Tiga Kali Ganti Kajati Koruposi tak Terungkap

HMOK-PKU Geledah Ruang Kajati

HMOK-PKU Geledah Ruang Kajati
Demo HMOK Pekanbaru di Kejati Riau. Foto Riauterkini.com

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Menganggap Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau tidak bergerak dalam mengusut tuntas kasus dugaan korupsi di Kabupaten Kampar, sejumlah mahasiswa Kampar yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Ocu Kampar(HMOK) Pekanbaru, Senin (24/8/2015) mendatangi kantor kejaksaan tinggi Riau di Jalan Sudirman Pekanbaru.


Mereka mempertanyakan status proses hukum atas kasus-kasus dugaan korupsi yang sudah pernah mereka sampaikan kepada Kejati Riau semenjak tahun 2012 lalu.

''Aneh juga, sudah tiga kali Kajati berganti, tapi kasus dugaan korupsi yang dilaporkan tak pernah ada titik akhirnya,'' ungkap salah seorang demonstran di depan pintu masuk Kejati Riau sembari membawa sebuah spanduk besar berwarna putih dan bertuliskan merah.

Mereka juga mendesak masuk ke dalam kantor Kejati guna memastikan Kepala Kejaksaan Tinggi Riau Susdiarto Agus Praptono benar-benar ada di ruangan kerjanya, karena menurut keterangan para staf, Kajati sedang tidak berada di kantor.

Massa pendemo, awalnya memang berencana menemuki Kepala Kejaksaan Tinggi Riau, Susdiarto. Namun, Susdiarto disebutkan sedang berdinas ke luar kota, sehingga tidak berada di tempat untuk menemui para demonstran.

Massa HMOK Pku ini menilai pengusutan sejumlah kasus dugaan korupsi di Kabupaten Kampar itu hanya berjalan di tempat dan terkesan tebang pilih.

"Kami minta Kajati Riau yang baru satu bulan menjabat untuk serius mengusut kasus kasus korupsi di Kabupaten Kampar," kata Rahmat, Koordinator Lapangan (Korlap) Himpunan Mahasiswa Ocu Kampar Pekanbaru (HMOK-Pku) saat menggelar aksi di halaman kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau, Senin (24/8/15).

Dalam pada itu, mereka juga menyebutkan sudah pernah menyerahkan data tentang dugaan tindak korupsi yang dilakukan oknum di pemerintahan Kampar.

Rahmat, seorang orator demo menyebutkan, penanganan kasus korupsi di Kampar hanya menyeret aktor-aktor lapangan yang tidak banyak makan uang negara. Sementara pelaku utamanya, malah tidak pernah tersentuh hukum sama sekali.

"Kami tak ingin Kajati Riau yang baru ini hanya menjadikan pejabat pejabat publik di Kampar sebagai ATM," ucap Rahmat sebelum massa membubarkan diri.(R03)
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index