Dampak Kebakaran Lahan

Ribuan Hewan juga Jadi Korban kebakaran Hutan dan Lahan

Ribuan Hewan juga Jadi Korban kebakaran Hutan dan Lahan
kebakaran lahan (internet)
PEKANBARU(RIAUSKY.COM)-Kebakaran lahan dan hutan disejumlah Provinsi  di Sumatera, menimbulkan dampak yang sangat luas. Selain kerugian materi, kesehatan pada manusia, kerusakan hutan juga mengancam hilangnya habitat margasatwa yang berada di dalamnya.
 
Sejumlah hewan seperti gajah, harimau Sumatera, puluhan jenis burung dan hewan primata baik yang dilindungi maupun tidak, sampai saat ini belum juga diketahui nasibnya.
 
Walaupun belum terdata secara resmi, selama bencana kabut asap, berbagai komunitas pecinta lingkungan, organisasi perlindungan hewan dan termasuk perwakilan WWF Riau, terus melakukan tindakan pengawasan terhadap sejumlah hewan yang menjadi korban keganasan asap. Termasuk memantau kesehatan satwa yang ada.
 
"Kondisi udara yang tidak sehat akibat asap, membuat satwa-satwa khususnya jenis primata yang sudah ada di penangkaran, kondisinya sangat memprihatinkan, nafsu makan berkurang dan sakit-sakitan, apalagi hewan yang bebas diluar sana," ungkap Communication Officer WWF Riau Syamsidar, seperti dikutip dari GoRiau.com, jumat (16/10/2015).
 
Menurut Syamsidar, saat ini pihaknya masih terus melakukan pantauan terhadap sejumlah species hewan di Riau, namun dirinya mengakui berapa hewan diluar penangkaran belum didapatkan jumlah angka pastinya.
 
WWF khawatir dampak jangka panjang yang ditimbulkan setelah kabut asap berhenti, akan mengakibatkan timbulnya persoalan baru antara hewan dengan manusia.
 
"Saat ini kalau data resmi belum bisa kita jelaskan, karena sebagian hewan terutama gajah, salah satunya yang berada dikawasan Tesonilo, sudah menyebar. Bahkan gajah-gajah tersebut sudah masuk ke lahan masyarakat, kondisi ini juga sangat menghawatirkan. Persoalan baru pasti timbul dikemudian hari, sebagai contoh adalah konflik antara gajah dengan masyarakat," tambahnya.
 
Menurutnya Jika pembakaran lahan terus terjadi, dikhawatirkan konflik antara manusia dengan hewan akan semakin parah, karena sebagian hewan sudah tidak lagi punya tempat tinggal dan pastinya lambat laun akan menuju lahan atau ladang warga.
 
"Sesungguhnya antara hewan dan hutan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Adanya kebutuhan dan saling melengkapi antara keduanya. Hutan akan terus lestari jika hewan penghuninya hidup nyaman. Demikin juga hewan akan hidup tenang dan damai jika habitatnya juga tetap terjaga kelestariannya. Inilah simbiosis mutualisme antara hewan dengan hutan," jelas Sugandi.
 
Menurutnya, akhir-akhir ini kehidupan hutan terus terganggu. Hutan semakin menyempit dan rusak, karena tuntutan kepentingannya manusia merusak hutan. Menebangi pohon dan membakar hutan.
 
"Ini menunjukkan bahwa manusia sebagai penyebab kebakaran hutan. Tetapi bukan itu saja mengapa hutan menjadi rusak dan terbakar. Seringkali alam menjadi penyebab kebakaran hutan, tapi yang paling kita sesalkan adalah pembakaran secara terang-terangan oleh perusahaan-perusahaan," pungkasnya(***)
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index