Hanya 2,4 Persen dari Nasional, Realisasi KUR di Riau Mengecewakan

Hanya 2,4 Persen dari Nasional, Realisasi KUR di Riau Mengecewakan
Ilustrasi

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Wilayah Riau mencatat realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Riau pada 2017 hanya 2,4 persen dari pagu yang disediakan pemerintah pusat Rp110 triliun.

"Serapan KUR di Riau 2017 cuma Rp1,3 triliun. Serapan ini masih jauh dari harapan, bahkan target yang dipatok buat Provinsi Riau," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Riau Tri Budhianto di Pekanbaru, Jumat (16/2/2018) seperti dimuat Antara.

Pada 2017 diharapkan ada 76.000 lebih Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Riau mampu mendapat bantuan modal. Namun, hingga akhir tahun hanya 56.000 lebih yang bisa ter-cover.

"Jumlah UMKM yang ditargetkan untuk menerima dana KUR di wilayah Riau tahun 2017 adalah 76.000 lebih, namun baru 56.000 yang terpenuhi, " tuturnya.

Data sepanjang 2017, jumlah akad kredit untuk UMKM di Riau mencapai Rp1,823 triliun. Dari jumlah itu yang sudah outstanding hanya mencapai Rp1,121 triliun.

Menurut dia, minimnya serapan KUR di Riau di beberapa perbankan terkendala lamanya usaha karena aturan mengharuskan minimal paling singkat enam bulan untuk menjamin usahanya langgeng. 

Selain itu, juga terkendala masalah jaminan yang diminta perbankan walau dalam ketentuannya di bawah Rp25 juta jaminan tidak wajib, tetapi keputusan itu tetap diberikan kepada bank.

"Tidak semua perbankan mau melayani UMKM yang mengajukan kredit dengan jumlah kecil," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membenarkan serapan KUR di Riau jauh dari harapan. Karenanya, perlu ada upaya karena pemerintah sudah memberikan perluasan jangkauan dan kemudahan persyaratan tinggal lagi kemauan stakeholder terkait untuk menyalurkan.

"Karena kini sudah ada KUR khusus yang kegiatan replanting, perikanan, pertanian, dan sebagainya. Demikian juga bank, kini bertambah sebagai penyalur. Bank Kepri misalkan sudah dipercaya Rp300 miliar," tuturnya.

Yusri juga mengindikasikan sulitnya mendapatkann bantuan murah membuat masih banyak warga Riau yang terjerat rentenir.

"Rentenir tumbuh subur di Riau karena belum adanya layanan dari perbankan yang menyentuh langsung para pelaku usaha kecil," imbuhnya. (*)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index