Libatkan Riau dan Jambi, BRG Adakan Pelatihan Pengelolaan Kerajinan Gambut di Pekanbaru

Libatkan Riau dan Jambi, BRG Adakan Pelatihan Pengelolaan Kerajinan Gambut di Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Adanya Bencana kebakaran yang terjadi di lahan gambut dimana kejadian tersebut terus terjadi secara berulang dari tahun ke tahun dimana dampaknya tidak hanya Kesehatan yang disebabkan polusi udara dari asap pembakaran, juga berdampak pada perekonomian masyarakat Indonesia. 

Oleh sebab itu, Badan Restorasi Gambut (BRG) menggelar pelatihan Pengelolaan Kerajinan Gambut, Senin, 11 Deseber 2017 di Hotel Grand Zury Pekanbaru.

Kegiatan yang mengambil tema tema mengembangkan potensi komoditas kerajinan gambut di Desa peduli gambut ini melibatkan masyarakat di dua provinsi yaitu Riau dan Jambi dengan total peserta mencapai 84 orang.

Hadir dalam kegiatan ini Ketua Dewan Kerajinan Nasional Riau diwakili Ardani, Kepala Dinas perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau yang diwakili oleh Sekretaris Tirtala Suryato.

"Kami mengapresiasi kepada BRG dengan kegiatannya 3P Penanam kembali,  Pembasahan lahan gambut dan Peningkatan kompetesi dan sumberdaya manusia dalam pengelolaan lahan gambut berupa pelatihan pengelolaan," ujar Tirtala.

Sementara itu Deputi III (Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan) BRG RI Myrna Safitri menyebut pelatihan ini diikuti dua provinsi dimana ada 11 Desa di Riau dan 10 Desa di Jambi.

"Jadi tantangan kita adalah bagaimana meningatkan kesejahteraan ada 75 desa yang akan kita kembangkan melalui APBN dimana tahun ini Riau 11 Desa dan Jambi 10 Desa. Nantinya setiap tahun sampai 2020 ada 300 desa dan nantinya bekerjasa sama dengan beberapa pihak sampai nantinya kita bisa menggapai seluruh desa yang ada di areal gambut," terangnya. 

Desa peduli Gambut adalah rangkaian dari beberapa kegiatan yang telah dilakukan beberapa pihak, inilah tugas kami merangkai kembali dan memasukkan aspek perlindungan gambut. Dimana salah sstunya memberikan ruang kepada pengetahuan dan inovasi untuk memberikan kontribusi dan peningkatan ekonomi.  Dimana pengetahuan yang berkaitan dengan kerajinan dimana ini merupakan pengetahuan lokal yang harus dikembangkan. 

"Yang selalu menjadi masalah adalah pasar, harusnya dimulai dari kita sendiri dimana. Kami berharap dengan adanya pelatihan ini dapat menjadi motivasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat." pungkas Myrna. (R05)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index