Polisi Pastikan Ada Luka Penganiayaan di Tubuh Balita Zikli

Polisi Pastikan Ada Luka Penganiayaan di Tubuh Balita Zikli
Ilustrasi
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, terus mendalami kasus dugaan penganiayaan oleh pengasuh di Panti Asuhan Tunas Bangsa terhadap M Zikli, balita berusia 18 bulan.
 
Balita ini diketahui tewas diuga dianiaya setelah sempat diirawat di RSUD Arifin Ahmad pada Senin (16/1/2017) sekitar pukul 16.00 WIB kemarin.
 
Hasil autopsi yang dilakukan oleh Tim Forensik Biddokkes Polda Riau, setelah menggali kembali kuburan korban, ditemukan luka lecet, memar dan resapan darah di tubuh korban.
 
"Autopsi yang dilakukan oleh tim Biddokes terhadap korban, ditemukan sejumlah bekas luka lecet ditubuh korban diantaranya, pada bagian pelipis, perut, pipi, punggung dan tangan sebelah kiri diduga akibat kekerasan benda tumpul," kata Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bimo Arianto Sik saat dikonfirmasi, Senin, 30 Januari 2017.
 
Namun, pihaknya tidak ingin terlalu dini untuk menyatakan bekas luka itu merupakan hasil penganiayaan karena ketika kuburan korban digali kembali, seluruh bagian dalam organ tubuh korban sudah dalam proses pembusukan.
 
Pihak kepolisian masih akan terus berkoordinasi dengan tim medis untuk melengkapi proses penyidikan. "Penyidik akan melakukan koordinasi terus dengan tim medis. Hal itu untuk melengkapi penyidikan dan membuktikan bahwa luka lecet yang ada disekujur tubuh korban merupakan bekas penganiayan," terangnya.
 
Terkait dugaan benda tumpul, Bimo mengatakan benda tumpul tersebut bisa berbentuk benda atau bukan benda. "Seperti tangan kita bukan dianggap benda. Bisa menggunakan alat atau tidak menggunakan alat dalam hal ini anggota tubuh manusia," ujar Bimo.
 
"Artinya sudah ada fakta soal adanya kekerasan benda tumpul. Siapa yang melakukannya tentu kita akan dalami. Saat ini biarkan tim melakukan tugasnya," tutup Bimo.
 
Sebelumnya di beritakan, balita yang dititipkan oleh orang tuanya di Panti Asuhan Tunas Bangsa Jalan Lintas Timur KM 15, Kecamatan Tenayan Raya tersebut meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.
 
Terungkapnya peristiwa ini, berawal saat paman korban, Dwiyatmoko (36) mendapat kabar dari pihak panti asuhan yang menyebutkan jika ponakannya yang di titipkan di panti asuhan telah meninggal dunia di RSUD Arifin Ahmad, akibat demam tinggi yang dideritanya.
 
Sang paman yang mendapat kabar tersebut, lalu bergegas mendatangi rumah sakit untuk melihat kondisi keponankannya tersebut.
 
Namun, betapa kagetnya Dwiyatmoko saat melihat kondisi keponakannya. Ia melihat disekujur tubuh keponakanannya ditemukan ada banyak bekas luka, diantaranya di kemaluan, punggung, bibir, kaki serta tangan.
 
Ketika hal tersebut ditanyai ke pihak dokter di RSUD Arifin Ahmad, sang dokter tidak bersedia memberi tahu penyebab kematiannya dan menyarankan kepada Dwiyatmoko untuk melapor ke polisi. (R04/Rec)

Listrik Indonesia

#Tunas bangsa

Index

Berita Lainnya

Index