Tragis, Hendak Diperkosa Anak Majikannya di Arab, TKW Cantik Lompat dari Lantai II, Rusuk Patah

Tragis, Hendak Diperkosa Anak Majikannya di Arab, TKW Cantik Lompat dari Lantai II, Rusuk Patah
Muliati binti Dahri Siatih saat dirawat
MATARAM (RIAUSKY.COM) - Muliati binti Dahri Siatih, buruh migran perempuan asal Desa Dasan Baru, Kecamatan Kediri Lombok Barat, NTB, menjadi korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan anak majikannya.
 
Ibu satu anak itu berusaha lari dari upaya perkosaan dan loncat dari lantai dua rumah majikannya di Riyadh, Arab Saudi. Akibatnya, rusuk kanan Muliatu patah. Saat ini korban tengah dalam perawatan.
 
Suami Muliati, Mawardi dan ibu kandungnya, Rohani, mengadukan masalah itu ke Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran (PBHBM) di Mataram. Pihak keluarga minta bantuan agar Muliati segera dipulangkan ke NTB.
 
”Saya tidak bisa tidur nyenyak, bahkan untuk makan pun saya tidak sanggup karena memikirkan anak saya di negeri seberang,” kata Rohani sambil meneteskan air mata.
 
Menurutnya, anaknya merupakan sosok wanita yang cantik dan lemah lembut. Bahkan selama menjadi TKW di negeri orang, ia selalu kirim uang untuk membiayai kehidupannya sehari-hari.
 
”Anak saya selalu rajin mengirimi kabar dan uang untuk kehidupan sehari-hari kami,” katanya.
 
Sementara itu, suami korban, Mawardi mengaku sangat marah dengan kejadian yang dialami istrinya yang biasa ia panggil dengan nama Melati itu.
 
Apalagi dia mendengar kronologis kejadian itu dari teman kerja istrinya di Riyadh. ”Istri saya mengalami patah di salah satu tulang rusuknya,” katanya, seperti dilaporkan Lombok Post.
 
Sementara itu, Koordinator PBHBM M Saleh yang menerima pengaduan menjelaskan, pihaknya akan segera menindaklanjuti kasus tersebut.
 
Berdasarkan informasi yang diterima, Muliati binti Dahri Siatih bekerja di Riyadh Arab Saudi tiga bulan satu minggu. Sistem kerjanya setiap tiga bulan ganti majikan.
 
Tiga bulan pertama ia dipekerjakan pada satu majikan yang ia tidak tahu siapa nama dan di mana alamatnya. Hal yang sama ketika kembali dipekerjakan pada majikan kedua.
 
Di majikan kedua, Muliati bekerja selama satu minggu dan masalahpun mulai banyak alami. Anak majikan bersama dua temannya berusaha memperkosa korban. Itu dilakukan saat kedua orang tua majikan tidak di rumah.
 
Muliati dipanggil oleh anak majikan yang sebelumnya juga sudah memanggil dua teman prianya. Tiga pria itu membawa Muliati ke salah satu kamar rumah.
 
Di sana mereka berusaha memperkosa korban, tapi Muliati berusaha melawannya, dan selanjutnya bisa lari dan lompat dari lantai dua ke lantai satu.
 
Ketika terjatuh ke lantai satu, ia rasakan dada terasa sesak dan kaki kesakitan. Tetapi ia masih berusaha berdiri dan bisa lari minta pertolongan. Selanjutnya ia bisa ditolong oleh warga dan polisi setempat.
 
Muliati selanjutnya dibawa ke Kantor Mahara Agency tempat penyaluran TKI, dan Agency selanjutnya membawanya ke Rumah Sakit.
 
Muliati tidak tahu apa nama rumah sakitnya, karena saat diantar ke rumah sakit ia dalam keadaan pingsan.
 
Di Rumah sakit, Muliati ternyata harus dioperasi karena ternyata tulang rusuk sebelah kanan ditemukan patah. Ia dipasangi besi penyangga (pen) untuk menyambungkan tulang rusuk yang patah.
 
Sampai sekarang ia masih merasakan sakit pada dadanya serta bekas operasi. Di sisi lain ia terus menerus keluar darah pada bagian hidung dan telinganya. Termasuk juga ia selalu pingsan.
 
Yang sangat disesalkan, biaya rumah sakit tidak ditanggung oleh agency dan/atau oleh majikan, tetapi dibayar sendiri dari hasil jerih payahnya ia bekerja.
 
Lebih satu minggu dirawat di rumah sakit, selanjutnya Muliati dibawa lagi ke Mahara Agency. Bukannya Muliati tidak istirahat, tetapi ia dikirim lagi ke rumah majikan tempat majikan kedua.
 
Di tempat ini majikan tetap memperlakukan Muliati sebagai tenaga kerja biasanya, walaupun ia tahu, bahwa ia baru selesai melakukan operasi.
 
Dua hari bekerja, Muliati tidak kuat, akhirnya dibantu oleh teman-teman para TKI lainnya yang sama-sama bekerja sebagai pembantu rumah tangga, membawanya kembali ke rumah sakit.
 
Tetapi ia tidak bisa melakukan tindakan medis lanjutan, karena hasil rekam medis sebelumnya disobek oleh agency.
 
Posisi Muliati sekarang bersama teman-teman di sebuah kantor penampungan di Sarikah Mahara Alwadi Exit 6 Riyadh, Arab Saudi.
 
Dari kasus yang dialami Muliati, Saleh menyimpulkan beberapa hal. Pertama, Muliati telah dipalsukan identitas dan dokumen penempatannya.
 
Kedua, Muliati telah diberangkatkan resmi oleh pemerintah dan PPTKIS. Ketiga, Muliati mendapatkan perlakuan pelecehan seksual dan usaha perkosaan.
 
Muliati sekarang dalam keadaan sakit dan berada di Riyadh, Arab Saudi yang harus secepatnya mendapatkan perawatan.
 
Terindikasi ada pelanggaran tindak pidana perdagangan orang, mal administrasi layanan penempatan, pelanggaran sistem kependudukan dan beberapa tindak pidana penipuan.
 
Untuk itu, pihak keluarga meminta bantuan Bupati Lombok Barat dan Gubernur NTB membantu secepatnya pemulangan Muliati ke Lombok. (R02/Jpnn)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index