Didukung Pusat, Pemkab Kampar Segera Wujudkan Azam Bangun Kawasan Industri

Didukung Pusat, Pemkab Kampar Segera Wujudkan Azam Bangun Kawasan Industri

BANGKINANG (RIAUSKY.COM) - Niat Bupati Kampar Azis Zaenal untuk membuat sebuah kawaan industri di daerahnya semakin kuat usai melakukan kunjungan ke Kabupaten kendal beberapa waktu lalu.

Tujuan kunjungannya, untuk melakukan studi banding terkait rencana pembangunan kawasan industri. Azis bersama rombongan, disambut langsung oleh Bupati Kendal, Mirna Anissa.

“Kendal mempunyai kawasan industri level internasional bernama Kawasan Industri Kendal (KIK). Kami ingin belajar bagaimana proses perizinannya,” kata Azis kala itu.

Azis menambahkan, letak Kabupaten Kampar, sebetulnya cukup strategis. Bersebelahan dengan ibu kota Riau, Pekanbaru. Hal ini sama dengan Kabupaten Kendal, yang letaknya bersebelahan dengan kota Semarang, sebagai ibu kota Jawa Tengah.

Jumlah penduduknya juga hampir sama. Kalau Kabupaten Kampar populasinya sekitar 1 juta jiwa, Kabupaten Kendal sekitar 900.000 jiwa. Namun sayangnya, Kabupaten Kampar, aku Azis, belum mempunyai kawasan industri.

“Padahal kami mempunyai wilayah yang luasnya mencapai 11.200 kilometer pergi, sedang Kendal hanya 1.002 kilometer persegi,” ujarnya.

Menurut Azis, industri yang ditopang oleh hasil kebun dan pertanian, bisa memajukan perekonomian daerahnya. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar serius akan membuat kawasan industri.

Pulang dari kendal, Pemkab Kampar bergerak cepat untuk mewujudkan kawasan industri. Berbagai upaya terus dilakukan.
 
Hal ini tergambar dari pertemuan koordinasi percepatan pengembangan kawasan industri Kabupaten Kampar yang digelar di ruang rapat lantai 3 kantor Bupati Kampar, Selasa  (12/12/17). 

Rapat ini difasilitasi oleh Bappeda Kabupaten Kampar dan dipimpin langsung oleh Bupati Kampar H. Azis Zaenal, SH, MM.
 
Hadir pada kesempatan  tersebut dua orang narasumber yakni, Direktur Pengembangan Investasi Kementerian Perindustrian RI Dr. Busharmaidi dan Peneliti Pusat Studi Perencanaan Regional Universitas  Gajah Mada Yogyakarta Prof. Dr. Leksono Probo Subanu. 
 
Bupati Kampar Azis Zaenal Pada kesempatan tersebut memaparkan tentang Pengembangan Kawasan Industri Kampar. 

Dalam paparannya  Bupati menyampaikan berbagai keunggulan yang dimiliki Kabupaten Kampar untuk berinvestasi di Kabupaten Kampar terutama ditinjau dari segi geografis. 

Dari segi geografis, Kabupaten Kampar merupakan satelit Kota Pekanbaru dimana 75 % mengelilingi Kota Pekanbaru, dilewati Tol Pekanbaru-Padang, berdekatan dengan tol Pekanbaru-Dumai (trans Sumatera), bebas gempa dan tujuan investasi terbesar di Sumatera.


 
Disampaikan Bupati bahwa untuk mewujudkan Kawasan Industri Kampar ini semua pihak harus bergerak cepat. “Kita harus bergerak cepat, kita tidak bisa menunggu, saya sudah enam bulan menjabat,  dan ini sudah saatnya bisa kita wujudkan,” ujar Bupati.
 
Diungkapkan Bupati bahwa pemerintah daerah pada Tahun 2017, ini sudah mempersiapkan anggaran untuk pembebasan lahan. Hanya saja karena ada beberapa kendala untuk pembebasan, maka belum bisa di realisasikan pada tahun ini. “Pada tahun 2018, segera kita bebaskan lahan tersebut,” ujarnya. 
 
“Kita harus membuka diri terhadap investasi. Industri mutlak sudah harus kita mulai. Kita  harus bisa mengajak swasta untuk bisa bekerja sama, kita layani mereka dengan baik sehingga mereka mau menanamkan investasinya di Kampar,” ingat Bupati.

