Ekonomi Melambat, BPS: Pengangguran di Riau Naik 1,27 Persen

Ekonomi Melambat, BPS: Pengangguran di Riau Naik 1,27 Persen
Ilustrasi

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) – Badan Pusat Statistik Provinsi Riau mencatat kenaikan jumlah angka pengangguran di daerah itu pada Agustus 2015 naik 1,25% bila dibandingkan periode sama tahun lalu.

Kepala BPS Riau Mawardi Arsyad mengatakan jumlah pengangguran di Riau pada Agustus 2015 tercatat sebanyak 217.053 orang atau 7,83% dari total angkatan kerja di wilayah tersebut.

“Jumlah pengangguran di Riau sampai Agustus sebanyak 217.053 orang, kalau dibandingkan tahun lalu itu naik 1,27% menjadi 7,83% dari total angkatan kerja di Riau yang mencapai 2.554.296 orang,” katanya Jumat (6/11).

Dari jumlah pengangguran itu, kontribusi paling tinggi kata Mawardi berasal dari kelompok lulusan sekolah menengah atas (SMA) dengan tingkat pengangguran sebesar 11,5%.

Sementara itu dari sebarannya, pengangguran saat ini didominasi di wilayah perkotaan dengan tingkat pengangguran mencapai 9,25%. Sedangkan di tingkat pedesaan, rasio pengangguran terhadap angkatan kerja tercatat sebesar 6,9%.

Bila dirincikan Mawardi menyebut jumlah pekerja di kawasan pedesaan sebanyak 1.553.350 orang dan di kawasan perkotaan sebanyak 1.000.946 orang.

“Jadi lebih banyak masyarakat Riau yang bekerja di pedesaan dibandingkan perkotaan,” katanya.

Melonjaknya tingkat pengangguran ini menurut Pemerintah Provinsi Riau disebabkan oleh perlambatan ekonomi setempat yang terjadi pada semester pertama 2015.

“Jelas ini karena pengaruh melambatnya ekonomi pada semester I, tentu berimbas pada penyerapan tenaga kerja yang ikut turun dan membuat angka pengangguran naik,” katanya.

Andi menyebutkan beberapa faktor lain yang ikut berdampak pada pelemahan ekonomi dan berujung pada meningkatnya pengangguran itu seperti pelemahan nilai jual komoditas perkebunan yaitu sawit, karet, hingga buah kelapa.

Selain itu pada sektor industri dan beragam bidang usaha yang terkena imbas bencana kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan yang terjadi hampir tiga bulan sejak Agustus hingga akhir Oktober.

“Di tengah kondisi itu, angka pertumbuhan penduduk atau kedatangan dari daerah lain terus bertambah, jadi itu menjadi beberapa faktor pendorongnya ,” katanya. (BIS/R02)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index