Ini Curhat Pedagang di Pekanbaru

Pak Wali Kota, Sejak ada Alfamart-Indomart Omset Kami Turun 50 Persen

Pak Wali Kota, Sejak ada Alfamart-Indomart Omset Kami Turun 50 Persen
pedagang kecil dan ritel di pekanbaru
PEKANBARU(RIAUSKY.COM) - Di sudut dagangan gerobak berukuran 3X3 meter yang ada di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, berdiri seorang bapak bertubuh besar. Mata bapak berkulit gelap itu, terlihat memandang setiap pengendara yang melintas, berharap pembeli datang membeli dagangannya.
 
Hanya berjarak 10 meter dari gerobaknya tersebut, berdiri gerai Waralaba Indomaret. Tim yang baru tiba diwarungnya tersebut, langsung menghampirinya. “Beli apa dek,” tanya bapak tersebut, kepada riausky, Jum'at (5/2) dini hari.
 
Usai transaksi, Bapak tersebut tampak mengeluh. Kerut wajahnya memacarkan raut yang lesu. “Ndeh, susah sekarang dek,” ketusnya dengan wajah memelas.
 
Penasaran, tim lalu bercerita dengan pedagang tersebut. Nama pedagang gerobak malam itu ternyata Iwan (60) warga Pekanbaru yang sehari-hari berdagang dari pagi hingga dini hari.
 
Dia mengaku sudah hampir 30 tahun berdagang di lokasi tersebut. Usaha barang harian yang dilakoninya dari warisan turun-temurun itu, perlahan sepi pembeli sejak Walikota Pekanbaru, Dr H Firdaus MT memberikan Izin Prinsip (IP) terhadap waralaba Alfamart dan Indomaret di Kota Pekanbaru.
 
“Omset sudah menurun hampir 50 persen. Biasa per hari saya dapat 500 ribu sekarang cuma dapat Rp200-Rp250 ribu. Sejak Alfamart dan Indomaret hadir 3 tahun terakhir inilah dagangan saya mulai sepi pembeli,” ucapnya.
 
Dia mengungkapkan bahwa perbedaan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sekarang dengan yang dulu, sangat jauh berbeda. Kalau Pemko zaman dulu, banyak pedagang makmur, bahkan selalu mendapat pinjaman modal.
 
“Kalau sekarang, Firdaus tak ada bantu pedagang sejak duduk. Padahal saya timsesnya dulu yang milih dia. Mana pernah dibantu. Yang ada cuma kemarin Firdaus lewat, tapi cuma numpang lambaikan tangan saja didalam mobil,” cetusnya.
 
Harapan bapak yang menghidupi 3 anak dan 1 cucu ini tidaklah terlalu rumit. Dia berharap Pemko Pekanbaru, lebih memperhatikan pedagang kecil serta membatasi jumlah gerai Alfamart dan Indomaret.
 
“Saya tidak masalah. Boleh buka (alfamart dan indomaret), tapi jangan terlalu banyak seperti sekarang ini. Kalau yang ada sekarang nampak seperti membunuh pedagang kecil. Kalaupun kami demo-demo pun tak ada guna, lagian tak akan diacuhkan sama Walikota sekarang,” tuturnya.
 
Tak jauh dari lokasi Iwan berdagang, atau berjarak sekitar 30 meter, berdiri sebuah warung kecil pula. Basri (30 tahun) warga yang tinggal di Jalan Hassanudin, Kelurahan Rintis, Kecamatan Lima Puluh itu, mengaku sudah berdagang usaha barang harian malam sejak tahun 1990. Usaha yang dilakoninya juga turun temurun dari ibunya.
 
Basri juga mengaku mengalami kemerosotan omset sejak kehadiran Alfamart dan Indomaret yang beroperasional selama 24 jam dan merambah sampai ke pelosok-pelosok pemukiman rumah warga. Dia hanya bisa pasrah meski kondisi usaha hariannya tidak sesukses dulunya.
 
“Sejak masuk Indomaret sama Alfamart terus terang jual beli merosot. Hutang saya makin banyak. Dulu waktu belum ada Alfamart sama Indomaret, omset saya diatas Rp1 juta, sekarang omset merosot drastis dan tidak menentu, kadang rata-rata dapat Rp400-500 ribuan lah, kalau tak percaya tanya agen-agen juga mengeluh tuh,” ujar pemuda yang menghidupi 2 orang anak dan 2 orang saudara kandung tersebut. (R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index