Ada Sejak Zaman Kerajaan Siak, Bupati Syamsuar Komit Lestarikan Festival Meriam Buluh

Ada Sejak Zaman Kerajaan Siak, Bupati Syamsuar Komit Lestarikan Festival Meriam Buluh
SIAK SRI IDRAPURA (RIAUSKY.COM) - Festival Meriam Buluh di Kabupaten Siak bisa menjadi magnet bagi wisatawan manca Negara yang hendak berkunjung Kota Istana. 
 
Pemerintah Kabupaten Siak akan terus mengali khasanah-khasanah teradisi Melayu yang hampir hilang.
 
“Sebagi orang Melayu yang tinggal di negeri Melayu kita wajib melestarikan tradisi telah hilang,” kata Syamsuar saat menyaksikan festival Meriam Buluh yang berlangsung di tepian Sungai Jantan Kota Siak Sri Indrapura, Minggu 25/06/2017 malam.
 
FMB (Festival Meriam Buluh) ini tidak hanya diperingatkan pada malam bulan ramadhan saja, tetapi kita akan diberbagi momen, seperti pada acara Festival Siak Bermadah, Memperingati HUT Kabupaten Siak, dan tujuh belasan, sehingga festival meriam ini ada terus dan dijadikan ajang tahunan. 
 
Selain dari pada itu tujuan kegiatan ini, Dapat menjadi daya tarik wisatawan dan bisa dijadikan ajang promosoi pariwisata daerah. Syam mengingginkan memecahkan rekor Muri dengan menghidupkan 1000 meriam buluh betung yang di hadapkan kesungai jantan, dan di bunyikan pada waktu yang bersamaan. Ini kan unik dan bias menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
 
Syam Juga menjelaskan kegiatan ini juga untuk memeriahkan bulan puasa serta menyambut datangnya malam 1 Syawal 1438 Hijeriah, Pemerintah Kabupaten siak mengadakan Fetival Meriam Buluh seperti mengangkat batang terendam, tradisi masyarakat melayu siak yang sudah lama hilang kini kita dimunculkan kembali. Mengawali Festival Meriam Syam yang didamping Wakil Bupati Siak Alfedria, dan Ketua DPRD Siak Indra Gunawan coba memainkan meriam terebut.
 
Sementara itu masyarakat Siak Said Muzani saat menceritakan sejarah kenapa Meriam Buluh ini di munculkan lagi, teradisi ini sudah ada sejak zaman kerajaan. Semasa itu untuk membangunkan masyarakat yang hendak sahur di bulan ramadhan, anak-anak bujang di rumahnya masing-masing menghidupkan meriam buluh, saut-sautan pun suara meriam terdengar. juga pada saat sorenya meriam dihidupkan  sebelum waktu berbuka puasa tiba. 
Terdengar dentuman meriam dari seberang-keseberang, meriam buluh ini biasanya dimainkan oleh anak bujang tangung dan juga orang dewasa, permainan semakin dekat berbuka semakin seru, suara meriam selalu diarahkan bunyinya ke arah sungai jantan. Kemudian terjadi saut-menyaut dentuman suara meriam dari pinggir sungai jantan.
 
Pada tahun 80 hingga era 90 an tradisi meriam Ini masih terjaga dikalangan masyarakat Siak, bahan pembuat Meriam masih mudah untuk di cari namun seiring perkembangan zaman tahun 2000an, dentuman meriam buluh sudah jarang terdengar lagi karena sudah diganti dengan mercun, dan petas-petasan yang bahannya dari karbit. Di zamannya memiliki Meriam Buluh yang bunyinya kuat dan dapat mengalahkan milik orang lain merupakan kepuasan tersendiri bagi sipemilik Meriam terang muzani.
 
Sementara itu ketua panitia acara Anggi mengatakan, saat ini jumlah peserta sebanyak 50 orang dan terdiri dari 6 grub, yang paling jauh peserta berasal dari sungai limau, satu grub terdiri dari 5 orang. Katagori penilayan anggi menjelaskan sura meriam nang kuat, dan kostum si pemain. Tujuan kegiatan ini menghidupkan kembali budaya nenek moyang yang telah hilang, dengan harapan anak-anak muda dapat berperan dalam lomba ini.
 
Meriam Buluh ini bukaan sembarang buluh, namun buluh pilihan yaitu buluh betung yang karaternya ruas panjang dan tebal, Meskipun kegiatan ini terkesan mendadak, namun antusias masyarakat siak cukup tinggi ini terbukti lokasi acara sangat ramai didatangi pengunjung. (R08/Rls)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index