Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 2018, BI Minta Pemprov Riau Lakukan Hal Ini

Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 2018, BI Minta Pemprov Riau Lakukan Hal Ini
Kepala BI Riau, Siti Astiyah

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Guna mengejar target pertumbuhan ekonomi Riau 2018 sebesar 2,43-3,43 persen (yoy). Bank Indonesia minta Pemprov Riau lakukan sejumlah kebijakan strategis.

Hal itu diungkapkan Kepala Bank Indonesia (BI) Riau, Siti Astiyah, baru-baru ini.

Menurut Siti memang nantinya laju pertumbuhan tertinggi akan berasal dari sisi penggunaan diperkirakan bersumber dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan juga investasi. Namun dari sisi sektoral yang akan mendukung berasal dari sektor pertanian, industri pengolahan, konstruksi, perdagangan, bahkan bisa tumbuh melebihi capaian 2017.

Tapi secara umum kata Siti, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Riau 2018 didukung oleh perbaikan ekonomi dunia yang masih akan terus berlanjut disamping adanya perbaikan pertumbuhan ekonomi Eropa dan juga Tiongkok.

Ditambahkannya, indikasi perbaikan perekonomian Riau masih akan cukup kuat. Berdasarkan indikator terkini, indeks keyakinan konsumen (IKK), indeks keyakinan ekonomi (IKE) dan indeks ekspektasi konsumen (IEK) menunjukkan peningkatan, volume ekspor CPO dan pulp, stabilnya nilai tukar rupiah, perkiraan investasi, produksi dan konsumsi listrik PLN, perbaikan harga minyak, kenaikan harga komoditas CPO dan karet lokal maupun global, permintaan domestik dan ekspor, kenaikan upah minimun tahunan dan lainnya.

"Dari sisi penawaran, kinerja sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tahun depan diperkirakan relatif meningkat. GAPKI menyatakan produksi kelapa sawit bisa tumbuh 3 persen, angka ini merupakan rat-rata pertumbuhan sawit mulai 2015-2020. Begitu juga dengan industri olahan," terangnya.

Sementara itu dari sektor pertambangan dan penggalian migas katanya masih cenderung akan terjadi tren penurunan, produksi bisa turun mencapai 8-12 persen.

"Kalau sektor konstruksi menunjukkan peningkatan, adanya proyek tol Pekanbaru-Kandis-Dumai sepanjang 135 Km akan mendukung sektor ini, ditambah beberapa proyek lain seperti pembangunan jalur kereta api Jambi-Pekanbaru, Pekanbaru-Bangkinang-Payakumbuh-Bukittinggi sepanjang 185 Km," jelas Siti.

Dan terakhir di sektor perdagangan besar dan eceran yang juga diperkirakan akan mengalami peningkatan karena dipengaruhi daya beli masyarakat yang semakin membaik.

Meski demikian, Siti mengingatkan kalau ada risiko yang berpotensi membawa pertumbuhan ekonomi Riau menyentuh batas bawah proyeksi, hal ini terkait dengan kondisi sumur minyak yang tidak lagi produktif, regulasi dan periziinan di sektor tambang, dampak el nino dan la nian di sektor pertanian dan perkebunan dan juga masalah RTRW yang akan bisa menghambat sejumlah proyek strategis. 

Namun demikian BI Riau memberikan sejumlah catatan dan rekomendasi untuk capaian target tersebut:

Pertama, mempercepat pengesahan peraturan daerah terkait Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Riau. Hal ini berkenaan dengan banyaknya perizinan proyek yang terhambat akibat belum terbitnya RTRW tersebut.

Kedua, Mendorong kegiatan meeting, incentive, convention and exchibition (MICE) dalam rangka penguatan permintaan domestik melalui aktivitas konsumsi seperti event pariwisata dan buda berskala nasional dan internasional.

Ketiga, membangun persepsi positif terhadap iklim investasi melalui publikasi perkembangan kemajuan pembangunan infrastruktur melalui media komunikasi yang lebih luas dan terintegrasi.

Keempat, peningkatan realisasi belanja modal yang dimotori dan dievaluasi secara intensif, Perlu juga dilakukan reward and punishment bagi OPD yang tidak dapat merealisasikan anggarannya sesuai target.

Kelima, Percepatan proyek pembangunan infrastruktur terutama jalan, kelistrikan, pelabuhan serta pengembangan industri yang sinergis dan terarah dengan sektor prioritas di Riau

Keenam, Science Techno Park (STP) merupakan kawasan terpadu yang menggabungkan dunia isdutri, perguruan tinggi, pusat riet dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah dalam satu lokasi yang memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat

Ketujuh, Perlunya penyusunan roadmap pengembangan kemaritiman di Riau mengingat potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar, apalagi di Riau belum ada industri pakan ikan, perlu pengawasan kapal yang berperasi di Riau terutama di wilayah perbatasan.

Kedelapan, Diperlukan penyusunan roadmap pengembangan pariwisata serta optimalisasi pengembangan potensi wisata, antara lain mempercepat perbaikan infrstruktur, fasilitas pendukung, SDM dan lainnya. (R02)

Listrik Indonesia

#Bank Indonesia

Index

Berita Lainnya

Index