PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Ikatan Sarjana Peduli Pendidikan (ISPP) Kuantan Singingi mendapatkan laporan terkait dugaan pemotongan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) di salah satu sekolah di Kecamatan Pangean.
Temuan tersebut dilaporkan oleh salah seorang wali murid di Kecamatan Pangean, kabupaten Kuantan Singingi kepada pengurus ISPP.
''Terkait pemotongan dana Bantuan siswa miskin (BSM) tersebut, kami sudah laporkan kepada PGRI Kuansing dan kami sama-sama sepakat mengutuk tindak pemotongan tersebut,'' ungkap Ketua ISPP Kuansing, Rizki Erlando SPd, melalui rilis yang dikirimkannya kepada redaksi, Senin (25/12/2017).
Disebutkan Rizki, jumlah potongan BSM tersebut juga cukup besar. Sedianya, setiap murid yang berhak, harusnya mendapatkan Rp500.000. namun, pada kenyataannya, tiap murid dipotong Rp300.000, atau hanya menerima Rp200.000 saja.
Sementara jumlah murid yang harusnya menerima ada sebanyak 100 orang. ''Menurut kami, ini angka yang cukup besar dan sangat tidak layak. Apalagi, dana tersebut diperuntukkan bagi murid-murid yang tidak mampu.
Pihaknya meminta Pemkab Kuansing mengusut perkara tersebut, karena, sedianya, tidak boleh ada praktik seperti ini di dunia pendidikan.
''Kami sudah diskusikan dengan pengurus PGRI Kuansing untuk ditindaklanjuti,'' kata dia.
Rizki mengingatkan pada pengelola dana BSM untuk kembali pada tujuan awalnya menyerahkan dana tersebut guna membantu pendidikan anak-anak dari keluarga tak mampu.
Dia juga mengingatkan sanksi pidana atas perbuatan tersebut.
''Pelaku, bisa dijerat Undang-undang nomor 13 tahun 2011 tentang penanganan fakir miskin. Utamanya Pasal 43 ayat 1 yang menyatakan setiap orang yang menyalahgunakan dana penanganan fakir miskin dipidana dengan pidana penjara penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp 500 juta,'' tegasnya.(R04/r)
Listrik Indonesia
