TPRL Malaysia Sebutkan RAPP Jadi Rujukan Tata Kelola Lahan Gambut

TPRL Malaysia Sebutkan RAPP Jadi Rujukan Tata Kelola Lahan Gambut
tata kelola pengairan di lahan gambut milik PT RAPP
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Director of Tropical Peat Research Laboratory Unit (TPRL) Malaysia, Lulie Melling datang langsung ke Indonesia untuk melihat teknologi pengrelolaan lahan gambut. Dari pemantauannya, dia menyebutkan apa yang dilaksanakan oleh  PT Riau Andalan Pulp dan Paper (RAPP) dengan menggunakan teknologi pemadatan tanah, sistem drainase, dan tata kelola air yang baik dan dapat dijadikan sebagai rujukan pengelolaan gambut yang baik di Indonesia.
 
Disampaikan Lulie, teknologi yang digunakan tersebut memastikan sumber daya gambut mampu dikelola secara berkelanjutan dan tidak menimbulkan efek kerusakan.
 
''Apalagi RAPP juga membantu konsesi masyarakat di sekitar kawasan konsesinya dengan teknik pemadatan tanah dan ini akan menjadikan gambut sulit terbakar,'' kata Lulie, Selasa (12/1/2016).
 
Menurut Lulie, tata kelola yang dilakukan RAPP, tidak banyak berbeda dengan pengelolaan gambut yang dilakukannya di Sarawak, Malaysia, Menurutnya, di Sarawak ter_dapat 1,6 juta hektare lahan gambut atau 13% dari luas daratan.
 
''Saat ini, Sarawak merupakan kawasan gambut yang terkelola dengan baik dan tidak pernah terbakar. Disini saya menemukan RAPP mampu mengelola lahan dengan baik, seperti yang saya lihat di Serawak. Hanya untuk menjaga kawasan gambut tetap lestari diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak mulai dari petani kecil hingga perusahaani besar,'' ucap Leili.
 
Lulie menambahkan, kesadaran mengenai pentingnya menggunakan teknologi itu seharusnya perlu dikomunikasikan oleh para akademisi serta para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pengambil keputusan industri dan pekerja.
 
''Para akademisi di Indonesia juga perlu melakukan banyak kajian ilmiah yang hasilnya disosialisasikan agar ada pemahaman yang sama mengenai tata kelola gambut,'' ujarnya.
 
Sebelumnya, pakar tanah dan gambut dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Basuki Sumawinata menyatakan tanaman akasia secara karakteristik sangat cocok untuk merehabilitasi lahan gambut yang telah rusak akibat salah pengelolaan di masa lalu. Basuki mengatakan untuk merehabilitasi lahan gambut memerlukan biaya yang tidak sedikit sehingga perlu dipertimbangan menggandeng pihak perusahaan dengan modal yang tinggi.
 
''Masalahnya, rehabilitasi gambut rusak tidak cukup hanya dengan menanam bibit pohon dan pupuk biasa.Tanaman akasia bisa bertahan di lahan gambut yang rusak dan miskin unsur hara,'' tutup Basuki. (R01/i)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index