Ombak Bono Hanya Ada di Riau, Belum Banyak yang Tahu...

Ombak Bono Hanya Ada di Riau, Belum Banyak yang Tahu...
Peselancar di Ombak Bono, Meranti, Pelalawan
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau inginkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara mengenal berbagai destinasi wisata di Riau, sehingga mengubah cara pandang tentang provinsi itu.
 
"Selama ini orang di Riau terbius dengan sektor perkebunan dan migas (minyak dan gas bumi). Jadi, itu dikenal orang di luar provinsi ini dan nyaris melupakan potensi wisata," kata Kepala Disparekaf Provinsi Riau, Fahmizal Usman.
 
Padahal, menurut Fahmizal, Provinsi Riau miliki berbagai destinasi wisata, hanya saja belum dikembangkan secara serius seperti wisata alam di berbagai kabupaten/kota.
 
Di provinsi tersebut terdapat sedikitnya dua taman nasional yakni Taman Nasional Tesso Nilo dan memiliki Taman Nasional Bukit Tigapuluh yang miliki fungsi sebagai pusat konservasi flora dan fauna seperti harimau Sumatera, beruang madu, tapir serta lain-lain.
 
Lalu obyek wisata Bono terletak di Desa Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan atau di sepanjang Sungai Kampar dan Sungai Rokan. Saat musim pasang tinggi, gelombang Sungai Kampar mencapai hingga enam meter membentang dari tepi ke tepi dan tutupi seluruh badan dari sungai.
 
"Uniknya peristiwa ini terjadi setiap hari baik siang atau malam. Di dunia hanya terdapat dua, Riau dan Brasil. Hal ini tentu dapat menarik minat turis menuju obyek wisata itu seperti berselancar. Belum lagi Pantai Jemur di Rokan Hilir, Pantai Rupat di Bengakalis, Candi Muara Takus di Kampar dan lain sebagainya," ucapnya.
 
Fahmizal mengungkapkan, dalam rangka mewujudkan niatnya itu, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan terus melibatkan berbagai para pemangku kepentingan seperti asosiasi-asosiasi industri pariwisata lokal dan nasional serta kalangan media massa.
 
Seperti diketahui, selama ini Provinsi Riau memiliki beberapa andalan seperti minyak sawit mentah (CPO), migas dan industri kertas. Tapi dua sektor seperti ekspor CPO, kini terjadi penurunan setiap tahun.
 
"Akhirnya kita berpikir sektor pariwisata kita dorong untuk menggerakkan ekonomi masyarakat terutama tempatan dan salah satunya kita coba kenalkan dulu ke orang lain," katanya seperti dimuat Kompas.com.
 
Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Riau menilai baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota di Riau harus mengubah mental "proyek" di lingkungan kerja instansi tersebut dalam memperkenalkan destinasi wisata di berbagai daerah.
 
"Ini peluang besar, asalkan ada perbaikan serius pada jajaran dinas pariwisata. Bagaimana pun, kebijaksanaan ada di mereka. Maka dinas pariwisata harus serius berubah," kata Ketua DPD Asita Riau, Ibnu Mas'ud.
 
Apalagi, menurut Ibnu, Pelaksana tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman telah memberi amanah untuk memiliki strategi, agar bisa mendatangkan turis asing ke daerah itu karena setiap tahun tidak kurang dari 60 juta orang berkunjung ke kawasan Asia Tenggara.
 
Belum lagi, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah menambah 90 negara diberi fasilitas bebas visa kunjungan wisata dan Kementerian Pariwisata menargetkan penambahan fasilitas bebas visa bagi 80 negara pada tahun ini.
 
"Nanti totalnya ada 170 negara bebas visa. Kita minta Disparekaf untuk lakukan perubahan besar-besaran dengan tidak lagi berorientasi proyek atau segala macam, tapi pikirkan bagaimana parisawata di Riau itu maju," katanya.
 
"Karena orientasi pada proyek seperti dahulu dalam bekerja, itu hanya berlaku sesaat dan kita sangat sayangkan," tambah Ibnu. (R02/ANT)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index