Berada di Tepian Sungai Kampar

Ini Dia Pulau Cinta di Kampar, Pasir Putih dan Padang Rumput

Ini Dia Pulau Cinta di Kampar, Pasir Putih dan Padang Rumput
Pulau Cinta

KAMPAR (RIAUSKY.COM) - Kampar ternyata memiliki satu lokasi potensi ekowisata. Letaknya di Desa Teluk Jering, Kabupaten Tambang yang letaknya di bantaran Sungai Kampar. 

 

Masyarakat bisa menemukan hamparan padang rumput yang luas dan indah yang letaknya di tepi sungai berwarna coklat yang bersih.

 

Padang rumput ini sehari-hari dimanfaatkan oleh masyarakat yang banyak memiliki ternak kerbau, untuk lokasi gembala mereka. Belasan hingga puluhan kerbau dilepaskan di padang yang luasnya belasan hektare ini untuk makan dari pagi hingga petang.

 

Salah seorang penduduk setempat bernama Marni, mengatakan lahan yang ditumbuhi rumput ini merupakan milik desa. Sengaja dijadikan tempat untuk kerbau makan dan memamah-biak.

 

"Warga sini kebanyakan berkebun. Ada yang menderes (karet) ada juga yang mendodos (kelapa sawit). Tapi mereka juga ada yang punya kerbau," kata Marni seperti dimuat senuju.

 

Bagi petani yang memiliki kerbau, pagi hari sebelum berangkat ke kebun, mereka terlebih dulu melepaskan ternak mereka. Kerbau-kerbau kemudian berjalan sendiri menuju padang rumput dan kembali pada sore hari.

 

"Kadang kerbaunya juga dijemput kalau tak mau pulang," tambahnya.

 

Sementara itu pada sore harinya, para pemuda dan anak-anak memanfaatkan padang ini sebagai arena bermain dan olahraga mereka. Lokasi yang luas membuat padang ini cukup bagus dijadikan tempat bermain sepakbola.

 

Sementara bagi mereka yang tak bermain bola, anak-anak kecil lebih asik bermain kejar-kejaran. Sebagian lagi, ibuk dan bapak-bapak memilih menonton dan menikmati matahari senja yang terlihat di barat padang.

 

Karena padang rumput hijau yang luas, ditambah dengan lokasinya yang berada di tepi Sungai Kampar, masyarakat luar dusun ini, terutama Pekanbaru kerap mengunjunginya untuk piknik dan jalan-jalan. Kebanyakan pengunjung adalah anak muda bersama pasangan atau kelompoknya.

 

Para pengunjung datang kemudian melakukan swafoto untuk diabadikan sebagai kenang-kenangan atau dibagikan ke akun media sosial mereka. Ini merupakan tren terkini yang digandrugi oleh anak muda dan remaja tanggung.

 

"Kebanyakan memang cuma buat foto-foto saja sih," kata Andi, salah seorang pemuda setempat yang sering melihat aktifitas para pengunjung dusunnya.

 

Kelebihan lain dari tempat ini adalah hamparan pasir putihnya yang ada di sisi barat dari padang rumput ini. Hamparan pasir putih beraih yang cukup luas menjadi lokasi atau objek foto dari para pengunjung.

 

Salah seorang pengunjung yang hadir bersama pasangannya, Aulia mengatakan pasir putih di dusun ini persis seperti pasir pantai. Bahkan lebih bersih karena tidak ada sampah yang berserakan. Ia terlihat beberapa kali memotret beberapa objek dari berbagai angle dengan menggunakan hape miliknya.

 

Sebagian orang menyebut tempat ini sebagai Pulau Cinta. Tak diketahui secara pasti alasan dan sejarah nama tersebut. Namun dari beberapa orang desa mengatakan nama itu diberikan karena banyak pasangan yang berkunjung ke lokasi ini. Terutama di lokasi pasir putih.

 

"Mungkin karena banyak yang jadikan tempat ini foto sama pacarnya makanya banyak yang bilang begitu," kata Andi lagi.

 

Kemunculan pasir putih ini sendiri menurut kisah yang disampaikan warga disebabkan oleh pasir sungai yang naik dibawa arus deras Sungai Kampar ketika sedang musim hujan atau banjir. Hal ini terus berulang selama bertahun-tahun hingga pasir itu menumpuk di sana menimpa rumput.

 

Para kelompok pecinta alam juga kerap menjadikan lokasi ini sebagai tempat camping. Mereka juga biasanya berhammock ria dengan menggunakan pohon karet yang ada di tepi sungai.

 

Bagi masyarakat yang belum tahu dan ingin mengunjungi lokasi ini, dusun ini bisa diakses dari kota Pekanbaru hanya dalam waktu setengah jam dengan menggunakan motor menuju arah Lipat Kain.

 

Usai melewati Sungai Kampar dengan menggunakan jembatan Teratak Buluh, akan masuk ke Desa Sungai Pinang. Lalu tak jauh dari situ, ada jembatan dua yang lokasinya berdekatan. Usai jembatan itu, ada jalan masuk di sebelah kanan dengan kondisi jalan masih tanah.

 

Telusuri jalan itu hingga memasuki Dusun Teluk Jering. Waktu tempuh dari jalan besar hingga sampai sekitar 10 menit saja. Untuk masuk, tak dikenai biaya alias gratis.

 

Namun pesan dari warga setempat adalah untuk menjaga kebersihan sampah jika pengunjung membawa makanan dari luar. Ia berharap pengunjung juga bisa arif melestarikan lingkungan yang bersih dan indah dengan membawa sampah yang dibawa keluar dari desa kembali.

 

"Alam sudah memberikan kita keindahan. Jangan dirusak. Kalau tidak bisa merawat, setidaknya jangan dirusak. Karena ini sudah terjaga oleh penduduk sini sejak lama," kata salah satu kepala RT setempat. (R10/Sc)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index