah Merah, Kecamatan Rangsang Pesisir dan Desa Anak Setatah, Kecamatan Rangsang Barat.
 
Meskipun nantinya hanya menggunakan bahan yang sederhana, lanjut Askandar, namun sistem hibrid engineering diyakini cukup kuat untuk melindungi pantai dari ombak. Menurutnya, dipilihnya sistem hibrid engineering dikarenakan fungsinya yang fleksibel dan dapat menyesuaikan morfologi pantai.
 
Selain itu sebutnya, sistem ini juga ramah lingkungan dan lebih murah dibanding struktur bermaterial konvensional lain, seperti beton atau batu gunung. Ia mengungkapkan, selain murah, dalam sisi pengerjaan sistem ini juga diyakini lebih cepat jika dibandingkan batu bronjong.
 
"Sistem HE memiliki fungsi utama sebagai perangkap sedimen, bukan sebagai penahan gelombang," jelasnya.
 
Lebih lanjut Askandar menjelaskan, sistem HE merupakan salah satu upaya mengatasi erosi dan abrasi di perairan Kabupaten Kepulauan Meranti. Pembangunan fasilitas tersebut sebelumnya telah dilakukan di beberapa daerah seperti di Kabupaten Demak, Rembang dan Pati.
 
"Sistem ini sudah dikaji dan diterapkan di dua jenis pantai. Hasilnya, cukup efektif untuk melindungi pantai. Saat ini pantai-pantai yang terancam abrasi di beberapa wilayah Pulau Jawa telah menggunakan sistem ini, alhamdulilah daerah tersebut berhasil dan Kabupaten Meranti kita berharap bisa seperti itu nantinya," harap Askandar,
 
Walau demikian menurutnya, yang terpenting imstansi terkait harus berkoordinasi dan sinkroniasi, bahkan seandainya sudah siap akan direkomendasikan dari Pemenrintah Daerah dan kesepakatan semua pihak terkait hal tersebut. Seperti Desa yang mau diusulkan yakni Desa Tanah Merah Kecamatan Rangsang Pesisir dan Tanjung Motong Kecamatan Rangsang Barat.
 
Hal senada juga yang di sampaikan oleh Kalaksa BPBD Kabupaten Kepulauan Meranti, M Edy Afrizal. Menurutnya, harus diketahui terlebih dahulu pokok permasalahan yang dihadapi, dan di Kabupaten Kepulauan Meranti ada kelompok tegas yang berdomisili di Desa Anak Setatah telah dikagumi oleh semua pihak atas hasilnya dalam menanggulangi masalah abrasi tersebut.
 
"Nah, yang terpenting kita harus sosialisasikan ke Desa yang mau diusulkan tersebut agar mereka tahu wilayahnya akan dibangun kegiatan Pemerintah Pusat itu nantinya tentang penangulangan abrasi tersebut," ujar Edy.
 
Akhir kata, Sekda memberi kesimpulan pendapat dari semua pihak yang hadir tersebut. Khususnya peran Bappeda sebagai leading sektor dalam pemetaan kondisi abrasi eksisting di Meranti, Sekda meminta agar pemetaan abrasi dapat tergambarkan secara detil dan utuh serta langkah tindak lanjutnya kedepan.
 
"Inilah cara alternative untuk menyelesaikan secara detail melalui rapat bersama dinas terkait tentang penanggulangan abrasi tersebut," jelas Sekda. 
 
Sekedar informasi, Rapat tersebut hadir Asisten II H. Anwar Zainal, Kadis Perikanan dan Kelautan Kabupaten Meranti Askandar, Kadishubkominfo Hariadi, Kepala BLH Irmansyah, Kalaksa BPBD Kabupaten Meranti Edy Afrizal, Kabag Tapem Ery Suhairi, Camat Rangsang Barat Said Jamhur, Sekcam Rangsang Pesisir M Nasir dan Pejabat Pemkab Meranti lainnya. (R16)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index