Tewas Ditikam Perampok, Ribuan Pelayat Padati Rumah Penjaga Sekolah SDN 025 Taluk Kuantan

Tewas Ditikam Perampok, Ribuan Pelayat Padati Rumah Penjaga Sekolah SDN 025 Taluk Kuantan
Lokasi kejadian
TALUKKUANTAN (RIAUSKY.COM) - Amrizal (55), penjaga sekolah dasar (SD) Negeri 025 Senambek, kelurahan Sungai Jering Teluk Kuantan, tewas ditangan perampok saat melaksanakan tugas, Jumat lalu.
 
Korban ditemukan sang anak laki-laki dengan kondisi mengenaskan, sebuah pisau tertancap di dadanya dalam kondisi tergeletak di lantai. Sekolah ini memang terletak di kawasan yang masih sepi penduduk.
 
Mendapati korban meninggal sangat dramatis dan memilukan, membuat ribuan pelayat tampak hadir memadati di rumah duka silih berganti. Baik warga sekitarnya, guru dan tenaga TU serta murid-murid. Mereka larut dalam kesedihan mengenang nasib nahas yang dialami korban. Banyak kaum ibu-ibu yang meneteskan air mata begitu juga murid-murid sekolah dan kerabat korban.
 
Tidak hanya di rumah duka yang tidak jauh dari SD  Negeri 025 Teluk Kuantan, simpati pelayat juga terlihat saat mengantar iringan-ringan jenazah ke mesjid Al-Furqan untuk disholatkan hingga ke lokasi pemakaman. Satu unit mobil Polisi terlihat mengawal rombongan selama dalam perjalanan menuju mesjid dan pemakaman.
 
Sebelum ditemukan tewas, anak korban gundah sebab sang ayah tercinta belum juga pulang dari sekolah, sedangkan maghrib hampir menjelang. Sang anak laki-laki korban pun akhirnya menuyusul ke sekolah yang jaraknya hanya 75 meter dari rumahnya.
 
Saat sampai disekolah itulah, sang anak melihat korban dalam kondisi tergeletak dengan sebuah pisau tertancap di dadanya. Melihat sang ayah dalam kondisi mengenaskan itu, anak korban lantas berlari pulang memanggil sang ibu.
 
Istri korban pun langsung berlari ke sekolah. Disana sang istri menenukan sang suami sudah tergeletak dekat tanaman bunga yang baru ditanam. Sang isteri pun kemudian mencabut pisau di dada suaminya.  Terdapat luka robek selebar 4 cm di dada bagian kiri korban.
 
Syafriadi, guru SD Negeri 025, Sinambek, Telukkuantan, Syafriadi kepada wartawan memaparkan, korban setiap sore pergi ke sekolah untuk menurunkan bendera dan memeriksa ruang sekolah serta membersihkan halaman sesuai tugasnya.
 
Saat kejadian katanya, korban datang ke sekolah membawa angkong. Saat tiba di depan ruang guru yang menyatu dengan ruang kepala sekolah terdengar suara berisik di dalam ruangan. Korban mulai curiga karena kunci pintu ruangan dalam kondisi terbuka.
 
Tanpa sempat menurunkan bendera lebih dulu, korban langsung masuk ke dalam ruangan. Begitu masuk ditemukan seorang atau lebih, orang tak dikenal yang sudah membongkar semua laci dan masuk ke ruangan kepala sekolah. Bisa jadi kata Syafriadi suara berisik dalam ruangan itu karena pelaku terkejut mendengar suara angkong yang dibawa korban.
 
Syafriadi menduga saat itulah terjadi bentrok fisik antara korban dengan orang tak dikenal yang masuk ruangan tadi. Pergulatan sampai ke halaman sekolah dekat tanaman bunga yang berjarak sekitar 25 meter dari pintu ruangan  yang dimasuki orang tak dikenal tadi.
 
Syafriadi menduga, korban saat itu sudah lumpuh barulah pelaku menusukkan pisau ke dadanya. Syafriadi memastikan pisau di dada korban itu adalah pisau milik sekolah yang biasanya  di letakkan di atas meja guru di ruangan yang dimasuki pelaku tadi. (R12/Ktc)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index