WADUH...Dirut PDAM Tirta Siak Pekanbaru Ngaku Rugi Rp6 Miliar Setiap Tahun

WADUH...Dirut PDAM Tirta Siak Pekanbaru Ngaku Rugi Rp6 Miliar Setiap Tahun
Kemas Yusferi

 

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Siak  Kota Pekanbaru, Riau mengaku mengalami kerugian Rp6 miliar per tahunnya. 
 
Penyebabnya karena umur pipa air yang sudah uzur sehingga menurunnya produksi air PDAM hingga 60 persen.
 
Demikian diungkapkan Direktur PDAM Tirta Siak Pekanbaru, Kemas Yusferi, Rabu, 9 November 2016.
 
"Sudah dua tahun terakhir ini kami selalu merugi karena air banyak hilang. Penyebabnya adalah jaringan pipa PDAM  yang sudah uzur," jelasnya sambil menyebutkan bahwa jaringan utama PDAM pertama kali dibangun tahun 1972.
 
Sehingga apa yang diharapkan air mengucur dengan maksimal ke rumah pelanggan sering menjadi kecil. Selain juga banyak faktor seperti pelanggan nakal, pegawai nakal, pencurian air dan sebagainya.
 
"Susah sekali memerangi kehilangan air karena pipa kita sudah tua, dulunya di pinggir sekarang sudah berpindah ke tengah, ada pelanggan liar, mencuri, pegawai nakal, pipa tua yang bocor kita tidak tahu titiknya," terang Kemas lagi.
 
Menurut Kemas dengan kehilangan air tersebut PDAM Tirta Siak mengalami kerugian besar tiap tahunnya. "Hilangnya air 60 persen itu kiamat bagi PDAM," tegas dia.
 
Betapa tidak ia mencoba menghitung kerugian pertahun yang ditimbulkan akibat kehilangan tersebut mencapai Rp6 miliar. "Inilah yang menjadi masalah selama ini," tegas dia.
 
Diakuinya pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan kerugian, dengan mendata pelanggan, mengajak para pegawai PDAM untuk peduli dengan kebocoran yang terjadi. Dengan melaporkan jika ada pelanggan nakal yang mencuri air.
 
"Namun tanpaknya tidak berhasil juga karena sulit dideteksi pipa mana yang bocor, jaringan mana yang sudah dipindahkan sebab sudah tua," tegasnya lagi.
 
Ia mencontohkan seperti yang telah terjadi di Jalan Melur, sudah berulang kali diperbaiki tetap bocor. Ini akibat jaringan utama PDAM yang sudah tua karena pertama kali dibangun 1972. 
 
"Jadi semua jaringan pipa kita sudah tidak layak lagi.  Sedangkan untuk membangun jaringan membutuhkan investasi besar. Sementara kita mengalami keterbatasan dana daerah, " tutupnya. (R05)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index