Mimpi Jadi Sentral Bawang di Sumatera Pupus

Petani Bawang di Kampar Kiri Kini Dirundung Duka, Utang Menumpuk, Surat Tanah Tergadai

Petani Bawang di Kampar Kiri Kini Dirundung Duka, Utang Menumpuk, Surat Tanah Tergadai
LIPATKAIN (RIAUSKY.COM) - Meski pemimpin di Kabupaten Kampar telah berganti namun masih banyak masyarakat yang penasaran dengan program penanaman bawang di Kabupaten Kampar.
 
Banyak cerita yang tersisa dari keinginan menjadikan Kabupaten Kampar sebagai sentra bawang di Pulau Sumatera.
 
Sebagaimana dituturkan Imon Zulherman, warga Desa Sungai Geringging, Kecamatan Kampar Kiri, jika masih ada bantuan dari pemerintah maka akan masih terbuka peluang masih banyak petani yang mau menanam bawang, namun jika tak ada, maka kecil peluang petani mau bertanam bawang karena butuh modal yang besar untuk bercocok tanam bawang. 
 
Apalagi untuk membeli bibit dan pupuk. "Kalau ada bantuan bibit bisa. Sebab pesan di Jawa bibitnya," katanya seperti dimuat suarakampar.
 
Ia juga mengungkapkan, sampai saat ini program penanaman bawang beberapa waktu lalu masih menyisakan persoalan, yaitu tergadainya surat-surat tanah warga di bank karena utang pinjaman tidak terbayar.
 
"Satu kelompok ada sepuluh orang. Agunannya tiga SKT. Utang seratus sampai tiga ratus juta. Utang kelompok sampai 300 juta," ucapnya.
 
Pada penanaman lalu petani banyak yang gagal. Janji dinas terkait untuk membeli bawang jika harga dibawah Rp 20 ribu/kilogram hanya isapan jempol. "Terpaksa kita jual dengan harga murah di pasar sini. Hanya Rp 10 ribu, macam apalah mau untung," katanya.
 
Karena tidak menjanjikan secara ekonomi, maka sekarang banyak yang mengalih fungsikan lahan bawang dengan bertanam palawija dan sawit. "Aturan tak boleh tanam tanaman keras. Tapi gimana lagi. Sebagian lahan dibeli Pemda," katanya.
 
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Kampar Hendry Dunan Nasution ketika dikonfirmasi mengenai hal ini menjelaskan, surat-surat tanah yang tergadai itu terjadi pada tahun 2013.
 
"Kalau yang panen baru-baru, sudah berhasil," ujar Hendry melalui ponselnya, Kamis (20/7/2017).
 
"Yang 2013 itu, mereka meminjam dana bergulir. Dan ternyata mereka gagal waktu itu," imbuhnya.
 
Ia minta petani terus meneru M bawang, jangan dibantu lagi. "Kalau dibantu terus, tidak program namanya itu," kata Hendry.
 
Ia mengklaim sudah melakukan pembinaan dan pengawasan kepada petani. "Kalau kita programkan lagi, habis piti awak untuk itu aja nanti," ulasnya. (R10/Sk)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index