Ada Lampion Raksasa, Sore Nanti Gubri akan Buka Perayaan Festival Kue Bulan

Ada Lampion Raksasa, Sore Nanti Gubri akan Buka Perayaan Festival Kue Bulan

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Gubernur Riau Ir H Arsyadjuliandi Rachman MBA Sabtu petang ((7/10/2017) akan membuka dengan resmi perayaan pertengahan Musim Gugur atau dikenal Mid-Autumm Festival atau Festival Kue Bulan yang jatuh pada Rabu 4 Oktober 2017 atau bulan 8 tanggal 15 Imlek. 

"Pembukaan ini dilakukan di Jalan Karet Pekanbaru di kawasan Kampung Tionghoa Melayu (KTM) Pekanbaru ditampilkan beberapa lampion ikan dan ayam raksasa, mobil hias dan lampion beraneka warna dibawa oleh para peserta," kata Ketua Panitia Zhong Qiu Bersama Pekanbaru, Widjadi Nauli Basa yang didampingi Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Pekanbaru Kamin dan Ketua PSMTI Riau Peng Suyoto, dan Humas PSMTI Riau Ket Tjing kepada wartawan di Tea House Jalan Karet Pekanbaru, Jumat (6/10/2017).

Menurut panitia, perayaan pertengahan Musim Gugur atau Zhong Qiu Jie (atau Tiong Ciu dalam dialek Hokkian) merupakan salah satu perayaan penting dalam tradisi warga Tionghoa di seluruh dunia sejak ribuan tahun lalu dengan makanan khasnya yang disebut Kue Bulan (moon cake) yang umumnya berbentuk bulat dengan berbagai citarasa.

Dalam perayaan itu biasanya dipasang lampion (lampu) merah di bawah sinar rembulan. Simbol bulan dari bulan, lampion merah maupun kue bulan bermakna keutuhan atau reuni keluarga yang penuh sukacita dan bahagia. Momen itu juga dimanfaatkan untuk mensyukuri karunia Tuhan dan penghormatan kepada alam semesta, atau kepada dewi bulan dalam kepercayaan sebagian orang Tionghoa.

Tahun 2017 ini adalah Tahun Ayam, dengan lampion raksasa didatangkan dari Bagansiapi-api Kabupaten Rokan Hilir Riau dan dibawa ke Kota Pekanbaru tempat pusat Perayaan Festival Kue Bulan di jalan Karet Pekanbaru.Kegiatan ini juga untuk mengangkat ekonomi Bagansiapi-api. 

Bagi lampion raksasa pemenang lomba nantinya dibantu dana secukupnya.di Kampung Tionghoa Melayu Pasar Bawah Pekanbaru ini ada juga kegiatan jual oleh-oleh khas Pekanbaru pada 15 Oktober 2017 antara lain dibuka Tea House (kedai teh).

Tiap tahun ada acara makan kue bulan pertengahan bulan Agustus musim gugur mengikuti leluhur Tionghoa.  Tujuannya untuk mempererat, untuk kekompakan, agar warga Tionghoa meningkatkan nilai-nilai Pancasila dan di dalam NKRI.

"Ini adalah perayaan orang Tionghoa sedunia. Gravitasi bulan sangat dekat dengan bumi orang Tionghoa melakukan sembahyang. Kenapa kue bulan itu manis itu ada maknanya. Kenapa kue bulan itu bulat tidak persegi yaitu artinya untuk kebersamaan dan persaudaraan serta semakin erat," kata Ketua PSMTI Riau, Peng Suyoto.Di acara ini panitia juga mengundang Tetua adat Melayu, Minang, Batak dan lain-lain.  

Acara ini akan ramai warga sekitar 3.000 menghadirinya dan peserta yang sudah mendaftar 2.000 peserta dari sekolah,  dan organisasi paguyuban.Pawai dilakukan Sabtu sore (7/10/2017) di mana pukul 17.00 WIB peserta sudah hadir. Rute pawai melewati Jalan Karet-Jalan Juanda-Jalan HM Yamin masuk lagi Jalan Juanda dan kembali ke Jalan Karet. 

Ada acara kesenian nyanyian, tarian dari sekolah, barongsai. Ansor Riau juga ikut serta menyediakan mobil pawainya. Anak-anak para peserta bikin lampion sendiri diperlombakan dan dinilai panitia yang juara diberi hadiah. Tahun 2017 ini lain dari yang lain beberapa ormas juga ikut serta.

Diharapkan acara ini dimasukkan dalam Calendar of Ivent atau kalender pariwisata Kota Pekanbaru oleh Dinas Pariwisata Pekanbaru atau Dinas Pariwisata Riau setiap tahunnya karena acara ini rutin dilaksanakan bisa menarik daya tarik wisatawan mancanegara.Mobil hias selain tiga kendaraan Lampion Ayam Raksasa ada juga tujuh mobil hias menarik lainnya ikut serta.

Filosofi kegiatan kue bulan ini bagi muda-mudi jadi hal yang menarik, yakni sebagai wadah komunikasi yang sangat baik saling kenalan saling sapa bahkan bisa dapat jodoh. Kegiatan ini bernilai budaya leluhur, bukan politik. Budaya ini menjunjung tinggi kerukunan dan keberagaman untuk saling bersilaturahmi.

"Kita tak ingin acara ini eksklusif untuk orang Tionghoa saja tapi dihadiri oleh semua lapisan masyarakat inilah kebhinnekaan kita," kata Peng Suyoto. 

Orang luar negeri kata Ketua PSMTI Pekanbaru, Kamin cukup mendukung acara ini karena bisa mengundang kedatangan wisatawan asing ke Pekanbaru dan meningkatkan pariwisata Pekanbaru, hotel penginapan bisa penuh. Jadi kalau acara ini rutin dilakukan setiap tahun didukung oleh Pemerintah dimasukkan ke dalam kalender pariwisata daerah ini dipastikan wisatawan mancanegara ramai datang ke Pekanbaru dan bisa mendatangkan income/pendapatan asli daerah (PAD) bagi daerah ini.

Khusus akan dibukanya kawasan kuliner Tea House di Jalan Karet Pekanbaru pada masa soft opening 15 Oktober 2017, Tea House ini akan memberikan diskon khusus 20 persen kepada pengunjungnya. Interior Tea House ini cukup sederhana dengan tampilan corak arsitektur dominan motif kayu bernuansa tradisional zaman dulu. Jika tamu masuk ke dalam Tea House ini pasti merasakan kenyamanan dan betah berlama-lama minum teh berbagai teh di kedai ini. Malam hari Tea house ini dibuka sampai pukul 22.00 WIB. (*)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index