Jadi Pusat pertumbuhan Bisnis, Penanggulangan Sampah Jadi Prioritas di Marpoyan Damai

Jadi Pusat pertumbuhan Bisnis, Penanggulangan Sampah Jadi Prioritas di Marpoyan Damai
Camat Marpoyan Damai, Fiora Helmi

PEKANBARU (RIUSKY.COM)- Kecamatan Marpoyan Damai kini menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dan bisnis di Kota Pekanbaru. 

Pertambahan jumlah penduduk yang diiringi dengan pertumbuhan aktivitas usaha berimplikasi kepada meningkatkan jumlah produksi sampah di wilayah tersebut.

Karena itulah, diperlukan strategi khusus untuk menangani persoalan sampah dan kebersihan lingkungan dewasa ini. Tak hanya mengandalkan peran pemerintah, peran masyarakat pun perlu lebih digiatkan.

Hal tersebut disampaikan Camat Marpoyan Damai, Fiora Helmi kepada riausky.com beberapa waktu lalu di kantornya.

Dijelaskan dia, saat ini, Marpoyan Damai menjadi magnit baru untuk pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru. Hal tersebut ditandai dengan keberadaan 12 jalan ekonomi yang berkembang menjadi kawasan bisnis.

Diantaranya adalah ruas jalan Arifin Achmad, Paus, Soekarno-Hatta, Kaharuddin Nasution, Jalan Inpres-Kartama, Terubuk-Paus, Adisucipto dan beberapa kawasan lainnya.

Dengan total panjang lokasi aktivitas  usaha mencapai 29 kilometer, Marpoyan Damai dihuni oleh 150.000 penduduk atau 35.000 kepala keluarga.

Mengapa pemeritah berani memastikan kalau Marpoyan Damai menjadi kawasan produktif untuk pertumbuhan Pekanbaru dewasa ini, disebutkan Fiora tidak terlepas dari fakta kalau hampir seluruh ruas jalan tersebut kini dipenuhi oleh aktivitas usaha. 

Data tersebut juga diperkuat dengan referensi penerimaan daerah dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dimana Marpoyan Damai menjadi daerah paling produktif dengan total perolehan mencapai Rp1,6 miliar per tahun dan jauh lebih produktif dibandingkan kecamatan lain di Pekanbaru.

Berbasis data tersebut, dijelaskan Fiora, persoalan sampah menjadi dilema yang penting untuk segera di tanggulangi. 

''Jujur, sampai hari ini, saya tak berani membiarkan sampah menumpuk walau cuma sehari. Karena, begitu tak terangkut sehari saja, populasinya bisa bertambah berkali lipat dan tak terkendali,'' ungkap Camat yang kini sedang menyelesaikan disertasi doktor nya itu.

Banyak orang beranggapan, jumpah pemukiman yang padat menjadi potensi sampah besar. Namun, pihaknya memastikan, populasi sampah di pemukiman jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sampah yang dihasilkan dari kawasan ekonomi dan usaha seperti pertokoan dan perkantoran.

''Sampah dihasilkan dari masyarakat yang  punya daya beli. Mereka berbelanja dan menghasilkan sampah. Pada masyarakat, ketika mereka punya daya beli terbatas seperti saat ini, produksi sampah tidaklah sebesar sampah di kawasan pertumbuhan ekonomi,'' ungkap dia. 

Dengan jumlah penduduk 150.000 dan total panjang 29 kilometer ruas jalan ekonomi/bisnis, total produksi sampah Marpoyan Damai lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Tampan yang mempunyai 200.000 penduduk dan panjang ruas jalan ekonomi 59,81 kilometer. 

Karena dari studi yang dilakukan, diperoleh data kalau produksi sampai kawasan ekonomi bisnis jauh lebih tinggi dan konsisten. Sepanjang aktivitas usaha bergerak, produksi sampah tidak akan berkurang. 

Karena itulah, sebut Fiora, prioritas utama dari program yang dilaksanakan pemerintah Kecamatan Marpoyan Damai adalah menuntaskan persoalan sampah. 

