Selain Kelebihan Kapasitas, Kalapas Tembilahan Keluhkan Minimnya Fasilitas

Selain Kelebihan Kapasitas, Kalapas Tembilahan Keluhkan Minimnya Fasilitas
Kondisi Lapas Kelas II A Tembilahan. Selain sudah melebihi kapasitas, jumlah petugas Lapasnya juga minim.
TEMBILAHAN (RIAUSKY.COM)- Meskipun diperuntukkan bagi masyarakat yang sedang menjalani hukuman, seharusnya Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) juga wajib menyediakan fasilitas bagi penghuninya sebagai bentuk pemenuhan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).
 
Berbeda hal nya dengan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tembilahan yang berlokasi di Jalan Prof M Yamin Tembilahan, dimana fasilitas yang tersedia jauh dari kata layak. 
 
Mardjohan, SH, Kepala Seksi Bimbingan Napi/Anak Didik Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tembilahan kepada awak media bahwa saat ini di Lapas tersebut sudah kelebihan kapasitas. Idealnya, jumlah penghuni hanya 360 orang tetapi saat ini ada terdapat 582 orang.
 
“Idealnya penghuni di setiap kamar penjara itu 6 orang, tapi dengan kondisi sekarang itu lebih, sehingga ya terpaksa bersesak-sesakan”, keluhnya.
 
Selain masalah fasilitas, Mardjohan, SH juga mengungkapkan bahwa jumlah petugas Lapas juga tidak memadai untuk melaksanakan fungsi pembinaan di Lapas Tembilahan. 
 
“Untuk melaksanakan pembinaan terhadap 582 penghuni di LAPAS ini, petugas kami hanya berjumlah 5 orang, sehingga kami menyangsikan efektivitas kinerja kami. Tapi, meskipun begitu kami tetap berupaya semaksimal untuk menunaikan tugas dan fungsi kami sebagai petugas Lapas”, tambahnya.
 
Saat dikonfirmasi di ruangannya, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tembilahan, Daswirman, Bc. IP, SH membenarkan perihal fasilitas Lapas yang minim, kurangnya petugas dan kelebihan kapasitas Lapas ini.
 
“Kami sudah coba usulkan kepada Kanwil Riau (Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau) perihal ini, hanya saja sampai saat ini  permasalahannya anggaran yang minim ”, ujarnya.
 
Dia juga mengatakan bahwa minimnya fasilitas dan jumlah petugas Lapas dapat menimbulkan potensi peredaran narkoba di dalam Lapas seperti yang pernah terjadi beberapa waktu yang lalu.
 
”Mengenai peredaran narkoba di Lapas memang menjadi perhatian khusus kami, narkoba yang terdapat di dalam Lapas sebenarnya bukan berasal dari Lapas, melainkan ada yang membawa. Kami telah pernah meminta pengadaan body detector sebagai upaya antisipasi masuknya narkoba ke dalam Lapas, hanya saja karena harganya yang mahal permintaan kami belum terealisasi,”, tukasnya.(R17)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index