Melirik Desa Tertua di Tanah Merah Inhil yang Hanc

Dulu Kampung Nan Ramai, Kini Berusaha Bangkit di Hamparan Kelapa yang tak Hendak Tumbuh

Dulu Kampung Nan Ramai, Kini Berusaha Bangkit di Hamparan Kelapa yang tak Hendak Tumbuh
Kondisi lahan di Desa Selat Nama yang becek dan rusak parah setelah dihantam intrusi air laut selama bertahun-tahun.
PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Desa ini bernama Selat Nama. Terletak di Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir. 
 
Penduduknya hanya berkisar 400 jiwa saja. Kebanyakan dari mereka adalah warga yang masih berupaya bertahan di tengah kondisi kawasan pemukiman dan perkebunan  yang telah luluh lantak karena dihantam intrusi air laut.
 
Dahsyatnya hantaman air laut di sekitar kawasan itu lama tidak terpantau. Akibatnya, desa yang dulunya berpenduduk mencapai ribuan kepala keluarga itu harus tercerai berai, tercerabut dari kampung halaman mereka. 
 
Bukan saja menyebabkan tanah tempat mereka hidup bercocok tanam tercemar dan tidak produktif untuk pertanian, namun juga banyak tanah milik warga yang akhirnya tenggelam dan hanya menyisakan kesengsaraan bagi warga. 
 
Karena itulah, warga yang semula menetap di desa yang paling tua di Tanah Merah ini pun memutuskan mengungsi dan mebuat perkampungan baru. 
 
"Dulu disini itu ramai. Inikan merupakan desa tertua di kecamatan ini. Akibat kebun-kebun kelapa tenggelam dan hancur membuat banyak penduduk memilih pindah dari sini," cerita Revi Alamsyah, Kepala Desa Selat Nama, saat didatangi wartawan pekan lalu.
 
Saat ini, sebut Revi, hanya sekitar 15 persen saja yang tersisa dari ratusan hektar kebun kelapa tersebut. Hal ini katanya, akibat pemulihan kanal-kanal air serta tanggul yang dapat menahan air masuk ke kebun, lama tak dilakukan.
 
"Disini intrusinya memang sangat parah. Ditambah dengan lama tak di normalisasi, tentulah membuat kebun-kebun kelapa itu mudah hancur," katanya.
 
Sejak beberapa tahun yang lalu, paparnya, memang sudah dimulai perbaikan tanggul dan kanal-kanal tersebut, baik dari dana Pemkab Inhil maupun bantuan dari Pemprov Riau. Tapi sayang, katanya, perbaikan tersebut tidak terealisasi secara baik seperti tanggul yang dikerjakan kurang tinggi hingga membuat air mudah untuk masuk kembali ke kebun-kebun kelapa masyarakat.
 
"Itu sudah lama, saya pun belum menjadi Kades disini. Tapi tahun 2014 lalu, Pemkab Inhil melalui anggaran murninya telah mulai kembali pembuatan tanggul disini. Dapatlah sekitar 20 kiloan, parit di dua dusun yang bisa diperbaiki," terangnya.
 
Pemerintah Desa Selat Nama sendiri, sebutnya, tak mau ketinggalan. Mulai kepemimpinannya di 2016 ini, dibuatlah pula kegiatan untuk penyelamatan kebun-kebun yang tersisa.
 
"Memang tak besar. Tapi paling tidak, dapat menyelamatkan kebun-kebun yang tersisa. Totalnya tahun ini kita ada membuat tanggul mekanik sepanjang 3,7 kilometer. Mudah-mudahan ini dapat membantu kebun-kebun masyarakat," ujarnya seperti dilaporkan riaukepricom.
 
Pembuatan Tanggul Mekanik itu sendiri, imbuhnya, dapat dilaksanakan tentu karena dana yang dimiliki desa saat ini cukup besar. Seperti yang diakuinya, sejak Pemkab Inhil menyalurkan anggaran besar melalui Program DMIJ-nya, Pemerintah Desa memang cukup leluasa untuk membuat kegiatan bagi kebuthan masyarakat.
 
"Bersyukur kita saat ini dalam memimpin desa. Kalau dulu itu paling banyak hanya 3 kegiatan saja yang bisa kita selenggarakan. Itu pun volumenya kecil-kecil. Alhamdullillah sekarang banyak kegiatan yang bisa kita buat, sehingga kebutuhan masyarakat seperti jalan, jembatan serta tanggul itu lebih cepat terpenuhi," pungkasnya.(r01/i)

Listrik Indonesia

#Indragiri Hilir

Index

Berita Lainnya

Index