Catatan dari Ekspedisi Pulau Pindalang (Bagian Ket

Semangat Kami Lebih Kuat dari Badai dan Hempasan Gelombang

Semangat Kami Lebih Kuat dari Badai dan Hempasan Gelombang
Ombak terus memukul-mukul sampan motor yang kami naiki saat hendak meninggalkan pulau Pindalang. Sesekali sampan terhempas, sehingga membuat hati kami berkecamuk. Namun, itulah bagian dari ekspedisi Pindalang yang kami lalui. Bila pada saat berangkat dari Kota Padang kami disambut dengan deru angin sepoi dan ombak kecil, maka pada perjalanan pulang, gelombang pasang besar pun menghadang. 
 
Tak banyak cerita yang keluar dari mulut kami, kecuali berdoa dan memanjatkan harapan semoga perjalanan pulang kami menuju Kota Padang bisa berjalan dengan baik dan lancar. 
 
Saya hanya memandangi satu per satu anggota ekspedisi yang ada di atas sampan, Ikas di bagian depan, Sarah tepat dibelakangnya, selanjutnya Bambang di bagian tengah selanjutnya saya dan Abie Mukhtar dan Pak Edi di bagian belakang. Sahabat kami Bambang mungkin salah seorang yang paling terguncang dengan situasi laut yang tidak bersahabat. 
 
Sesekali hempasan ombak tinggi membuat sampan oleng sehingga beberapa kali ungkapan "Allahu Akbar, la Ilahaillallah.." terlontar dari bibir kami maupun di dalam hati. 
 
Mata kami terus tertuju pada gelombang tinggi yang terus menggunung di sisi kanan dan kiri kami, sehingga, sampan terkadang terlihat berada di atas gelombang, selanjutnya kembali turun di bawah gelombang dan kembali tersapu riak-riak ombak. Meski berusaha menghibur diri, namun, tetap saja, suasana menegangkan itu membuat kami sangat sadar bahwa siapapun kita, tidak lebih dari sebutir debu yang akan hilang tersapu oleh ombak di tengah lautan dalam yang saat itu warna airnya pun sudah berubah menjadi hijau kehitaman. 
 
Hati saya baru terasa tenang manakala Pak Edi yang semenjak awal kapal berlayar lebih banyak diam mulai menyapa Mukhtar yang tepat duduk di bagian belakang sampan. Suaranya yang sesekali menyapa Mukhtar memberi tanda kepada kami kalau saat itu dia bisa menikmati perjalanan menjadi nakhoda sampan. 
 
Sesekali dia sempat melemparkan kail ke laut untuk menangkap ikan jenis cakalang dan ikan terbang yang banyak terdapat di perairan dalam menuju Kota Padang yang menandakan kalau dia sudah terbiasa menghadapi gelombang pasang seperti itu. Setidaknya itu dibuktikan dengan cara membaca gelombang saat hendak menghindari ombak tinggi menjelang bibir pantai Kota padang. Hore... akhirnya kita sampai di Padang kembali... ungkap Bambang.  
 
Belajar Dari Perjalanan
Melakukan ekspedisi di rentang usia yang masih-sangat-sangat belia ini tentunya bukan dengan tanpa alasan dan tujuan bagi kami. Ada banyak hikmah yang bisa kami petik dari perjalanan jauh yang juga singkat itu. Tak cukup hanya berbicara membangun kekompakan dan kebersamaan tim dalam menapaki jalan panjang yang sudah terbentang di depan mata, namun juga mendapatkan hikmah dari berbagai hal yang kami temui selama melakukan perjalanan di ujung tahun ini. 
 
Beberapa kali saya berujar kepada teman-teman, ekspedisi ini layaknya mengayuh biduk usaha yang tengah kami rintis. Meski sebagian besar dari kami adalah awak jurnalis senior dengan rata-rata pengabdian 2 hingga 15 tahun, dilengkapi dengan source keuangan yang memadai,  namun, tak ada jaminan bahwa usaha apa yang kami rintis ini akan langsung sukses dan menjadi besar. 
 