Mengandalkan sarana yang dimiliki pemerintah Kota saja, melalui Dinas kebersihan dan Lingkungan Hidup saja, itu tidak akan maksimal. Karena, ada waktu dan keterbatasan prasarana yang dihadapi.

Karena itulah, hal yang tak kalah penting, disebutkan Fiora adalah, perlunya membangun kesadaran bersama seluruh masyarakat untuk memiliki lingkungan yang bersih dan sehat. 

Khususnya dalam menyadarkan tentang waktu pembuangan sampah dan lokasi pembuangan sementara yang bisa mereka peroleh. 

''Terus terang, salah satu lokasi buangan sampah yang paling riskan dan sering sekali menjadi persoalan adalah lokasi pembuangan Rambutan-Arifin Ahmad. Kenapa, karena paling terlihat dan berada di pusat keramaian.Kita terlambat, sampah sudah menumpuk. Karena itulah, regulasi pemerintah kecamatan dan kelurahan tentang jadwal pembuangan sampah dan ketentuan hukumnya menjadi upaya yang secara berkelanjutan tetap perlu dilakukan,'' kata dia.

Untuk saat ini, Alhamdulillah, berkat kerja sama semua pihak, sampah di Simpang Rambutan-Arifin Ahmad masih terjaga. ''Kita masih buka di sana mulai dari pukul 19.00 hingga pukul 06.00 WIB. Di atas itu, tidak ada kompromi, karena, bila dibiarkan akan menjadi salah satu sisi buruk dari penanggulangan sampah di tengah kota,'' sebut Fiora. 

Bersama dengan lurah, RT dan RW, pihaknya secara intensif mengingatkan masyarakat untuk tertib dalam mengelola sampah, sehingga tidak menimbulkan dilema dalam pengelolaan kebersihan. 

''Alhamdulillah, bersama 6  kelurahan yang ada, upaya nangani sampah ini sedikit demi sedikit bisa teratasi. Saat ini, setiap kelurahan juga disiasati dengan becak motor yang akan berkeliling mengangkat sampah yang belum terangkut,'' imbuh dia.

Memiliki prasarana saja, dikatakan Fiora, tidak akan efektif bila tidak ada komitmen bersama dalam menangani persoalan sampah. Karena itu juga, pihaknya memberdayakan program kunjungan masjid setiap jumat untuk mengingatkan dan membangkitkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan yang bersih.

''Awalnya dulu, kita keliling ke mesjid-mesjid. Tapi sekarang, lurah dan RT/RW sudah membantu, jadi seluruh stake holder membantu penangulangan sampah ini,'' kata dia.

Penanggulangan sampah, diakui Fiora memang bukan persoalan mudah, mengingat, butuh biaya yang tidak kecil untuk bisa mananganinya. Karena itulah, pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan banyak pihak guna memastikan penyelenggaraan penanganan sampah tetap bisa berjalan secara baik. 

''Semua pihak harus diberdayakan. Karena mengandalkan sampah pada satu pihak saja, seperti DLHK juga tidak akan efektif, mengingat keterbatasan sarana dan sumber daya dan luas wilayah kerja yang harus dilalui,'' kata dia.

Wilayah Marpoyan Damai sendiri, sejauh ini mempunyai beberapa lokasi tempat pembuangan sementara sampah, diantaranya adalah Jalan Rambutan -Arifin Ahmad, Pasar pagi Arengka, Kawasan Industri Eco Green, Jalan Arengka, Jalan Tuanku Tambusai.

Sejauh ini, lokasi pembuangan sementara itu masih berjalan sinergis antara kebijakan pemerintah kecamatan, DLHK dan kelurahan juga masyarakat. 

''Meski begitu, penyadaran untuk membuang sampah tepat waktu dan tidak membuang sampah sembarangan tetap menjadi persoalan besar yang tetap harus diingatkan dari waktu ke waktu,'' ungkapnya.(***)  

 

 

Listrik Indonesia

#Pemko

Index

Berita Lainnya

Index