Aplikasi Agrobost dan Humagold di Siak, Petani Sawit Sangat Antusias

Aplikasi Agrobost dan Humagold di Siak, Petani Sawit Sangat Antusias
Petani di Siak mencoba penggunaan pupuk cair Agrobost
SIAK SRI INDRAPURA (RIAUSKY.COM) - Petani kelapa sawit di Desa Sei Berbari KM 25 jalan lintas Dayun, Kabupaten Siak begitu antusias mengikuti aplikasi pupuk hayati cair yang dinamai Agrobost dan Humagold di kebun sawit mereka.
 
Rabu, 19 April 2017, produsen Agrobost dan Humagold PT SMS Indoputra bersama distributornya di Riau, Sumbar dan Jambi, CV Sunli Hadi 13, memang sengaja melakukan uji coba pupuk Agrobost dan Humagold di kebun sawit warga di Siak.
 
Ida Amal Ghazali, Owner PT SMS Indoputra didampingi Komisaris Ismakun dan Manager Distributor Riau, Sumbar, Jambi, Nuke Fatmasari menyatakan optimisme terhadap aplikasi yang dilakukan tersebut, apalagi petani juga sangat antusias.
 
"Kalau melihat hasil yang sudah-sudah, tentu saja kita yakin dengan aplikasi yang kita buat sekarang, apalagi hasilnya juga ada, kita lihat saja nanti," katanya.
 
Tapi Ida juga mengingatkan para petani, bahwa penggunaan pupuk cair agrobost dan humagold bukan berarti meniadakan penggunaan pupuk konvensional yang selama ini digunakan, seperti urea, SP36, KCL dan lainnya.
 
"Idealnya memang dari sejak pembibitan, pupuk cair ini sudah digunakan, maka hasilnya akan sangat baik, namun bisa juga digunakan untuk masa tanam yang sudah berjalan," jelasnya.
 
Di Riau ia melihat di beberapa daerah khususnya di Siak, tanaman kelapa sawit tumbuh namun tidak maksimal, makanya ia mendorong penggunaan agrobost dan humagold ini agar petani juga bisa menikmati hasil yang lebih baik.
 
"Jadi sayang sekali, harus petani bisa panen lebih sering, dapat hasil yang lebih baik, namun karena penanganan yang kurang maksimal, jadi hasilnya juga tak tak terlalu menggembiarakan," kata Ida.
 
Foto bersama usai aplikasi
 
Dijelaskannya, pupuk hayati Agrobost dibuat dengan teknologi Agricultural Growth Promoting Inoculant (AGPI), yaitu suatu inokulan campuran yang berbentuk cair, mengandung hormon tumbuh indole acetic acid serta mikroba indigenous (mikroba tanah setempat) asli Indonesia, yang sangat dibutuhkan dalam proses penyuburan tanah secara biologi antara lain Azospirillum sp, Azotobacter sp, mikroba pelarut P, Lactobacillus sp, dan mikroba pendegradasi selulosa dan Pseudomonas Sp.
 
Mikroba dan enzim tersebut dapat bekerja secara maksimal dan dapat mengubah unsur hara yang tadinya sulit untuk diserap tanaman menjadi unsur hara yang mudah diserap oleh tanaman sehingga penggunaan pupuk menjadi sangat efisien.
 
Agrobost yang berbahan aktif mikroba indegenous asli Indonesia dan ramah lingkungan karena tidak mengandung logam berat seperti As, Pb, Hg, Cd, dan mikroba patogen, Salmonella sp.
 
Pupuk yang berbahan dasar organik ini mampu menghemat biaya produksi antara 30% sampai 40% untuk pertanian/peternakan karena dapat mengurangi bahkan meninggalkan pemakaian pupuk kimia. Dan pupuk ini juga Dapat meningkatkan hasil produksi pertanian/peternakan sebesar antara 15% sampai dengan 70%. 
 
"Jadi sederhananya, kalau digunakan secara tepat, makan petani bisa melihat hasilnya, tanaman sawit akan tumbuh sumbur, daun-daunnya hijau sehat, buahnya juga akan besar-besar, masa panen akan semakin cepat, dan umur produksi tanaman akan semakin panjang, dalam dua bulan kita sudah bisa liat hasilnya," terangnya.
 
Dan yang terpenting, penggunakan agrobost dan juga humagold ini akan mengembalikan ekosistem tanah yang telah rusak, sehingga tanah akan kembali subur, mengoptimalkan kemampuan tanah  mengikat air, mengoptimalkan struktur dan kondisi tanah dan lainnya.
 
Untuk wilayah Riau yang sebagian besar gambut, dan mengandung tingkat keasaman yang cukup tinggi, penggunaan agrobost dan juga humagold sangat tepat seklai, nantinya tanah menjadi netral sehingga akar dapat menyerap sari makanan dengan baik.
 
Kata Ida, sejauh ini, petani yang sudah menggunakan agrobost maupun humagold sudah merasakan manfaatnya. "Yang sulit itu kan bagaimana merubah midset para petani untuk menggunakan pupuk cair ini, pelan-pelan kita coba, nanti akan berhasil," harapnya.
 
Tim menyiapkan pupuk agrobost yang akan diaplikasikan
 
Sekali lagi ditegaskannya, kalau penggunaan agrobost dan humagold ini tidak hanya menguntungkan ptani dari segi hasil produksi, namun dengan meminimalisir penggunaan pupuk, maka petani juga bisa berhemat.
 
Satu lagi, tidak hanya pada kelapa sawit, pupuk hayati ini juga bisa digunakan untuk komoditas lainnya, seperti penggunaan pada tanaman kacang tanah, kentang, umbi-umbian, tomat, cabai dan kedelai, sayur-sayuran, jagung, tembakau, semangka dan melon, karet, sengon, kopi, coklat, cengkeh, pepaya, jeruk, apel dan mangga, tanaman hias dan obat, tebu dan pisang, 
 
Sementara itu salah satu petani siak yang mengikuti aplikasi agrobost dan humagold, Zainuri (52) merasa senang dan sangat antusias, karena menurutnya ini cara baru yang dipelajarinya.
 
Diakuinya, khususnya di Siak ada beberapa persoalan yang dihadapi para petani khususnya kelapa sawit. Seperti cuaca ekstrim, hasil yang belum maksimal, seperti bunga landak dan cengkeh, masa panen yang masih sekali dua minggu.
 
"Makanya tadi kalau dengan penjelasannya saya jadi tertarik untuk mncoba, makanya saya senang ada uji coba ini, nanti saya akan lihat hasilnya seperti apa," katanya pria yang bersama kelompok taninya punya 48 ha kebun sawit ini.
 
Sementara itu menurut Nuke Fatmasari Manager Distributor CV Sunli Hadi 13 untuk wilayah Riau, Sumbar dan Jambi, para petani kini sudah banyak yang menggunakan agrobost dan humagold ini, bahkan permintaanya juga tumbuh signifikan.
 
Dalam dua tahun terakhir, pihaknya sudah mendistribusikan hampir ke seluruh daerah yang ada baik di Riau, Sumbar maupun Jambi. "Awalnya sulit, tapi setelah petani melihat langsung hasilnya, kini mereka percaya," jelas Nuke.
 
Untuk memperoleh pupuk hayati ini cukup mudah, karena sudah banyak agen-agen di daerah yang menjualnya, sehingga petani dengan mudah mendapatkannya. Sementara distributornya berada di Pekanbaru.
 
Nuke pun optimis dengan perkembangan penjualan agrobost di tiga provinsi ini terutama di Riau yang memang punya potensi perkebunan kelapa sawit yang sangat luas. (R02)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index