MIRIS... Negeri Kaya Raya, Tapi Siswa Belajar di Bangunan SD Seperti Ini, Payah!

MIRIS... Negeri Kaya Raya, Tapi Siswa Belajar di Bangunan SD Seperti Ini, Payah!
Dinding SD Jarak Jauh di Dusun Keluas Meniba, Desa Harapan Jaya, Kecamatan Tanah Pinoh Barat yang terbuat dari kayu dan beberapa keping papan

MELAWI (RIAUSKY.COM) - Sektor pendidikan masih amat perlu ditingkatkan. Baik soal prasarana dan sarananya. Seperti di Kabupaten Melawi, Kalbar, masih ada bangunan sekolah yang sangat memprihatinkan. Salah satunya adalah SD Jarak Jauh Dusun Keluas Meniba, Desa Harapan Jaya, Tanah Pinoh Barat.

Sekolah ini dibangun sendiri oleh warga. Tentunya dengan sangat sederhana. Hanya ada satu lokal, tanpa jendela dan pintu. Sekolah yang menginduk ke SD Negeri 05 Landau Tubun ini sangat mengenaskan. 

“Menggunakan atap daun, dindingnya kulit kayu, sedangkan lantainya langsung ke tanah. Sementara papan tulisnya menggunakan papan pengumuman di Kantor Desa,” kata Sudarmono, Kepala Desa (Kades) Harapan Jaya, ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.

Bangunan SD yang mulai beroperasi tahun ini hanya berukuran 4×6 meter untuk menampung 12 murid Kelas I. “Gurunya dua orang, yakni guru umum dan agama. Keduanya masih honor, dibiayai dengan BOS (Bantuan Operasional Sekolah),” ungkap Sudarmono.

Pendirikan SD Jarak Jauh tersebut, kata Sudarmono memang atas permintaan warga setempat dan didukung sekolah induk. “Sebab, jika anak-anak dari dusun tersebut bersekolah ke SD Negeri 5 Landau Tubun, harus menempuh jarak 6 Kilometer, melewati hutan,” jelasnya.

Sudarmono menambahkan, Dusun Keluas Meniba tersebut hanya berisikan 41 Kepala Keluarga (KK) dan tidak seorangpun yang tamat SD. Tetapi keinginan mereka untuk menyekolahkan anak-anaknya sangat luar biasa.

Kondisi ini mengundang keprihatinan berbagai pihak. “Jangan sampai membiarkan ini. Kebutuhan pendidikan anak-anak harus diperhatikan. Sebab suksesnya pendidikan juga menunjukkan kesuksesan dalam pembangunan,” kata H Hamri Hum, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Melawi, seperti dimuat pojoksatu.id.

Masyarakat secara swadaya membangun lokal tanpa pintu dan jendela untuk murid Kelas I itu, kata Hamri, lantaran itulah satu-satunya pilihan yang paling tepat, mengingat jauhnya jarak tempuh ke sekolah induknya. 

Menurut Hamri, ini salah satu bukti masih banyak gedung sekolah yang di bangun di lokasi yang kurang tepat. Dalam arti kata, lokasinya tidak strategis. Sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal dalam penerimaan peserta didiknya.

Melihat semangat warga dusun tersebut, Kades Sudarmono pun akan membantu proses belajar mengajar di SD Jarak Jauh tersebut. “Kita rencanakan untuk membantu honor dua guru di sekolah tersebut, menggunakan Dana Desa,” katanya.

Dia juga berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Melawi bisa membangun gedung SD yang refresentatif di Dusun Keluas Meniba. “Masyarakat sudah menyiapkan lahan untuk dihibahkan sebagai lokasi pembangunan gedung sekolah tersebut,” tutup Sudarmono. (R04/Psi)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index