2018, OJK Siap Ambil Alih BI Checking, SID Bakal Berubah Jadi SLIK

2018, OJK Siap Ambil Alih BI Checking, SID Bakal Berubah Jadi SLIK
Kegiatan BI Riau 'Diseminasi Informasi Perkreditan Nasional dan Pengawasan'

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Dalam waktu dekat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebut-sebut bakal menguasai penuh sistem informasi debitur (SID) atau yang kenal dengan BI Checking. 

Pada 2018 mendatang, SID akan diubah namanya menjadi Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).

Hal tersebut juga sebagai aturan untuk mengatur dan mengawasi perkembangan janis usaha sektor jasa keuangan yang menggunakan kemajuan teknologi atau financial technology (fintech).

Beralihnya kewenangan BI checking ke OJK lantaran kegiatan jasa keuangan yang masuk dalam fintech 2.0 sudah sepenuhnya di bawah pengawasan OJK. Seperti perbankan, pasar modal, IKNB, e-banking, laku pandai, digital branch, e-stocks bonds mutual fund trading, e-gadai, e-LKM, e-penjamin, e-asuransi.

SLIK akan menjadi lebih lengkap untuk mengontrol setiap transaksi keuangan dalam industri jasa keuangan.

Hal ini juga dibenarkan Deputi Direktur Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan Bank Indonesia, Yoni Depari Senin (16/10/17) pada acara 'Diseminasi Informasi Perkreditan Nasional dan Pengawasan', Senin, 16 Oktober 2017.

Saat ini, Bank Indonesia bersama OJK tengah melakukan pembangunan SLIK yang akan menggantikan SID, agar dapat secara optimal mendukung kebutuhan industri yang semakin kompleks serta mendukung pelaksanaan tugas baik tugas OJK maupun tugas BI serta tugas lembaga terkait lainnya dengan optimal. 

Bank Indonesia tetap akan mempunyai akses penuh, berkesinambungan, dan seamless terhadap aplikasi dan data/informasi SLIK. 

Sebagai catatan, BI menyebut bahwa data debitur seluruh Indonesia saat ini mencapai 140 juta debitur. Namun Dari jumlah itu debitur yang aktif sebesar 50 jutaan debitur.

Selain pengalihan itu, Bank Indonesia menyatakan biaya untuk investasi pembangunan infrastruktur Sistem Informasi Debitur atau SID, secara nasional butuh dana sekitar Rp650 miliar.

"Kalau infrastruktur dibangun butuh Rp650 miliar, itu jumlah angka yang besar," jelasnya. (R02)

Listrik Indonesia

#Bank Indonesia

Index

Berita Lainnya

Index