Gara-gara Cabai, Riau Alami Inflasi

Gara-gara Cabai, Riau Alami Inflasi
Ilustrasi

 

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Dengan melihat kenaikan harga cabai merah yang mencapai 67 persen, tak dapat dipungkiri, komoditas tersebut menjadi penyumbang inflasi terbesar di Riau per Desember 2015.
 
Mawardi Arsyad, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mengatakan kenaikan secara signifikan harga cabe merah di pasaran, tak pelak menjadi penyumbang inflasi terbesar di Riau dari total 1,08 persen.
 
"Meski harga cabe merah naik secara gila-gilaan, namun mayoritas masyarakat di Riau masih belum bisa lepas dari penggunaan cabai di setiap jamuan makanan. Ini seperti simalakama, dibeli mahal, tak dibeli kepikiran," ujar Mawardi dalam jumpa pers, Senin (4/1).
 
Selain cabai merah, di komoditas rokok dan tembakau, penggunaan kretek filter juga turut menyumbang inflasi yang besar.
 
"Dari besaran 0,09 persen, mie instan menyumbang sebesar 0,03 persen, diikuti oleh kretek filter sebesar 0,02 persen," jelas Mawardi lagi.
 
Yang memprihatinkan dari data tersebut adalah, penyumbang inflasi dari kretek filter justru masyarakat yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah.
 
"Kretek filter atau yang di pasaran dikenal dengan rokok murah, mayoritas penggunanya itu ya masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah, alias orang miskin," pungkasnya.
 
Sebagai informasi tambahan, dari 3 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi. Pekanbaru sebesar 1,24 persen, Dumai sebesar 0,39 persen, dan Tembilahan sebesar 0,77 persen. (R07)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index