Kisah Tragis Bocah Pengungsi Suriah

Karena Foto ini Dunia Terperangah

Karena Foto ini Dunia Terperangah
BRUSSEL (RIAUSKY.COM)- Kisah tragis dan foto dramatis Aylan Kurdi akhirnya yang sukses menyentuh nurani para pemimpin Uni Eropa (UE). Kamis (3/9/2015) negara-negara terkuat UE baru sibuk dan sepakat untuk menetapkan kuota penampungan pengungsi atau pencari suaka yang sifatnya mengikat. Dengan demikian, seluruh negara anggota UE harus mau menampung ribuan korban perang dan konflik sektarian itu. 
 
Keluarga Aylan Kurdi adalah keluarga Suriah yang ingin mengungsi. Mereka hendak mencari suaka ke Kanada. Namun, keganasan samudera yang mereka arungi memisahkan mereka. Aylan Kurdi yang baru berusia tiga tahun serta kakaknya yang berusia lima tahun hanyut terbawa ombak hingga akhirnya terdampar di Pantai Turki, Rabu (2/9/2015).
 
"Kami sepakat untuk menetapkan kuota mengikat bagi seluruh negara UE agar bisa berbagi beban. Itulah prinsip solidaritas," papar Kanselir Jerman Angela Merkel di sela-sela lawatannya ke Kota Bern, Swiss. Sebagai negara UE dengan latar belakang ekonomi paling kuat, Jerman sering dikritik karena tidak terlalu memedulikan krisis pengungsi di Eropa.
 
Selama ini Negeri Bavaria itu dikenal kaku. Pemerintah memperlakukan para pengungsi dan pencari suaka dengan sangat tegas. Merkel bahkan melarang mereka yang tidak berdokumen lengkap memasuki negerinya. Sesuai dengan kebijakan clear-cut, Jerman mewajibkan seluruh pengungsi dan pencari suaka mengantongi dokumen dari negara Eropa pertama yang menerima mereka.
 
Tanpa dokumen tersebut, Jerman tidak akan membukakan pintu bagi para korban perang dan konflik sektarian tersebut. Namun, pemerintahan Merkel juga berjanji tidak akan mendeportasi mereka yang telanjur masuk ke negerinya secara ilegal. Kakunya aturan Jerman dan ketatnya penjagaan di perbatasan membuat negara-negara tetangganya kebanjiran imigran.
 
Kamis lalu, pasca kegemparan yang dipicu foto Aylan, Jerman sedikit membuka diri. Merkel mengaku siap berdiskusi dengan negara-negara besar Eropa yang lain untuk membahas kuota. Selain Jerman, dua negara kuat lain, Inggris dan Perancis, mendukung gagasan yang menuai apresiasi Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan Presiden UE Donald Tusk tersebut.
 
"Kami segera menerbitkan dokumen tertulis terkait rencana relokasi sekitar 120.000 pengungsi dari Yunani, Italia, dan Hungaria," terang seorang pejabat UE. Sejauh ini, tiga negara Eropa yang terletak di dekat laut itulah yang menjadi pintu masuk para pengungsi dan pencari suaka. Rencananya relokasi itu mulai disosialisasikan pekan depan. (R01/JPG)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index