Musda HIPMI Riau di Tembilahan, Dinilai 'Kangkangi' AD ART

Musda HIPMI Riau di Tembilahan, Dinilai 'Kangkangi' AD ART
Suasana pelaksanaan pembukaan Musda HIPMI Riau di Tembilahan.

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Kekisruhan ditubuh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Riau mulai menuai protes dari BPC se-Riau. 

Sebelumnya BPC Kota Pekanbaru, Dumai, BPC kabupaten Bengkalis kini BPC Rokan Hulu juga memprotes kebijakan yang diambil oleh BPD HIPMI Riau.

Kebijakan BPD HIPMI Riau yang menggelar Musda di Tembilahan Inhil, hari ini, dianggap sebagai bentuk pelanggaran dan rekayasa. Dimana selain lokasinya yang terkesan sembunyi-sembunyi juga diyakini hanya akal-akalan oknum yang berambisi ingin menjadi ketua.

Hal ini diungkapkan Ketua BPC HIPMI Rokan Hulu, Jenewar Effendy kepada GoRiau  melalui sambungan telepon, Sabtu (12/8/2017) malam.

"Ini sangat-sangat melanggar AD/ART. Dan ini saya tegaskan, merupakan bagian dari Onani politik yang haus akan kekuasaan," ujarnya.

Apalagi kata dia, acara Musda ini terkesan direkayasa dengan mengundang Pengurus BPP HIPMI sesuai dengan setingan belaka.

"Aneh juga, sampai Gubernur juga tak diundang. Saya juga tidak yakin dari BPP datang, ini yang datang paling ya orang-orang yang sudah dikondisikan terlebih dahulu, saya ingatkan kepada saudara Ahmi Septari dan Budi Febriadi, tolong selesaikan dulu permasalahan yang ada di BPC. Ingat kami pengurus yang sah, dan anda juga kita yang memilih, kalau kami dianggap tidak syah, kalian berdua juga tidak syah," tegasnya.

Harusnya kata dia, sesuai dengan keputusan di BPP, permasalahan di BPC diselesaikan terlebih dahulu sebelum melakukan Musda.

"Ini saya malah khawatir ini orang BPP nya yang datang ilegal ini, saya gak yakin, karena dua orang yakni Budi dan Ahmi ini ambisius menjadi ketua, mereka berdua bermanuver mencari orang-orang yang mau dicucuk hidungnya, dibuatlah BPC-BPC baru. Jadi seperti Onani Politik, ingin puas sendiri saja," tukasnya.

"Jadi ini suka-suka dia aja, jadi kalau merkea terpilih, saya sedih karena prosesnya ternyata HIPMI Riau kelasnya hanya begini," ujar Jenewar yang juga alumni HMI ini.

Sebelumnya hal yang sama juga diungkapkan pengurus BPC HIPMI Bengkalis.
''Sikap BPD HIPMI Riau yang dengan sewenang-wenang ''memuscabkan'' BPC HIPMI se-Riau itu sudah mengangkangi AD ART HIPMI itu sendiri,'' ujar Ketua BPC Hipmi Bengkalis, Saroni kepada awak media.

"Kita sangat kecewa dan akan melakukan perlawanan kepada BPD HIPMI Riau karena melaksanakan muscab BPC HIPMI Bengkalis tanpa melibatkan Pengurus yang syah dan anggota yang syah juga, ini jelas bertentangan dengan AD ART,'' tegas pria jangkung ini.

Sebagaimana informasi yang kita peroleh bahwa saudara Ahmi Septari dan Budi Febriadi telah melaksanakan Muscab BPC HIPMI Bengkalis pada tanggal 25 mei 2017 tanpa melibatkan kepengurusan BPC yang sah dan tidak menghadirkan Anggota BPC HIPMI Bengkalis yang syah.

''Berdasarkan pasal 23 anggaran rumah tangga HIPMI jelas telah diatur semuanya apakah itu Muscab Luar biasa atau muscab semuanya harus dilaksanakan oleh kepengurusan BPC atau oleh anggota yang syah bukan oleh panja. Ini jelas sebuah pelanggaran terhadap ART,'' sambung Saroni.

Ketika ditanyakan, langkah apa yang harus dilaksanakan, Saroni menyampaikan "Kita akan lakukan perlawanan dan kita akan surati ke pusat serta akan bersama-sama dengan BPC yang lain untuk menyampaikan ini kepada pengurus pusat agar saudara Ahmi Septari dan Budi Februadi diberhentikan dari kepengurusan BPD HIPMI Riau karena telah banyak melakukan pelanggaran AD ART dan juga menciptakan kemunduran di tubuh HIPMI".

"Insya allah dalam waktu dekat ini kita akan konsolidasi bersama teman-teman BPC se Riau untuk menyikapi hal ini, kita akan minta pengurus pusat berhentikan mereka dari kepengurusan, tenang saja pasti mereka kita jatuhkan," tutup Saroni. (R07)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index