Kabut Asap Kembali Telan Korban

Balita 2,1 Tahun Meninggal Akibat Penyumbatan Pernafasan

Balita 2,1 Tahun Meninggal Akibat Penyumbatan Pernafasan

PANGKALANKERINCI (RIAUSKY.COM) - Kabut asap kini bagai momok yang menakutkan bagi masyarakat Riau. Baru saja dikejutkan meninggalnya Luthfi di Pekanbaru, kini asap kembali menelan korban jiwa.

Kali ini giliran Kabupaten Pelalawan yang berduka atas meninggalnya bocah usia 2 tahun 1 bulan dengan nama Angga Saputra. Bocah buah hati pasangan Sunardi dan Sartini warga Jalan Pepaya ujung Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan menghembuskan nafas terakhir, Kamis kemarin (22/10/2015) pukul 02.00 Wib di Rumah Sakit Efarina, Pangkalan Kerinci.

Paman korban Pondan,  usai Takziyah malam kedua Jumat (23/10/2015) di kediaman korban didampingi ayah korban Sunardi, menjelaskan bahwa dari hasil rongent di Rumah Sakit Efarina, dokter yang menangani keponakannya menyebutkan pernapasan korban tersumbat dan diklaim akibat ISPA.

"Saya lihat hasil rongentnya, banyak gumpalan putih seperti asap di paru-parunya. Kalau normalnya kan cuma hitam. Sebelum meninggal, Angga mengalami sesak nafas yang hebat hingga akhirnya tidak tertolong meskipun sudah diasap dan dibantu oksigen oleh pihak rumah sakit Efarina. Namun dari keterangan dokter, korban juga terjangkit malaria dan DBD. Padahal keponakan saya itu sebelumnya tidak ada penyakit malaria dan DBD. Namun Angga juga sudah lama mengalami batuk," ungkap sang paman seprti dikutip dari halloriau.com.

Diceritakannya, bahwa awal mula keponakannya dibawa ke rumah sakit dikarenakan mengalami demam tinggi dan batuk pada Senin lalu (19/10/2015), kemudian dibawa ke Rumah Sakit Amelia Medika dan dirawat selama 3 hari dan kondisi Angga membaik bahkan bisa pulang.

"Jadi kalau kata Dokter Amelia Medika, keponakan saya itu terserang Malaria. Namun kondisi Angga pada Rabu malam (21/10/2015) kembali memburuk. Sekitar pukul 24.00 Wib Angga dibawa kembali ke Amelia Medika dan dibantu oksigen karena mengalami batuk dan sesak napas. Karena kondisinya semakin kritis, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Efarina. Di rumah sakit Efarina juga dibantu oksigen. Sampai akhirnya pukul 02.00 Kamis dini hari Angga meninggal dunia," ujarnya.

Dikatakan Pondan, saat berada di Rumah Sakit Efarina, dirinya bersama ibu Angga dan 3 orang kakak menjaga Angga saat dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Efarina.
"Bapaknya kan kerja bawa truk pulangnya pagi, jadi kita belum beritahu. Paginya, sebelum dibawa ke rumah baru kita beritau ke bapaknya. Ya, kita tak mau bapaknya shock mendengarkan anaknya meninggal," ujarnya. Sunardi mengaku keluarga sudah ikhlas dengan kepergian Angga. Ia hanya meminta agar asap segera berakhir sehingga tidak menimbulkan korban jiwa lagi.

"Tapi sebenarnya saya juga masih bingung selain ISPA dari keterangan dokter anaknya juga mengalami Malaria dan DBD. Padahal sebelumnya tak  pernah. Memang kalau batuk sudah lama Angga mengalaminya," ujar Sunardi sambil menahan air mata.(RO3)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index