2 Bulan Terisolir, DPRD dan Pemprov Riau Santai Saja, Warga 17 Desa di Kakihu Demo ke DPRD

2 Bulan Terisolir, DPRD dan Pemprov Riau Santai Saja, Warga 17 Desa di Kakihu Demo ke DPRD
Jalan rusak di kampar kiri hulu hingga kini tak kunjung diperbaiki.
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Sebanyak 17 desa di Kampar Kiri Hulu sudah lebih dua bulan terakhir terisolir. Sayangnya, tak satupun dari pemangku kepentingan ambil peduli.
 
Geram dengan perlakuan tidak adil yang diapatkan, ratusan masyarakat perwakilan dari 17 desa di kampar Kiri Hulu ini pun mendatangi gedung DPRD Riau.
 
"Kami kecewa bang, sudah dua bulan jalan menuju Kampar Kiri Hulu itu rusak, tak bisa dilalui, tapi pemerintah dan DPRD seperti tidak tahu saja, karena itu kami datang ke mari,'' ungkap Jurisman, koordinator masyarakat Kampar Kiri Hulu yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Marginal.
 
Mereka mendatangi gedung DPRD Riau guna menuntut tiga hal. Pertama, meminta status tanggap darurat ruas jalan Lipat Kain-Lubuk Agung sepanjang 28 kilometer) yang saat ini tidak bisa dilalui karena rusak parah.
 
Kedua, mereka meminta penyelesaian dalam bentuk pengaspalan ataupun rigid atau jalan beton untuk ruas jalan Lipat kain-Desa IV Koto Serangkai sepanjang 28 kilometer dan tuntutan ketiga, meminta pemerintah untuk menyegerakan bantuan sembako untuk 17 desa yang terdampak kerusakan jalan yang kini putus total tersebut. 
 
Dijelaskan Jurisman, adapun 17 desa yang saat ini terdampak parah akibat putusnya ruas jalan di Kampar Kiri Hulu itu adalah: Desa Tanjung Mas, Desa Tanjung Harapan, Desa Danau Sontul, Desa Sungai Raja, Desa Sungai Rambai, Desa Sungai Harapan, Desa IV Koto Setangkai, Desa Sungai Sarik, Desa Muara Selaya, Desa Sei Asam, Desa Deras Tajak, Desa Tanjung Karang, Desa Batu Sasak, Desa Kebun Tinggi, Desa Lubuk Bigau, Desa Tanjung Permai, Desa Pangkalan kapas. 
 
Jalan sepanjang 28 kilometer itu adalah ruas jalan utama yang menghubugnkan 17 desa disekitarnya. Semenjak jalan tersebut rusak parah dalam dua bulan terakhir, otomatis, aktivitas warga terganggu. Bahkan, kini desa tersebut terisolir, karena tak bisa dilalui. 
 
"Bisa lewat bang, tapi harus ditarik oleh mobil besar. Di sana, saat ini warga benar-benar menderita. Pertanian hancur, karena sawit dan karet tak bisa keluar. kalau pun bisa keluar, biayanya sudah mahal, sehingga merugi," kata Jurisman.
 
Dalam aksi protes waraga ke DPRD Provinsi Riau, mereka disambut sejumlah anggota DPRD dapil bengkalis seperti Masnur, Joni Moga dan beberapa anggota lainnya. 
 
Pertemuan antara warga dan DPRD juga dihadiri Kadis PU Provinsi Riau yang menjanjikan akan segera menurunkan alat berat untuk membantu proses perbaikan ruas jalan yang saat ini tidak bisa dilalui.
 
Pemerintah provinsi Riau juga menjanjikan alkan menurunkan alat berat untuk memperbaiki ruas jalan yang rusak itu. (R02)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index