Periode Januari-November 2016

BERNILAI USD251,05 JUTA, BPS: Tiongkok Masih Jadi Negara Pengimpor Terbesar Riau

BERNILAI USD251,05 JUTA, BPS: Tiongkok Masih Jadi Negara Pengimpor Terbesar Riau
Ilustrasi
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat pada periode Januari-November 2016 impor nonmigas Riau dari Tiongkok mencapai angka terbesar yaitu USD251,05 juta atau menyumbang 24,91 persen dari sepuluh negara terbesar impor daerah ini.
 
"Berikutnya Kanada tercatat USD121,08 juta atau 12,01 persen, Malaysia USD115,98 juta (11,51 persen), dan Singapura USD67,53 juta (6,70 persen)," kata Kepala BPS Riau Aden Gultom di Pekanbaru, dikutip dari Antara.
 
Ia menyebutkan, dari 10 negara pemasok barang impor nonmigas ke Riau pada November 2016, tercatat empat negara mengalami penurunan, dan enam negara mengalami kenaikan.
 
"Penurunan terjadi pada impor dari Singapura tercatat USD15,01 juta (84,06 persen), dan Malaysia USD6,25 juta (43,50 persen), dan Australia USD1,54 juta (46,21 persen), dan Kanada USD0,81 juta (7,83 persen)," katanya.
 
Akan tetapi kenaikan impor terbesar justru terjadi pada impor dari Italia yang tercatat sebesar USD17,12 juta (754,79 persen), Tiongkok USD12,84 juta (179,93 persen), dan Jerman USD1,28 juta (124,52 persen).
 
Dilihat dari perkembangan impor nonmigas dari sepuluh negara utama selama periode Januari-November 2016 terhadap periode yang sama di 2015, turun sebesar 8,48 persen.
 
Impor menurut golongan barang seperti impor barang konsumsi tercatat sebanyak USD108,11 juta, bahan baku penolong USD752,60 juta dolar AS, dan barang modal sebesar USD359,50 juta. Berikutnya impor barang konsumsi turun sebesar 24,29 persen, impor bahan baku/penolong turun sebesar 13,25 persen, sedangkan impor barang modal naik sebesar 45,04 persen dibanding periode yang sama di 2015.
 
Dilihat dari kontribusinya terhadap total nilai impor pada periode Januari-November 2016, impor bahan baku/penolong memberikan kontribusi terbesar yaitu 61,68 persen, diikuti barang modal 29,46 persen dan barang konsumsi sebesar 8,86 persen. (R02/Ant)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index