HEBAT....Perkenalkan, Ini Hamdanil Rasyid, Pemuda Asal Pekanbaru-Riau yang Berhasil 'Taklukkan' Google

HEBAT....Perkenalkan, Ini Hamdanil Rasyid, Pemuda Asal Pekanbaru-Riau yang Berhasil 'Taklukkan' Google
Hamdanil Rasyid, pemuda asal Pekanbaru, Riau yang bekerja di kantor pusat Google di Mountain View, Amerika Serikat. Foto: Fino Yurio Kristo/detikINET

SAN FRANCISCO (RIAUSKY.COM) - Tak banyak orang bisa bekerja di Google, perusahaan yang memiliki standar sangat tinggi dalam hal perekrutan karyawan. Maka tepuk tangan pantas dialamatkan Hamdanil Rasyid, pemuda asal Pekanbaru, Riau yang bekerja di kantor pusat Google di Mountain View, Amerika Serikat.

Seperti dilansir DetikINET yang menjumpai Hamdanil di sela-sela perhelatan Google I/O 2018. Ia datang memakai sepeda, kaos putih dan celana jeans. Bebas saja, karena memang bekerja di Google tidak ada banyak aturan soal pakaian.

Ia pun menuturkan sekelumit kisah dan pengalamannya. Hamdanil bekerja di Google sudah cukup lama dan betah sampai sekarang. "Hampir 5 tahun kerja di sini. Saya sekarang di tim payments. Beli sesuatu di Google kan usernya bayar tuh, nah yang bikin sistem pembayaran dari tim saya," katanya.

"Proyeknya ganti-ganti, karena produk Google kan nambah terus. Juga kalau ada negara baru di mana produk diluncurkan," tambah Hamdanil yang sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan di Singapura ini.

Pada dasarnya suka dengan bidang pemrograman, Hamdanil merasa tak terbebani bekerja di Google karena sesuai bidangnya. Selain itu, bekerja di Google istilahnya santai tapi serius.

"Memang suka di bidang ini, dan yang enak di Google ini sistem manajemennya santai. Nggak terlalu diatur, modelnya obyektif kamu apa, kira-kira kapan selesai, perlu kolaborasi sama siapa," terangnya.

"Mau datang jam berapa, cara kerjanya gimana, kerja sama siapa itu gak dimasalahin. Jadi kita lebih independen lah," terang dia.

Seperti sudah disebutkan, banyak yang ingin bekerja di Google, yang diterima sangat sedikit. Dituturkan Hamdanil, seleksinya memang begitu ketat dan ujiannya sangat sulit.

"Kalau di bidang IT, interview mereka lumayan ketat. Jadi kayak pelajaran algoritma, pelajaran structure yang di kuliah itu dia bakal mengajukan pertanyaan yang sulit banget," tandas dia. "Jadi ketika saya mau interview itu rasanya seperti mau ujian lagi. Istilahnya itu seperti soal ujian semester dengan tingkat paling tinggi," kisahnya.

Mengingat tingkat kesulitannya, Hamdanil sangat serius ketika mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk Google. Hasilnya pun memuaskan, dia bisa menjadi satu dari sedikit orang Indonesia yang bekerja di Google.

"Jadi saya belajar dulu. Setiap weekend saya minjem buku buat belajar. Karena kalau nggak gitu nggak bakal bisa jawab. Soal-soal ilmu komputernya tingkat tinggi," imbuh Hamdanil. 

Sehari-harinya, Hamdanil pulang pergi ke kantor Google kebanyakan memakai sepeda. Atau mobil jika tidak sedang macet. Setahun sekali, tak lupa ia pulang ke Indonesia menjumpai keluarganya. Biasanya saat Lebaran, ia mengambil cuti sekitar sebulan.

Ia pun bersiap menjalankan ibadah puasa yang di Amerika Serikat berlangsung cukup panjang. Yaitu sekitar 16 jam. Sukses terus, Hamdanil. (*)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index