Selundupkan Narkoba ke Indonesia

Nahas... Sabu-Sabu Pecah di Dalam Perut, Suhaemy Tewas Mengenaskan

Nahas... Sabu-Sabu Pecah di Dalam Perut, Suhaemy Tewas Mengenaskan
Suhaemy (tengah) saat timbang barang bukti di markas BNNP Jatim Kamis (6/4) sebelum meninggal..
SURABAYA (RIAUSKY.COM) - Suhaemy alias Mat Safe harus menanggung risiko dari aksi nekatnya. Dia mencoba menyelundupkan sabu-sabu (SS) dengan menelan bubuk kristal putih tersebut. Celakanya, kemasan barang haram itu pecah dan merusak saluran pencernaannya. Suhaemy akhirnya tewas pada Rabu malam (12/4/2017).
 
Suhaemy ditangkap Tim Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim 6 April lalu. 
 
Menurut Kabid Pemberantasan BNNP Jatim AKBP Wisnu Chandra, Suhaemy dibekuk di terminal 2 Bandara Juanda. Saat itu, sekitar pukul 19.00, dia baru datang dari Malaysia.
 
Karena gerak-geriknya mencurigakan, petugas dari tim interdiksi bandara menghentikan langkah Suhaemy. Dia sempat ditanyai tim sebelum ditahan pihak keamanan bandara. Tak lama, tim pemberantasan dari BNNP Jatim datang untuk melakukan penyelidikan. 
 
"Saat diinterogasi petugas, dia tidak mengaku telah menyembunyikan sabu-sabu di duburnya,” ujar Wisnu.
 
Tak puas, petugas membawanya ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Waru, untuk rontgen. Dia tak bisa mengelak saat hasil rontgen menyatakan bahwa ada benda aneh di duburnya. Mengetahui hal itu, pihak BNNP Jatim mengeluarkan sabu-sabu yang dibungkus dalam bentuk kapsul. Ukurannya kira-kira sebesar mentimun jumbo. 
 
"Beratnya sekitar 170 gram,” ucap Wisnu.
 
Suhaemy beserta barang bukti lalu dibawa ke markas BNNP Jatim untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, dia belum mengaku bahwa ada sabu-sabu yang ditelan. Baru pada Jumat malam (7/4), Suhaemy mengaku telah menelan paket sabu-sabu. 
 
"Dia mengaku setelah mengeluh sakit perut,” ungkap Wisnu.
 
Petugas BNNP Jatim awalnya tidak percaya. Sebab, modus penyelundupan dengan cara menelan sangat berisiko dan jarang dilakukan. Namun, wajah Suhaemy terlihat pucat dan mengeluarkan keringat dingin. Pria asal Sampang, Madura,tersebut akhirnya buang air besar. Nah, saat itulah keluar pembungkus terluar dari paket sabu-sabu tersebut. 
 
"Awalnya, sabu-sabu itu dibungkus plastik dua kali.Lalu, dibungkus lagi dengan karet lateks dan diikat dengan karet gelang,” terang Wisnu.
 
Saat itu Suhaemy mulai lemas. Petugas BNNP Jatim lantas mengirimnya ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim. Di sana dia mendapat perawatan dari dokter. Namun, malam itu juga dia dibawa kembali ke tahanan. Sebab, dia tidak mau dirawat di rumah sakit. 
 
"Selain tidak mau, kami dan dokter mengira kalau itu hanya alibi tersangka,” tutur Wisnu.
 
Dokter akhirnya mengizinkan dan merekomendasikan rawat jalan. Petugas lalu menghubungi pihak keluarga dan memberitahukan kondisi Suhaemy. Suhaemy juga diberi makan pepaya untuk memperlancar pencernaannya.
 
Dua hari kemudian, kondisi Suhaemy memburuk. Petugas pun membawa Suhaemy kembali ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim. Kali ini dia harus dirawat intensif. 
 
"Saat itulah dia buang air lagi. Ada sembilan poket sabu-sabu yang keluar dengan bercampur darah,” jelasnya. Setiap poket berisi 7,9 gram sabu-sabu.
 
Menurut dokter, saluran pencernaan Suhaemy sudah rusak. Sangat mungkin disebabkan ada poket sabu-sabu yang pecah. Karena itu, Suhaemy perlu mendapat pelayanan rawat inap di rumah sakit. Selama dirawat, pihak keluarga diizinkan menjenguk. Namun, langkah tersebut tak membantu memulihkan kondisi pria 35 tahun itu. 
 
"Kondisinya terus memburuk," kata Wisnu.
 
Suhaemy dinyatakan meninggal pada Rabu sekitar pukul 22.20. Jenazahnya langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan di Sampang. 
 
"Malam itu, kebetulan keluarganya sedang menunggui.Jadi, kami serahkan sekalian,” terang pria dengan dua melati di pundak tersebut.
 
Suhaemy merantau ke Malaysia pada 2014. Sehari-hari dia bekerja sebagai tukang perbaikan rumah. Dia sering bolak-balik Madura–Malaysia. Berdasar keterangannya kepada penyidik, sudah tiga kali dia mengantar sabu-sabu dari Malaysia. 
 
"Dia mengaku disuruh orang yang biasa dipanggilnya ’Bro’,” imbuh Wisnu. Sampai saat ini, BNNP Jatim terus memantau apakah ada kurir dengan modus serupa.
 
Suhaemy mengaku mendapatkan serbuk haram tersebut Rp 500 ribu per gram. Setelah sampai di Indonesia, dia akan menjualnya ke bandar. Keuntungannya akan dibagi dua dengan tekong dari Malaysia. 
 
"Barang yang dibawa tersangka ini termasuk yang bagus’ kata Wisnu. (R02/Jpg)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index