Meniti (kembali,red) perjuangan membangun media massa yang bisa direngkuh oleh publik bukanlah perkara mudah, karena publik tidak akan sepenuhnya berpegang pada nama besar, namun akan melihat pada fakta apa yang disajikan dan apa yang dilakukan untuk menunjukkan eksistensi tersebut kepada pembaca. 
 
Bila pembaca terpuaskan dan sarana yang digunakan tepat, maka lazimnya bisnis media ini pun akan berkembang. Setidaknya itu juga hikmah dan pelajaran yang kami dapatkan dari beberapa teman seperjuangan tentang membangun media online seperti www.riausky.com ini. 
 
Tak perlu membusungkan dada untuk mengatakan bahwa kita adalah yang terbaik, karena, pada faktanya besar dan kecil kita akan terlihat dari kualitas yang disajikan dan sejauh mana publik bisa menerimanya. Tak harus instan untuk bisa dikatakan hebat, karena faktanya terkadang sesuatu yang instan juga tidak pernah memberikan jaminan apa-apa selain kepuasan semu yang bila diukur dari kinerja dan oportunitas usaha tidaklah menunjukkan tren positif apapun.
 
Kami lebih memilih berjuang bersama, membangun kekuatan secara perlahan tapi pasti dengan memperhatikan dan menjaga motivasi seluruh kru yang menjadi bagian tim kecil ini tetap kompak dengan mendapatkan kepastian dalam membangun usaha bersama ini.
 
Tentu saja apa yang kami harapkan ini tidak mudah. Ibarat badai yang menghadang perjalanan, kami sangat merekam beratnya perjuangan yang harus dilalui. Ada ratusan media online yang berdiri di Provinsi Riau ini. Bahkan, beberapa diantaranya yang pernah kami tahu hanya berbicara 'sebatas ada' saja atau berorientasi APBD bukan mencerminkan entitas sebagai perusahaan media profesional. 
 
Dengan kekuatan kami, saat ini, setidaknya kami masih bisa menyajikan tak kurang dari 40-50 berita perhari kepada khalayak dan itu kami sajikan secara lebih sederhana sehingga bisa mudah dipahami oleh pembaca. 
 
Tahun 2016 ini tentunya kami berharap bisa mencatat prestasi yang lebih besar lagi. Karena, dengan jumlah pasokan 40-50 berita per hari saja, itu bukan sebuah pekerjaan mudah bagi sebuah media massa. Kami menargetkan bisa menyajikan dalam jumlah yang lebih banyak lagi, 60-70 berita per hari.
 
Tapi, kami tak hendak berpanjang lebar mengisahkan tentang hal tersebut karena tentunya banyak strategi yang akan dilakukan untuk mencapai puncak keberhasilan yang kami canangkan pada 2016 ini. Namun, pastinya, rekam perjalanan ekspedisi Pindalang yang kami lakukan ini setidaknya menjadi gambaran betapa kuat dan beraninya kami menempuh perjalanan ini. Begitu kuatnya motivasi kami untuk menemukan hal-hal baru yang tidak terkulik oleh banyak orang. 
 
Pindalang bukanlah sebuah jarak yang jauh. Hanya 15 Kilometer dari Kota Padang. Namun, tak banyak yang tahu tentang keberadaan pulau eksotis yang membuat kami hanya bisa berkata ''luar biasa'' itu. 
 
Ombak dan badai kami hadapi dan kami pulang dengan selamat. Tentulah bukan dengan tanpa rasa takut dan waswas akan diterjang badai. Namun, itulah semangat yang menunjukkan besarnya keinginan kami untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik dan tentunya, kami menjadi pembeda. 
 
SELAMAT TAHUN BARU...(habis)
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index