Miris... Tinggal di WC, Puluhan Tahun Dipasung, Kaki Arif Lumpuh, Keluarga Tak Peduli

Miris... Tinggal di WC, Puluhan Tahun Dipasung, Kaki Arif Lumpuh, Keluarga Tak Peduli
Arif yang ditelantarkan keluarga
SELATPANJANG (RIAUSKY.COM) - Adalah Arif Fadila, warga Dusun III, Desa Banglas, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Meranti, Riau, mengisi hidupnya dengan kedua belah kaki yang lumpuh akibat dipasung. 
 
Ditemani kursi roda, dia mengabiskan sisa usia 62 tahun di WC yang dibangun pemerintah yang tidak dipakai warga sejak dibangun.
 
Diceritakan Seriani, jiran alias tetangga Arif, bahwa sejak menamatkan SMA atau sekitar berusia 18 tahun, Arif mengalami gangguan jiwa. Jika dia berada di luar rumah suka mengganggu warga yang lewat.
 
Tak jarang, warga ketakutan dengan ulah Arif ini. Karena tak ingin anaknya mengganggu ketentraman orang lain, sang ibu yang ketika itu masih hidup, mengambil keputusan sangat berat. Kedua belah kaki Arif diikat dengan tali, kemudian dipasung.
 
Setelah 37 tahun berlalu, Arif yang sudah kehilangan bapak, juga harus kehilangan ibunya. Dan sejak ibunya pergi untuk selama-lamanya, Arif dilepaskan dari kekangan pasung. Namun, akibat dipasung puluhan tahun kedua belah kakinya lumpuh. Sementara itu, keluarga lainnya tidak mau peduli dengan nasib Arif.
 
Jiran Arif tak bisa berbuat banyak tapi rasa iba tetap ada. Paling tidak, untuk makan Arif ada saja yang memberinya, terutama Seriani.
 
Memberi bantuan secara langsung kepada Arif, warga harus berhati-hati. Pasalnya, jika ada orang yang tak begitu dia kenal mendekat, Arif mengamuk meskipun orang tak dikenal itu memberi bantuan kepadanya.
 
Hanya Seriani, salah seorang jiran yang paling dikenal Arif. Itupun Seriani harus "membunuh" rasa kesalnya lantaran beberapa tahun lalu, Arif sempat membakar rumah orangtua Seriani yang berada di tepi laut, tak jauh dari tempat tinggal mereka.
 
"Orang gila, tidak mungkin kita marah. Meskipun dia sudah membakar rumah orangtua saya. Untung saja tidak ada korban jiwa," kata Seriani.
 
Seriani tidak tau persis sejak kapan Arif tinggal di WC yang dibangun pemerintah. Yang jelas, sejak dibangun WC permanen dua pintu itu, satu pintu untuk wanita dan satu pintu lagi untuk laki-laki, sama sekali tak pernah digunakan warga.
 
Arif tinggal di WC laki-laki. WC itu masih berfungsi hanya saja tidak ada airnya, dan bila malam tiba Arif tidur dalam keadaan gelap mengkakap (gelap gulita), karena memang tidak ada aliran listrik di WC itu.
 
Sementara jika Arif ingin buang air, selalu jiran yang memberikan air. Di WC itu ada ember yang disediakan warga untuk menampung air keperluan Arif.
 
Arif, kata Seriani, setahu dia adalah anak asli Selatpanjang dan saudaranya masih banyak, hanya saja tidak mau mengurusnya.
 
Ketika Senuju.com berkunjung ke tempat Arif, tampak sebuah kursi roda. Kursi roda itu, kata Seriani, adalah pemberian hamba Allah, hanya saja jika keluar dari dalam WC, Arif lebih senang berjalan menggunakan kedua belah tangannya. (R04/Senuju)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index