Kawasan industri Kampar sudah dimasukkan dalam RTRW. Penetapan RTRW Kampar sedang dalam proses. Azis Zaenal bahkan menyebutkan, bahwa kawasan industri Kampar direncanakan akan dibangun di daerah Tambang.

Lebih lanjut Azis mengatakan, bahwa Pemkab Kampar sudah menganggarkan sebesar Rp. 30 miliyar untuk pembangunan kawasan industri. Anggaran tersebut sudah di floting pada APBD Kabupaten Kampar tahun 2018, ungkap Azis Zaenal.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Wilayah Industri II Kementrian Perindustrian RI, DR. Bushamadi seusai diskusi Pengembangan Kawasan Industri Kampar dengan Pemkab Kampar di ruang rapat Bupati Kampar, Selasa(12/12) kepada wartawan mengatakan, bahwa daerah Kampar memiliki niat untuk membangun kawasan industri. 

Saat ini, Kampar hanya berada pada pengembangan sektor hulu dari hasil produksi perkebunan masyarakatnya. Seperti perkebunan sawit dan karetnya. 

Kampar hanya menjual CPO saja, dan ini sangat berada pada sektor hulu dari industrinya. Jika kawasan industri ada, maka akan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, ungkap Bushamadi.

Lebih lanjut Bushamadi menjelaskan, bahwa untuk membuat kawasan industri, maka Pemkab Kampar mesti menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kawasan Industrial. Kawasan industrial tersebut juga mesti dibuatkan Perdanya. Sehingga tidak menyalahi aturan dan perundang-undangan.

"Pembangunan kawasan industri sangat penting untuk pengembangan industrial. Karena berdasarkan peraturan, industri mesti dibangun pada kawasan industrial. Para investor akan berani berinvestasi untuk mendirikan industri pada kawasan industri yang disediakan, ungkap Bushadi.

Disisi lain Direktur Pengembangan Insvestasi  Kementerian  Perindustrian RI Dr. Busharmaidi mengupas tentang UU Nomor  3  Tahun 2014 Tentang Perindustrian Pengganti UU Nomor 5 Tahun 1984  dan PP Nomor 142 Tahun 2015 Tentang Kawasan Industri.
 
Disampaikan Busharmaidi bahwa  yang selalu menjadi persoalan kawasan industri ini  adalah masalah lahan (tanah), karena lahan ini  akan berkaitan dengan tata ruang.  “Sebaiknya bebaskan dulu tanahnya, baru buat masterplan,  kalau masterplan dulu maka  harga tanah akan  naik secara  drastis dan  yang akan  menikmatinya  justru  para  cukong atau spekulan tanah,” ingat Direktur.
 
Menurut Busharmaidi pihaknya Kementerian Perindustrian berkepentingan untuk menawarkan tanah murah kepada insvestor. “Jangan sampai tanah yang ditawarkan justru lebih mahal dari Pulau Jawa,” ingatnya.

Direktur menegaskan bahwa pihaknya siap berkerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan kawasan industri. “Kami siap bekerjasama karena salah satu tugas kami adalah mengembangkan  kawasan-kawasan industri,” ujarnya.
 
Kemudian narasumber Prof. Dr. Leksono Probo Subanu Peneliti Pusat Studi Perencanaan Regional Universitas  Gajah Mada Yogyakarta menyampaikan materi tentang faktor-faktor pengembangan industri.

Pemilihan lokasi industri dipengaruhi diantaranya, biaya transport dari sumber daya ke industri,  harga atau sewa tanah,  ketersediaan buruh,  resiko politik, ketersediaan sarana prasarana umum,  layanan keuangan/perbankan dan sebagainya. 
 
Untuk Kawasan Industri Kampar menurut Leksono ada point positif dan ada point negatif. Point positifnya, dekat dengan kota Pekanbaru yang berkembang pesat, terlayani oleh jalan regional yang besar,  belum ada saingan di Provinsi Riau untuk industri manufaktur.

Point negatif diantaranya, akses ke pasar nasional terbatas sehingga jenis industri yang bisa masuk menjadi terbatas, harus menyediakan paket yang super menarik untuk memancing industri masuk ke kawasan industri (bisa berarti perlunya subsidi pemerintah daerah. (R10/Advertorial)

Listrik Indonesia

#Kampar

Index

Berita Lainnya

Index