Bermain di Samudera Awan dan Sejuknya Bulir Air di Puncak Kawasan Hutan Bukit Suligi Rokan Hulu

Bermain di Samudera Awan dan Sejuknya Bulir Air di Puncak  Kawasan Hutan Bukit Suligi  Rokan Hulu
Sejumlah kru media melakukan perjalanan menuju puncak bukit suligi yang dikenal dengan istilah Samudera Awan.

BUKIT SULIGI (RIAUSKY.COM)- Riau mempunyai perbukitan yang mengundang decak kagum dengan keindahannya. 

Tak percaya, sesekali, anda ditantang untuk melakukan kespedisi dan pendakian ke puncak bukit Suligi, di Desa Aliantan, Rokan Hulu. 

Awannya yang pekat dan tebal layaknya gumpalan kapas yang membawa butiran-butiran air. Sejuk, terasa lepas dan ohh...indahnya. Ayo berkunjung ke sana.

Bukit Suligi memiliki keunikan dipuncaknya berupa gulungan gumpalan awan yang disebut warga setempat dengan "samudra awan".
 
Fenomena alam ini mulai dikemas sebagai objek wisata baru oleh komunitas pencinta alam di Desa Aliantan Kecamatan Kabun, Rokan Hulu (Rohul). 

Lokasinya berjarak sekira 120 kilometer dari Kota Pekanbaru.
   
"Samudra awan ini hanya ada pada pagi hari dipuncak bukit," kata Kepala Desa Aliantan, Muhamad Rois Zakaria, kepada Antara di Aliantan, Sabtu.

Bukit Suligi merupakan deretan bukit yang ditetapkan pemerintah sebagai kawasan hutan lindung. Kawasan ini memiliki luas sekitar 33.000 hektare (Ha), yang hampir 80 persen atau 25.000 Ha di Rohul dan sisanya masuk wilayah Kabupaten Kampar. 

Awan merupakan butiran air atau kristal yang mengelompok di atmosfer. Di Bukit Suligi awan tersebut sangat pekat dan besar hingga bisa menutupi hamparan hutan lindung hingga terlihat hanya puncaknya saja. 

Massa berwarna putih itu terus bergerak seperti gelombang ombak yang menggulung-gulung dipantai. Hal ini yang membuat warga setempat menyebutnya sebagai fenomena "samudra awan".

Menurut Rois, puncak Bukit Suligi dari Desa Aliantan merupakan tempat terbaik untuk melihat langsung "samudra awan" pada pagi hari karena merupakan puncak tertinggi dengan ketinggian 812 meter dari permukaan laut (mdpl). Untuk pengunjung yang belum pernah ke sana, Rois mengatakan tidak perlu risau karena sudah ada komunitas sadar wisata "The Care Taker" yang bisa mendampingi.

Komunitas ini mengelola jasa pengantaran, angkut barang, parkir, hingga tenda dan konsumsi. Mereka juga sudah memasang tanda-tanda dan tali di jalur ke puncak bukit, serta membuat ornamen hiasan dipuncak bukit yang cocok untuk swafoto (selfie) para pengunjung.

"Mereka pemuda-pemuda yang kreatif, sayang kalau tidak dibina. Sudah satu tahun ini mereka saya bina demi kemajuan daerah," kata Rois yang mengaku membiayai pengelolaan wisata Bukit Suligi Desa Aliantan dari kocek pribadinya.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Fahmizal Usman, mengatakan sangat mendukung Bukit Suligi Desa Aliantan menjadi destinasi wisata baru dari Kabupaten Rohul. Ia menilai termpat tersebut menawarkan keindahan alam, petualangan dan keramahan warganya.

Meski begitu, untuk menuju ke puncak yang memakan waktu hingga satu jam jalan kaki dan mendaki bukit dikemiringan 85 derajat merupakan tantangan yang cukup membutuhkan kondisi fisik prima.

"Tempat ini sangat cocok sebagai tempat wisata minat khusus, menawarkan alamnya yang indah bagus untuk mendaki dan fotografi. Dan saya salut kepada kepala desa dan komunitas pemudanya yang kreatif mengemasnya jadi menarik," kata Fahmizal Usman.

Koordinator komunitas sadar wisata The Care Taker, Saprizal, mengatakan bagi pengunjung yang jarang mendaki tidak perlu khawatir karena akan selalu dipandu dari naik hingga turun bukit. Setiap pengunjung juga diberikan tips cara mendaki, mengatur nafas dan pertolongan darurat.

"Keamanan dan kenyamanan pengunjung kita selalu prioritaskan," katanya.

Ia mengatakan, paket wisata melihat "samudra awan" hanya dibuka pada akhir pekan dan jumlahnya dibatasi hingga 30 orang agar bisa lebih puas menikmati pemandangan. Tarif wisatanya juga sangat terjangkau. "Paling maksimal Rp50 ribu satu orang. Itu sudah termasuk makanan dari kita," katanya.

Sejak dibuka untuk umum pada 2016, Puncak Bukit Suligi dari Desa Aliantan sudah menyedot cukup banyak pengunjung dari daerah-daerah di Riau hingga Provinsi Sumatera Barat. 

"Sejak dibuka sampai sekarang, ada sekitar 2.000 orang sudah datang ke sini. Kunjungan pada tahun ini saja sudah mencapai 1.000 orang," kata Saprizal.(*/R07)


Sumber Berita: Antara Riau

Listrik Indonesia

#Jalan-jalan

Index

Berita Lainnya

Index