Pengakuan Pedagang Pasar Bongkar Muat di BRPS (2)

Dulu di Tuanku Tambusai Banyak Pungutan, Sekarang tak Lagi...

Dulu di Tuanku Tambusai Banyak Pungutan, Sekarang tak Lagi...
Suasana berjualan para pedagang di BRPS dinihari tadi.

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Banyak hal yang membuat para pedagang eks pasar bongkar muat Tuanku Tambusai senang saat diberikan ruang untuk berjualan di Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) 

 
Salah satunya adalah dikarenakan, di area yang aslinya merupakan terminal antar kota antar provinsi milik Pemko Pekanbaru tersebut, pedagang tidak lagi harus membayat mahal untuk aktivitas berjualan mereka.
 
''Kalau sekarang pastinya lebih murah lah. Kita tak ada lagi bayar tapak, tak lupa harus bayar parkir truk dan mobil pelansir mahal-mahal,''ungkap Dani, salah seorang pedagang bawang.
 
Dikatakan dia, ketika berjualan di Tunaku Tambusai, mereka dikenakan beberapa biaya, mulai dari uang tapak, uang listrik, parkir kendaraan yang memang cukup besar. 
 
''Lumayan jugalah dulu kenanya. kalau sekarang, kita cuma bayar Rp5.000 untuk uang kebersihan, Rp10.000 untuk uang listrik, Rp2.000 untuk parkir kendaraan. Cuma itu saja. Sejauh ini belum adalah uang sewa tapak,'' ungkap Dani.
 
Dia sendiri enggan menyebutkan siapa yang melakukan pungutan dalam jumlah besar kepada para pedagang. ''Mereka biasanya ngakunya pemuda tempatan. Namanya kita jualan ya kita ikut saja. Kita tak masalah juga, karena memang saat di sana, dagangan habis, kita itu tak pernah menyisakan jualan,'' imbuh dia. 
 
kalau saat ini, dikatakan Dani, persoalan yang dihadapi pedagang adalah, angka penjualan yang merosot tajam. 
 
''Mungkin karena baru. Tapi kita berharap segera pulih seperti semula. Kita bisa tak bernafas kalau jualan tak habis. Sekarang ini bisa terjual 40 persen itu sudah hebat,'' ungkapnya.
 
Darminawati, pedagang sayuran di BRPS akhirnya buka Suara. . Dia menyebutkan, bila dihitung dari pengeluaran, jelas lebih murah. Pedagang pasti untung, apalagi kalau memang selamanya dimurahkan. tidak ada biaya yang memberatkan, itu lebih baik. 
 
Dia sendiri mengaku hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp2.000 untuk parkir kendaraan, Rp5.000 untuk biaya kebersihan dan Rp10.000 untuk listrik. ''Lumayan murahlah,'' kata dia.
 
Sejumlah pedagang yang coba dikonfirmasi www.riausky.com di lapangan cenderung enggan memberikan penjelasan terkait biaya mahal yang dikenakan kepada pedagang selama berjualan di Tuanku Tambusai. Biaya termahal seperti disebutkan pedagang  adalah untuk tapak. ''Makin besar bidangnya, makin besar kita harus bayar. Per tapaknya bayar Rp10.000 satu malam,''ungkapnya.
 
''Kalau seperti itu, bisa sampai Rp40.000 per pedagang. Tapi barang yang mereka jual habis, tak masalah,'' ungkap Dani pedagang bawang sambil memperlihatkan lapak penjualan yang lebih besar.
 
  ''Kalau sekarang jelas tidak ada uang tapak. Mudah-mudahan begitu selanjutnya. (R05)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index