Dampak Bencana Kabut Asap

BNPB: 25,6 Juta Penduduk Jadi Korban

BNPB: 25,6 Juta Penduduk Jadi Korban
Pemandangan kota Pekanbaru yang diselimuti kabut asap

JAKARTA (RIAUSKY.COM) - Bencana kabut asap yang melanda Riau dan beberapa provinsi lainnya di Sumatera menjadi  perhatian banyak pihak, selain dampak ekonomi dan sosial, korban pun berjatuhan.

Bahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut saat ini ada 25,6 juta jiwa penduduk di Sumatera dan Kalimantan yang terkena asap pekat. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho merincikan Sumatera terdapat 22,6 juta jiwa dan Kalimantan 3 juta jiwa.

"Ada 25,6 juta jiwa penduduk di Sumatera dan Kalimantan yang terpapar asap pekat. Di Sumatera itu ada tiga daerah di Jambi, Riau dan Sumatera Selatan. Dua wilayah yang paling pekat itu Jambi dan Riau," ujar Sutopo, Jumat (4/9).

Saat ini 80 persen wilayah Sumatera hampir tertutup dengan asap. Jambi dan Riau paling parah karena hanya memiliki jarak pandang 500 meter. Dampak asap pekat ini membuat beberapa persoalan di Pekanbaru.

"Ada sekolah yang diliburkan, pesawat pun belum bisa terbang. Emisi kebakaran hutan ini ada asap yang bisa membuat gangguan pernafasan. Ini masih terus tinggi," tuturnya.

Ia memprediksi musim kemarau masih terjadi hingga akhir November 2015. Potensi terjadinya kebakaran lahan hutan dan kekeringan diperkirakan masih terjadi di wilayah ekuator Indonesia seperti beberapa daerah Sumatera dan Kalimantan.

"Sampai November di akhir. Awal Desember perkiraan itu baru musim hujan. Nah, selama musim kemarau ini, wilayah ekuator khatulistiwa selatan seperti Sumatera, Kalimantan, masih berpotensi terjadi peningkatan kebakaran lahan, hutan dan kekeringan," sebutnya.

Beberapa upaya pemadaman yang disiapkan BNPB serta pihak terkait dengan menyediakan helikopter dan pesawat kassa di daerah yang masih rawan peningkatan kebakaran lahan. Helikopter untuk water bombing, kemudian pesawat cassa diproyeksikan untuk upaya hujan buatan.

Selain itu, di jalur darat juga dibuat pembuatan kanal agar kebakaran tak semakin meluas. Pasalnya, area yang terbakar sebagian besar wilayah gambut yang kekeringan.(R02)
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index