Rp7.745 Per Kilogram

Harga CPO Kembali Melemah

Harga CPO Kembali Melemah

 

 
 
KUALA LUMPUR (RIAUSKY.COM)- Harga crude palm oil melanjutkan tren pelemahan pada awal pekan ini. Salah satu faktornya adalah penguatan ringgit serta sentimen negatif dari prospek produksi minyak sawit Malaysia yang meningkat pada tahun ini. 
 
Pada perdagangan hari ini sampai pukul 15:38 WIB, harga crude palm oil (CPO) turun 1,48% menjadi 2.294 ringgit per ton, sedangkan harga minyak sawit di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) turun 0,9% menjadi Rp7.745 per kg. 
 
David Ng, analis Phillip Futures Sdn. Bhd., mengatakan tren penguatan nilai tukar ringgit dalam beberapa pekan terakhir membuat peforma harga CPO menjadi sedikit memburuk. "Dalam beberapa perdagangan terakhir, korelasi antara harga CPO dan ringgit begitu kuat dan hal ini berpotensi terus berlanjut untuk jangka pendek," ujarnya dalam riset Phillip Futures pada Senin (26/10/2015). 
 
Adapun, tekanan harga CPO juga didapat dari proyeksi produksi CPO Malaysia pada tahun ini yang berpotensi meningkat. Menurut laporan Malaysia Economic Report 2015.2016, produksi CPO Negeri Jiran itu berpotensi naik sebesar 2,4% menjadi 19,9 juta ton dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 19,7 juta ton.   
 
Pada perdagangan hari ini pun, nilai tukar ringgit kembali menguat sebesar 0,26% menjadi 4,22 ringgit per dolar AS.(R01/i)
Harga CPO Kembali Melemah
 
 
Harga Crude Palm Oil (CPO) kembali melemah pekan ini.harga minyak sawit di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) turun 0,9% menjadi Rp7.745 per kilogram. 
 
KUALA LUMPUR (RIAUSKY.COM)- Harga crude palm oil melanjutkan tren pelemahan pada awal pekan ini. Salah satu faktornya adalah penguatan ringgit serta sentimen negatif dari prospek produksi minyak sawit Malaysia yang meningkat pada tahun ini. 
 
Pada perdagangan hari ini sampai pukul 15:38 WIB, harga crude palm oil (CPO) turun 1,48% menjadi 2.294 ringgit per ton, sedangkan harga minyak sawit di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) turun 0,9% menjadi Rp7.745 per kg. 
 
David Ng, analis Phillip Futures Sdn. Bhd., mengatakan tren penguatan nilai tukar ringgit dalam beberapa pekan terakhir membuat peforma harga CPO menjadi sedikit memburuk. "Dalam beberapa perdagangan terakhir, korelasi antara harga CPO dan ringgit begitu kuat dan hal ini berpotensi terus berlanjut untuk jangka pendek," ujarnya dalam riset Phillip Futures pada Senin (26/10/2015). 
 
Adapun, tekanan harga CPO juga didapat dari proyeksi produksi CPO Malaysia pada tahun ini yang berpotensi meningkat. Menurut laporan Malaysia Economic Report 2015.2016, produksi CPO Negeri Jiran itu berpotensi naik sebesar 2,4% menjadi 19,9 juta ton dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 19,7 juta ton.   
 
Pada perdagangan hari ini pun, nilai tukar ringgit kembali menguat sebesar 0,26% menjadi 4,22 ringgit per dolar AS.(R01/i)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index