Siap-siap, Aktivitas RAPP Dihentikan, Lima Kabupaten di Riau Positif Terancam Panen Pengangguran

Siap-siap, Aktivitas RAPP Dihentikan, Lima Kabupaten di Riau Positif  Terancam Panen Pengangguran
Bupati Pelalawan, HM Harris saat pencanangan RAPP siap rajai ekspor pulp dan kertas dunia.

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Pembatalan Rencana Kerja Tahunan (RKU) Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (PHHK-HTI) PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP) bukan persoalan kecil bagi Riau.

Di tengah kondisi perekonomian negara yang kian terpuruk, kebijakan tersebut ditengarai bakal menambah persoalan baru di Provinsi Riau.

Dari catatan yang dilaporkan oleh RAPP, setidaknya penerapan Surat Keputusan No 17 Tahun 2017 tersebut, akan ada sekitar 10.200 pekerja yang menggantungkan hidupnya dari sektor ini akan kehilangan mata pencaharian karena berpotensi untuk dirumahkan.

Dikatakan Direktur RAPP, Ali Sabri saat  konferensi pers, di Annex Building, Wisma Nusantara Complex, Jakarta, Kamis (19/10/2017) siang lalu, yang juga dihadiri Komisaris Utama PT RAPP Ibrahim Hasan dan Direktur Hubungan Korporasi APRIL Group Agung Laksamana, penghentian aktivitas tersebut tidak hanya terkait dengan kebijakan dalam pengelolaan rencana kerja HTI di areal konsesi perusahaan, namun juga merupakan sebuah mata rantai panjang dari proses usaha RAPP.

''RAPP harus merumahkan tak kurang dari 4.600 karyawan HTI secara bertahap, 1.300 karyawan pabrik juga 10.200 pekerja dari mitra pemasok  akan kehilangan mata pencaharian karena perusahaan tidak lagi bisa beroperasi,'' ungkap dia.

Kondisi ini akan melibatkan pekerja bukan saja di satu kawasan, melainkan di beberapa daerah di Riau yang terdata melibatkan pekerja di lima kabupaten dan kota, yakni : Pelalawan, Siak, Kampar, Kepulauan Meranti juga Kuantan Singingi. 

Penghentian pemanenan dan pengangkutan, jelas Ali Sabri, berakibat langsung pada berkurangnya pasokan bahan baku ke pabrik PT RAPP, sehingga menyebabkan operasional menjadi tidak efisien. 

''Selain itu, situasi ini akan  menyebabkan tingginya biaya dan hilangnya daya saing di pasar global sehingga bisa berakibat ditutupnya perusahaan,'' ujarnya.

Ali Sabri menambahkan, berdasarkan kajian yang dilakukan LPEM Universitas Indonesia tahun 2014, operasional RAPP telah menyerap 90.000 tenaga kerja langsung dan tidak langsung.

''PT RAPP juga berkontribusi 5,2 persen terhadap PDB Provinsi Riau serta berperan aktif melakukan pembinaan terhadap UMKM lokal dan ikut membangun infrastruktur di areal operasionalnya,'' ungkapnya.
Menyesalkan.

Sementara itu, sumber di internal PT RAPP menyebutkan, saat ini, seluruh aktivitas perusahaan sudah dihentikan. Perusahaan hanya mengerjakan sisa stok kayu yang ada di pabrik yang diperkirakan hanya akan bertahan dalam jangka waktu sebulan ke depan saja. 

''Perkiraannya bertahan sekitar sebulan saja, selepas itu kita tak bisa beroperasi lagi karena tidak mengantongi Rencana Kerja Usaha,'' ungkap sumber tersebut.(R01)

Listrik Indonesia

#RAPP

Index

Berita Lainnya

Index