HORE...Ada Tiga Anak Harimau Baru di Bukit Rimbang Baling, Ini Penampakannya....

HORE...Ada Tiga Anak Harimau Baru di Bukit Rimbang Baling, Ini Penampakannya....
Dua ekor anak harimau dalam sebuah rekaman foto kamera trap WWF Riau.
PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Kamera trap Tim Perlindungan Harimau (Tiger Protection Unit), World Wildlife Fund Riau (WWF), merekam keberadaan harimau Sumatera betina dan tiga ekor anakan yang melintas di tengah rimba belantara di wilayah kabupaten Kampar.
 
Kondisi tiga ekor anak harimau dan indukan tersebut terlihat sedang bermain bersama dan diperkirakan berusia satu tahun. 
 
Laporan penemuan tersebut diungkapkan Juru Bicara WWF Riau, Syamsidar, Selasa, 29 Nopember 2016 siang tadi.
 
Meski belum dirilis secara resmi, namun, Syamsidar menyebutkan kalau penemuan ini adalah sesuatu yang menggembirakan, karena berarti populasi dari satwa dilindungi ini mengalami pertambahan. 
 
''Ya, memang ada, di Bukit Rimbang Baling, Kampar Kiri Hulu, tapi kita memang belum rilis resmi karena memang rencananya, Kementerian yang akan mengumumkan penemuan tersebut,'' ungkap Syamsidar.
 
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, disebutkan dia, memang ada beberapa penemuan terhadap pertambahan populasi harimau sumatera di wilayah Riau. Termasuk diantaranya di kawasan Bukit Tiga Puluh yang selama ini dikenal sebagai habitat sempurna bagi mamalia ini. 
 
''Tahun 2012 juga ada penemuan serupa, ada tiga ekor anakan dan indukan. Hanya saja, memang saat ini kita belum memastikan keberadaannya, karena, concern untuk monitoring di Bukit Rimbang Baling,'' kata dia. 
 
Dia juga menyinggung kalau video anak harimau yang beredar di beberapa media beberapa hari terakhir adalah video dari kamera trap di Bukit Tiga puluh. ''Itu di Bukit Tiga puluh, bukan yang di Rimbang Baling. Temuannya ada, tapi kita belum rilis,'' kata dia.
 
Disinggung tentang kondisi fisik harimau yang relatif kurus, Syamsidar menyebutkan secara fisik harimau sumatera itu normal, apalagi masih anakan. namun begitu, memang diakui dia, saat ini, habitat harimau Sumatera memang terganggu karena pertumbuhan kawasan untuk pemukiman dan industri.
 
''Untuk pakan, memang saat ini ada kendala, selain populasi pakan yang semakin sedikit, harimau juga berhadapan dengan manusia yang juga berburu makanan di hutan, seperti kancil dan rusa. Tapi, kita harapkan populasi yang ditemukan akan bisa terus tumbuh dan berkembang,'' kata dia. (R01)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index