Perjalan Disparekraf Mengumpulkan Kumpulan Puzzle yang Berserakan

Perjalan Disparekraf Mengumpulkan Kumpulan Puzzle yang Berserakan
Air Terjun Batu Belah
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Seperti yang pernah diungkapkan oleh kepala dinas pariwisata dan ekonomi kreatif (Disparekraf) Riau, dimana timnya saat ini sedang melakukan pendataan ulang mengenai potensi wisata apa saja yang ada di Riau.Disparekraf baru saja melakukan penelusuran untuk menemukan objek wisata baru. Kali ini destinasi objek wisata yang menjadi buruan mereka adalah Air Terjun Batu Belah.
 
Letak air terjun ini berada di Kampar Kiri. Penelusuran dimulai pada Selasa pagi (12/01) dimana rapat persiapan dilakukan untuk menentukan siapa saja tim yang akan ikut, karena medan yang ditempuh belum diketahui untuk itu persiapan dilakukan semaksimal mungkin.
 
Setelah terkumpul Tim kali ini berisikan Kasi Pengembangan Pasar Yul Akhyar, tim Cerita Baru Center Iwan dan Tabrani, beberapa wartawan wisata, dan pemuda pecinta alam. Mereka berangkat pada Rabu (13/01) subuh sekitar 04.30 WIB dimana titik kumpul dikantor Disparekraf Riau.
 
Ok... goes perjalanan pengumpulan puzzle wisata Riau dimulai, kali ini kita akan mendapatkan satu puzzle lagi objek wisata yang masih berbentuk Ekowisata.
 
Perjalan dimulai dari Pekanbaru menggunakan dua mobil menuju Lipat Kain (Kampar Kiri) memakan waktu selama 1 jam, begitu sampai kita langsung menuju desa Gemma yang memiliki waktu tempuh 15 menit. Pemandangan yang tersaji di Desa Gemma tentunya merupakan hal yang tidak boleh disia-siakan, untuk itu kami singgah sejenak sembari menikmati suasana pemandangan alam yang tersuguh di Desa Gemma yang tidak bisa dilewati begitu saja.
 
Tapi tunggu dulu, perjalanan ini masih berlanjut ke Desa Tanjung Belit yang ditempuh selama 15 menit perjalanan dari Desa Gemma. Sesampainya di Desa Tanjung Belit, perjalanan masih berlanjut, namun kali ini rute untuk kendaraan sampai disini, kita akan melanjutkan perjalanan kembali dengann menggunakan perahu dimana masyarakat setempat memberi nama "Rabin" untuk melintasi sungai Subayang.
 
Perjalanan menggunakan Rabin membutuhkan waktu selama 30 menit, tapi kami tidak merasa bosan karena disepanjang perjalanan kami disuguhi dengan sungai yang penuh bebatuan dimana disudut kanan-kiri terhampar pepohonan hijau nan asri sehingga tidak jarang rombongan pun melihat Owa sejenis Siamang Bertengger dipepohonan dan Burung Rangkong disela pepohonan dimana Burung Rangkong merupakan salah satu Satwa yang dilindungi.
 
Setelah menempuh perjalanan menggunakan Rabin selama 30 menit, tim sampai di Desa Songgan, dimana kehidupan desa ini masih alami dan tradisional, untuk transportasi utama mereka masih menggunakan sampan. Tim disambut dengan ramah oleh penduduk setempat, bila tidak mengingat bahwa tujuan perjalanan kami adalah objek wisata air terjun batu belah, mungkin kami sudah terlena dengan keramahan masyarakat setempat.
 
Namun perjalanan masih dilanjutkan dan masih menggunakan Rabin sang perahu yang tidak pernah lelah untuk mengantarkan tim hingga sampai ketempat tujuan.  Perjalanan menuju sasaran kami ternyata hanya 10 menit dari Desa Songgan, dari cerita yang kami dengar secara turun temurun dari masyarakat Desa Songgan dimana dalam perjalanan kami menemukan sebuah baru yang terbelah rapi menjadi dua bagian. 
 
konon katanya batu tersebut dibelah oleh kris patih Gajah Mada yang berasal dari Majapahit. Biarkan cerita yang telah menjadi legenda turun temurun ini berada di Desa Songgan, karena dalam perjalanan kami menuju Air Terjun tersebut memang tim dapati Sebuah Batu yang terbelah menjadi dua.
 
Kita tinggalkan masalah batu, kini gaes Tim sampai ditujuan perjalanan kita hari ini setelah menempuh perjalanan lebih kurang 4 jam (sebenarnya tidak lebih dari 2.5jam bila tidak banyak mampir) kamipun disuguhi pemandangan yang membuat decak kagum penikmat wisata alam maupun adventure.
 
Pemandangan didepan kami sungguh luar biasa mempesona, bisa dibayangkan air terjun yang terdiri dari 7 tingkat dimana untuk menaiki tingkatan tersebut dibutuhkan keberanian yang tinggi karena kondisi yang terjal ditambah jalanan bebatuan dan licin tentunya harus membuat kita ekstra hati-hati.
 
Mungkin faktor kelelahan dan stamina yang telah terkuras habis, tim disparekraf hanya bisa menaiki sampai tingkat ke 5.
 
Satu saran yang bisa diungkapkan oleh salah satu Tim Yakni Iwan Gunawan, kepada riausky.com yang ditemui Kamis 14/01 dikantor Disparekraf Riau. "Satu yang benar-benar harus dipersiapkan secara maksimal yakni stamina dan fisik yang ok karena perjalanan yang panjang dan juga penuh tantangan akan menanti kita semua untuk memicu adrenalin menaklukan 7 tingkat air terjun Batu Belah. dan jangan lupa pakailah sandal gunung anti licin."Pesan Iwan saat diwawancarai oleh riausky.com
 
Lelah bermain air dan mencoba menaklukan air Terjun Batu Belah Tim kembali ke Desa Songgan dan tim disuguhi oleh kuliner asli desa tersebut yakni ikan yang digoreng, setelah itu diberi sedikit minyak goreng dan dicampur dengan cabe. Bagi mereka yang baru mencoba makanan ini akan memiliki rasa yang eksotis karena tim sendiri tanpa malu tambuh hingga 3 piring.
 
Sekedar pemberitahuan untuk mencapai Air Terjun Batu Belah ini Tim mengeluarkan biaya 600.000 untuk menyewa Perahu "Rabin" selama seharian penuh dimana memiliki kapasitas sebanyak 10-15 orang didalamnya.
 
Sebenarnya perjalanan tim masih berlanjut untuk terus mengumpulkan puzzle wisata Riau yang hilang, namun untuk kali ini Tim cukupkan sampai disini. Bagi penikmat wisata apalagi yang berminat memicu adrenalin, terus ikuti setiap perjalanan tim untuk mencari Cerita Baru dalam setiap perjalanan ini. (R06)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index