Melihat Petani di Rambah Pasca Anjloknya Harga Kar

Mereka Pilih Bisnis Ternak Semut Jepang, Belajar dari Dunia Maya

Mereka Pilih Bisnis Ternak Semut Jepang, Belajar dari Dunia Maya
Literatur yang digunakan warga untuk budi daya semut jepang.
PASIRPANGARAIAN (RIAUSKY.COM)- ?Menghadapi ekonomi yang serba sulit, akibat lemahnya nilai Rupiah terhadap Dolar, serta turunnya harga Komuditi karet dan Sawit. Membuat sejumlah warga, harus mencari alternatif untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
 
Basir satu diantara warga Rambah muda, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), yang dalam kesehariannya, merupakan petani Karet. Dirinya memilih untuk, membudidayakan Semut Jepang atau Kumbang Mekah, untuk meningkatkan perekonomian keluarganya.
 
Dirinya memi?lih untuk mencoba beternak semut jepang, dengan alasan. Dalam perawatan lebih mudah dan cepat berkembang biak. Dibandingkan dengan beternak hewan lainya, yang memerlukan waktu yang sangat lama.
 
Budidaya Semut jepang ini, diakuinya baru digelutinya sekira tiga bulan belakangan, akibat harga komuditi karet tak kunjung naik. Untuk itulah dirinya berinisiatif, mencoba menernakan Semut jepang.
 
Basir menjelaskan, awalnya ia membeli bibit sekira 50 ekor dari pedagang yang menjual semut jepang, dengan harga Rp1.000/ ekornya. ?Bermodalkan pendidikan di dunia maya dan mencoba bertanya-tanya kepada orang yang lebih dahulu beternak Semut jepang. Akhirnya Basir memutuskan untuk mencoba bisnis barunya.
 
"Yah mas, dari pada meratapi nasib, dengan harga karet yang tak kunjung naik. Lebih baik kita mencari jalan keluar dengan mencoba berbagai bisnis, supaya dapur bisa berasap," katanya, Ahad (31/1/2016).
 
Ia menjelaskan, dari bibit yang dibelinya sekira 50 ekor, dalam waktu sekira  dua bu?lan, Semut jepang yang dimilikinya menjadi sekira 1.000 ekor. Dan dirinya mengakui dalam sehari bisa menjual sekira 30 ekor hingga 50 ekor tiap harinya.
 
Untuk harga jual, dirinya mematok sama dengan harga dirinya membeli pada pedagang sebelumnya, yakni Rp.1000/ekor?nya. 
 
"Alhamdulilah mas, paling tidak hasilnya bisa membeli beras dan tambahan uang belanja istri untuk membeli keperluan keluarga," ucapnya sambil tersenyum. 
 
Di tempat berbeda namun masih satu desa, Yuni, yang juga mencoba menernakan Semut Jepang. Mengaku, pengasilanya bertambah walaupun belum tidak seperti hasil perkebunan karet. Walaupun begitu, untuk makan sehari-hari bisa menjadi tambahan.
 
"Memang mas, kalau berharap dari karet saja sudah sulit. Makanya saya mencoba semut jepang ini, ya hitung-hitung bisa beli beras lah. Untuk makan sehari hari," tuturnya.
 
Dirinya, mengakui, bahwa dirinya masih pemula dalam beternak semut jepang ini. Dari bibit sekira 20 ekor, saat ini dirinya sudah memiliki sekira 500 ekor dalam jaka waktu dua bulan. 
 
Saat ditanya kapan panennnya, dirinya menjawab, untuk panen bisa setiap hari. Pasalnya, semut jepang sendiri setiuap harinya bertulur dan tumbuh besar.
 
Untuk pakanya sendri tidaklah sulit, dirinya hanya memberikan Ragi tape yang dijual dimana-mana. Serta wadah atau tempat berkembangbiaknya juga tidaklah membutuhkan tempat yang luas. 
 
Dirinya juga mejelaskan, bahwa khasiat dari semut jepang sendri dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai dari, kolesterol, darah tinggi, asam urat, diabetes, dan lain-lainya.
 
"Kalau lebih lengkapnya lagi mas, bisa dicari di internet tentang kahsiat dari semut jepang," tuturnya.
 
Baik, Basir dan Yuni, berharap kepada pemerintah daerah untuk bisa memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk mencoba bebisnis. Terlebih pemerintah juga harus membantu masyarakat dalam proses pemasaranya hingga ke luar kota. Sehingga penghasilannya pun bisa bertambah. (R19)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index